Zhui Mei Sang Pewaris [Mystic World Universe]

        Semua murid dalam perguruan Taichun diundang untuk menyaksikan pertarungan antar klas tertinggi para klan. Yang mana para penonton pertandingan ini begitu banyak, sehingga membuat bangunan yang begitu luas untuk menampung ribuan penonton sudah sesak begitu saja.

Aku berada di sebelah timur bangunan ini, memilih bangku untuk duduk menyaksikan pertandingan yang akan di mulai.

Dan aku tidak sendirian, bersama kedua temanku yang setia dengan tidak memberikanku ruang untuk berpikir jernih, selalu saja ada keusilan yang mereka perbuat. Bahkan beberapa kali menuju tempat para penonton, mereka berkali-kali telah melorotkan beberapa celana lelaki pedofilia yang menggoda kami.

''Sungguh itu mengasyikkan." Kata Veronica.

"Kau masih belum terbiasa, Mei." Ani menyenggolku.

"Ih, untuk apa, kalau kita tidak lari... mungkin saja itu bahaya." Itulah ungkapanku.

"Sebagian dari mereka buka para petarung, jadi mereka tidak akan bisa menemukan kita." Itu keterangan dari Veronica.

Aku menghela nafas saja, sambil melihat ke depan.

Host yang berada di bagian tengah bangku penonton, membuat suara teriakan dengan sebuah gema dari gong yang telah di serasikan untuk suaranya: "Dengarkanlah pemirsa, hari ini ada kompetisi antara dua klan yang berbeda. Kali ini mereka adalah orang-orang yang terpilih, sering menang dalam pertandingan di luar kompetisi ini, mereka haus darah dan kekuasaan. Jangan pernah nyenggol mereka ya?"

Antara 2 klan itu saling berhadapan dengan jumlah 10 orang dalam setiap pertandingan yang akan berlanjut. Aku yakin tidak salah lihat... penglihatanku tertuju pada seorang perempuan remaja bertopeng.

Host masih berkata; "Pertandingan antara klan Xiao & Ying akan segera di mulai... silahkan menikmati acara hari ini."

....

Kali ini aku benar-benar ketiduran, di balik semua itu aku terpikirkan tentang klan Ying, bukankah itu klannya Kak Ying?

"Mei, bangun... sudah tahap final." Ani menyentuh bagian samping kepalaku.

Ternyata selama ini aku tidur di pangkuannya.

Sedangkan di sisi sebelah kiriku, Veronica sangat bersemangat saat menyaksikan pertandingan ini.

"Kali ini aku benar-benar sangat bersemangat, hei lihat... wanita berpedang dari klan Ying itu, aku yakin dia adalah pemenangnya."

Aku mengamati orang itu dengan seksama, 'Dia mirip seperti Kak Ying?'

Topeng yang dikenakan wanita ini dan busana hitam itu, tidak menunjukkan karakteristiknya yang selama ini aku kenal.

Kak Ying adalah karakteristik orang yang lembut & perhatian.

....

Entah mengapa klan Xiao dapat dikalahkan dengan mudah, bukan berarti mereka tidak hebat, tetapi klan Ying sudah meningkatkan kekuatannya. Atau orang yang mirip dengan kak Ying itu memiliki kemampuan khusus yang lebih hebat dari perkiraan semua orang tentang citra klan Xiao.

Dalam satu tebasan yang cepat, wanita itu mengalami kerusakan pedang dan punya sedikit luka, dia menyerah begitu saja. Ada beberapa tim medis yang masuk ke tengah lapangan pertandingan untuk mengobati wanita itu.

Tetapi saat ini perhatianku tidak tertuju pada siapa yang menang, wanita yang mirip kak Ying sangat mengundang perhatianku.

....

Mungkin aku bisa melihatnya lebih jelas saat dia ingin memasuki alat transformasi dari klan itu.

Aku melompat dari atas bangunan besar ini, agar bisa jatuh di depan pendekar yang menang dari pertandingan itu.

Tepat sekali, dia ada di bawah.

'Jurus angin phoenix,' agar aku bisa mendarat dengan aman.

Wanita itu memiliki nama yang tidak wajar, bukankah klan Ying sudah dibantai sejak lama, itu berdasarkan cerita kak Ying saat itu.

Tetapi kali ini Klan Ying benar-benar ada di hadapanku, dan aku cukup penasaran.

Wanita bertopeng itu telah dikerumuni banyak penggemar, mereka semua ingin meminta tanda tangan dari wanita bertopeng itu, tapi aku langsung menerobos barisan mereka.

Ada beberapa orang yang merasa kesal dengan perlakuan nekatku, dan wanita bertopeng ini sudah sangat jelas.

"Kak Ying, ternyata kakak selamat."

Ada beberapa orang bertubuh besar yang menghalangikku, aku segera menggunakan jurus api kecil agar membakar kaki mereka, tapi tanganku di genggam oleh seseorang bertubuh kekar, dan aku tidak bisa mengeluarkan jurus api.

"Kau pengacau, jangan melukai para pendekar kami... dasar bocah tengik."

Aku yakin dia kak Ying, tapi dia seperti dihenikan oleh beberapa orang dari klannya.

"Kita akan segera berangkat, maaf jika kalian keberatan." Kata seorang wanita dengan pakaian nampak seperti ratu.

"Tunggu dulu,'' kata wanita yang mirip seperti kak Ying.

Dia kemudian mulai mendekat, beberapa penggemar membiarkannya untuk melihatku yang sedang dipengang oleh satu orang pengawas lapangan pertandingan.

Wanita yang menggunakan topeng berukuran hanya untuk menutupi bagian pinggir matanya itu, seketika menampakkan senyum untukku.

Dia kemudian berbalik.

"Tunggu."

Meski aku ragu, tapi nyatanya wanita itu memberi respon baik. Dia masuk ke dalam sebuah alat trasfortasi klan yang berjenis kereta kuda.

Wanita mirip kak Ying selintas menatapku, dan kemudian kereta kuda itu pergi membawanya.