"Seharusnya dia adalah adik iparku! tapi kini malah menjadi istriku!" ABIAN NUGRAHA.
"Pria itu seharusnya menjadi kakak Iparku, tapi sekarang dia adalah suamiku!" MAHARAYA FADILLA.
bagaimana jadinya dua orang yang sebelumnya tidak saling mengenal namun tiba-tiba dinikahkan. semua itu bermula karena Andira Fadillah atau yang akrab di sapa Dira selaku kakak Maharaya atau Raya, kabur tepat di hari pernikahannya dengan seorang pria yang telah di jodohkan oleh orangtuanya bernama Abian Nugraha. Dira yang tiba-tiba saja menghilang saat akad akan di mulai membuat Ayah Faizal panik. karena insiden itu Ayah Faizal meminta Raya putri bungsunya yang masih duduk di bangku SMA kelas 12 itu untuk menjadi pengantin pengganti Kakaknya. Demi menjaga nama baik keluarga.
Bagaimana kah kelanjutan kisah keduanya. apakah mereka bisa saling menerima satu sama lain? dengan rentang usia yang lumayan jauh.
Yuk! ikuti kisah mereka!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenShafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Raya keluar kamar mandi berjalan pelan menuju tempat tidur. Ternyata ponsel nya yang tengah di charge berdering dengan layar yang berkedip-kedip.
Sontak saja wajah yang semula sedikit layu itu kini berubah sumringah saat melihat siapa yang menghubunginya.
"Holla..! Guys!" Sapanya saat baru menggeser ikon hijau itu dan tampil lah wajah-wajah para sahabatnya memenuhi layar ponselnya.
"Holla to....! Buketu..." Sahut semuanya yang kompak membalas sapaan Raya ketua geng mereka.
"Duh! Cerah sekali wajah pengantin baru kita..." Ucap Maudy yang memperhatikan wajah Raya yang menurutnya lebih cerah dan ceria.
"Kiuw-kiuw! Buketu...! Gimana rasanya MP? Sakit tidak!" Si polos Fikha bertanya dengan wajah penasaran.
"Iya Buketu coba spill dikit dong, kita-kita kan pinisirin juga gimana rasanya MP, apa bener kata orang-orang kalau MP itu sakit?" Timpal Sherly yang tak kalah penasaran juga.
"Raya! Jalan mu masih aman kan? Nggak kaya bebek?" Kali ini pertanyaan itu berasal dari Syifa yang juga menatap raya penasaran.
Sontak saja wajah Raya langsung memerah mendapatkan pertanyaan seperti itu dari teman-temannya.
"Apaan sih kalian! Anak kecil nggak boleh terlalu kepo dengan urusan orang dewasa Hahahaha!!" Raya terbahak-bahak melihat wajah sinis ke empat sahabatnya itu.
Sementara Abian yang duduk di sofa dengan laptop yang menyala itu pun ikut tersenyum kecil mendengar jawaban Raya yang menyebut para sahabatnya anak kecil. Tidak sadar jika dia sendiri pun masih bocil. Gemes!
"Apa lihatin aku seperti itu! Apa ada yang salah dengan perkataan ku?" Tanya Raya tanpa rasa berdosa telah mengatai teman-teman nya seperti itu.
"Hilih! Sendirinya pun masih bocil!" Tukas Ke empat temannya sambil merengut menatap Raya.
"Hehehe! Udah lah kalian jangan kepo, itu tidak baik. Ngomong-ngomong kalian udah rapih begini mau kemana?"
"Orang dewasa di larang kepo dengan urusan bocil...!!! Huahahahaha...!!" Kompak teman-teman Raya membalas serentak ucapan Raya tadi.
"Ish!...ish!....ish!....kalian ya, kualat entar sama ketua!" Ucap Raya yang kalah telak di balas oleh teman-temannya itu.
Terdengar riuh suara tawa dari layar ponsel yang di pegang Raya itu. Abian kembali menahan senyum mendengar itu semua.
"Eh.... sebentar Ya! Coba geser dulu, aku mau liat foto siapa yang ada di belakang mu itu!" Tukas Fikha menyuruh Raya untuk menggeser sedikit tubuhnya.
"Foto apa sih?" Sontak Raya pun menoleh ke belakang dan di sana langsung melihat foto Abian yang berukuran lumayan besar tepat berada di atas kepala tempat tidur.
"Itu foto kak Bian, mau ngapain kalian liat-liat?" Ucap Raya lagi namun tak urung menggeser sedikit tubuhnya dan mengarahkan kamera ponselnya pada foto suaminya itu.
"Udah, jangan lama-lama liatnya kasian fotonya entar lecet lagi!" Tukas nya sembari menahan tawa saat mendapatkan plototan dari para sahabatnya itu.
"Hem... pelit banget!" Ucap Sherly manyun. Dan yang lain pun mengangguk setuju.
"Eh! Guys, coba deh perhatiin foto yang ada di belakang Raya!" Ucap Fikha menginterupsi teman-temannya.
"Kalian ingat sesuatu nggak?" Tanya Fikha lagi.
Semuanya pun mengkerutkan kening berusaha mengingat sesuatu.
"Ada apa sih dengan foto kak Bian?" Tanya Raya yang ikut memperhatikan foto suaminya itu.
Abian yang tengah mengecek email pun menjadi tidak fokus mendengar perbincangan para bocil itu. Penasaran juga apa yang akan mereka bahas dengan fotonya itu.
"Udah ada yang ingat belum?" Fikha kembali bertanya pada teman-temannya.
"Nggak ingat apapun Fik!" Sahut mereka kompak termasuk Raya.
Abian geleng-geleng kepala dengan kekompakan para sahabat itu.
"Aih! Kalian ternyata udah tuir ya, masa gitu aja nggak inget!" Ucap Fikha memandang wajah-wajah penasaran teman-temannya satu per satu dengan ekspresi kasian.
"Apaan emang yang kamu ingat Fik?" Tanya Maudi si tukang penasaran tingkat dewa.
"Foto yang ada di belakang buketu itu mirip dengan Om-om yang dulu di Cafe Mall XXX. Om-om yang di tembak Raya pakai seikat Bunga yang di berikan Jodi! Masa kalian nggak ingat sih!" Jelas Fikha serius memandang wajah keempat temannya itu.
Degh!!
jantung Raya berdegup kencang.
"Ap....apa!....Masa sih Fik?" Tanya Raya yang benar-benar syok sontak kepalanya menoleh pada Foto di belakangnya itu. Raya memperhatikan wajah di dalam foto itu lamat-lamat.
"Iya! Ya, mirip banget! Apa mereka itu orang yang sama?" Tukas Fikha lagi.
Mendengar perkataan Fikha itu mata Raya tidak sengaja menatap vas Bunga mawar yang telah layu itu.
"Sekitar seminggu lebih yang lalu! Aku bertemu seorang wanita cantik dan manis. Wanita itu tiba-tiba saja menyatakan perasaannya dengan bunga ini!"
Perkataan Abian beberapa menit yang lalu langsung melintas di ingatan nya.
"Aku sih, yakin kalau mereka orang yang sama!" Ucap Fikha yakin.
"Coba cek apa masih ada bunga yang kamu berikan waktu itu Ya?" Timpal Syifa yang juga penasaran dengan kebenaran yang di ucapkan Fikha itu. "Jika masih ada berarti beneran orang yang sama dong!" Seru Syifa.
Otak Raya langsung ngebleng mendengar itu, perlahan kepalanya menoleh ke belakang di mana Suaminya berada.
Raya langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya saat bertemu pandang dengan Abian yang sengaja mengedipkan sebelah matanya menggodanya.
"Ya Tuhan....malunya!!" Monolognya
"Raya! Ya...! Kamu masih idup kan?" Panggil teman-temannya nya namun tidak dihiraukan oleh Raya gadis itu mematikan langsung sambungan Video call itu saat melihat Abian beranjak dari duduknya dengan senyum di kulum.
"Duh! Mati aku!"
😂😂😂 minyak nggak salah kok dikatain jahat.. dasar Raya..
Thank you author.. 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘