Elena Adelyn Alba wanita berparas cantik,elegan karena lahir dari keluarga cukup berada. ibu nya seorang designer bahkan rancangan nya hanya di pasarkan untuk kalangan atas sedangkan ayah nya pemilik perusahaan tekstil yang cukup terkenal. namun kehadiran Elena tidak pernah di anggap ada bahkan di perlakukan sangat buruk oleh keluarga nya, lingkungan bahkan keluarga suami nya. wanita yang selalu di anggap benalu dan tidak mempunyai kemampuan apa pun, tanpa mereka ketahui seorang Elena mampu menghasilkan jutaan dollar setiap minggu nya. Dia memang terlihat bodoh tapi dari kekurangan nya itu ada satu kelebihan.
yuks mari ikuti kelanjutan cerita dari Elena Adelyn Alba dalam Cinta Untuk Elena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon na4vR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part. 29. Curiga
Mimpi semalam membuat Elena tersiksa, bahkan masih menghantui diri nya dan membuat otak nya harus bekerja mengingat kejadian itu hingga membuat dia sulit terlelap.
Dia hanya tidur selama 2 jam, rasa kantuk masih menyerangnya namun tanggung jawab nya sebagai istri dan menantu masih harus di kerjakan dengan baik walau pun tidak di terima. Hanya saat makan malam atau sarapan pagi Elena sebisa mungkin melayani Luke dengan baik selayaknya seorang istri pada umum nya.
Walaupun muak tapi sebisa mungkin dia tidak melewatkan nya.
Setelah selesai mandi, dia berdandan sedikit hanya untuk menutupi muka nya yang pucat, lalu dia meminum obat sakit kepala guna meredakan sedikit rasa nyeri di kepala nya. Tapi sebelum nya Elena sudah memakan cemilan terlebih dahulu.
"Selamat pagi Dad, Ibu mertua."sapa Elena dengan senyum manis nya seperti biasa.
"Iya.."
Elena langsung duduk di sebelah Luke yang nampak sudah rapih dengan pakaian kerja nya, jangan lupa wangi serta tampan. Sebelum Elena datang terdengar suara Luke yang bertegur sapa dengan keluarga nya namun mendadak diam saat istri nya sudah bergabung di meja makan,Elena tidak peduli dan bersikap acuh.
"Mau sarapan apa?" tanya Elena pada Luke sambil mengangkat piring kosong.
Di meja makan sudah tersaji pasta, sandwich, susu dan roti panggang. Tinggal mereka memilih sesuai selera masing masing.
"Bebas.."
Elena mengangguk paham dan sudah jadi rutinitas nya mengambil makanan untuk suami nya walau pun tidak terlalu sering juga, jika sedang ingin di layani saja. Luke duduk tanpa menyentuh apa pun dan Elena seolah harus paham untuk segera mengambil makanan.jika seperti itu berarti mood suami nya sedang baik baik saja, berbeda kalau mood nya lagi. Buruk. Jangan harap makanan tersebut mau di sentuhnya, dia akan menyiapkan makanan nya sendiri.
Baru saja memulai menyuap sarapan, ada suara penuh dengan nada ceria terdengar dan menyapa semua keluarga James yang ada di meja makan dengan senyuman lebar nya.
"Hai, selamat pagi semua!"
Semua mata hanya menatap pria itu sekilas tanpa ada yang mau menjawab, Sonya yang seharusnya menyambut keponakannya itu hanya bisa diam dan memilih melanjutkan sarapannya.
"Duduklah Mark, ayo kita sarapan bersama.."ajak James dan suasana kembali hening.
Mark memilih duduk di hadapan Elena, "Terima kasih, paman. Aku memang sengaja datang pagi pagi hanya untuk ikut sarapan dengan kalian."
"Apa dirumah mu, sudah kehabisan stok makanan?"sindir Nathalie.
"Tidak, hanya Mama dan Papa ku sedang pergi.. Jadi apa salah nya aku bergabung sarapan dengan kalian!! Karena aku tidak suka makan sendirian.."sahut Mark acuh.
"Cih alasan klise.."sahut Nathalie ketus.
"Bukan alasan tapi memang benar seperti itu!!lagi pula aku tidak punya keluarga lagi selain kalian.."
"Oh ya?
"Apa kalian bisa diam? Makanlah dan jangan suka berdebat di meja makan!!" tegur James pada Mark dan juga Nathalie. Dia tidak suka ada perdebatan di meja makan, kalau hanya untuk berbincang hangat. James tidak akan melarangnya, karena ini sudah aturan keluarga Avaaskha.
"Maaf paman.."
Tiba tiba mata Mark menatap pada wanita yang duduk di hadapan nya, wanita cantik yang hari ini terlihat ceria."Hai kakak ipar , kita bertemu lagi?
"Hemm.."jawab Elena singkat tanpa menatap ke arah Mark sama sekali.
Luke menatap tidak suka.."Kau sudah mengenal nya?
"Kami sudah berkenalan semalam, Aku yang menyapa nya lebih dahulu saat dia pulang dari pesta.. Sendirian."sahut Mark
"oh.."
"Memang kalian tidak datang ke pesta bersama sama?
"Tidak.."jawab Luke
Elena memilih diam dan abai dengan obrolan mereka, baginya itu sangat tidak penting.
"Ah ternyata dugaan ku salah..aku melihat kakak ipar yang sangat cantik ini masuk kedalam rumah seorang diri dan wajahnya terlihat sedikit mendung.. Kau tahu Luke? Aku pikir kau menyuruh kakak ipar pulang lebih dulu seorang diri!! Kau sangat keterlaluan kalau memang itu benar..ah tapi ternyata, aku salah!! Maafkan aku ya yang sudah berburuk sangka pada mu.."terang Mark
Sebenarnya dia sudah tahu namun berpura pura seolah dia tidak paham akan situasi dirumah ini. Dia berharap Luke akan terpancing dengan sindiran nya namun dugaan nya salah. Luke malah terlihat acuh dan tidak menanggapi nya.
"Elena.."
Elena langsung menoleh kesamping dengan dahi mengernyit bingung, karena baru saja ibu mertua nya yang memanggil nama nya." iya?
"Kau ada acara?
Elena malah semakin heran dengan pertanyaan Sonya, namun diri nya sudah tidak mau ambil pusing." Tidak ada."
"Aku ingin mengajak mu ke mall, seusai sarapan. Apa kau ada waktu?".
Elena mengumpat kasar dalam hati nya, belum juga Elena menyahut namun sudah ada suara lain terdengar.
"Mall? Tanya Nathalie dengan sedikit keras, ada emosi di wajah gadis itu..""Mommy mau mengajak wanita itu ke mall? Bukan nya Mommy sudah janji mau pergi dengan ku?
"Maaf Nath, teman teman Mommy mengubah waktu nya menjadi pagi..bukan kah kau harus kesekolah? So, Mommy memilih mengajak Elena untuk menemani..".
(oh jadi dia mau mengajak ku bertemu teman sosialitanya, hanya untuk menggantikan Nathalie) guman Elena dalam hati.
"Kenapa, Mommy tidak mengajak Kak Syarla?
"Syarla akan menemani ku untuk meninjau proyek hari ini!! Sela Nicholas yang selama ini bungkam saat di meja makan.
"Oh ayolah, sayang.. Mommy akan mengajak mu besok sebagai ganti hari ini!! Sonya coba membujuk putri bungsu nya itu.
Sebelum berangkat, Nathalie berpamitan dengan James.."aku berangkat dulu, Dad."
"Iya, hati hati.."
"hu..anak itu selalu saja merajuk kalau keinginannya tidak di penuhi.."gumam Sonya
"Itulah hasil dari didikan mu!! Ujar James dan Sonya hanya menatap kesal pada suaminya.
"Susul saja sana,aku tahu kau tidak akan bisa tenang kalau putri kesayangan mu pergi dalam keadaan marah.."
James benar, Sonya harus membuat putri nya paham akan rencana yang baru saja dia pikirkan secara tiba tiba. Sonya pun bangkit dari duduk nya namun dia sempat bicara dengan Elena.."bersiaplah, aku tunggu jam sembilan.."
Dengan terpaksa akhirnya Elena mengangguk.."iya.."
Satu persatu semua orang yang ada di meja makan beranjak pergi dengan tujuan nya masing masing. Di meja makan hanya menyisakan Elena dan Mark, karena Elena masih memikirkan kejanggalan atas sikap Sonya.
Tanpa di sadari Elena ada sepasang mata yang menatapnya penuh ketertarikan, bahkan dia sangat menikmati setiap ekspresi di setiap wajah cantik kakak ipar nya.
Mark bahkan bisa menebak apa yang sedang Elena pikirkan, bahkan dia saja curiga dengan sikap Sonya tadi.