NovelToon NovelToon
Di Antara Berjuta Insan,Kupilih Dirimu

Di Antara Berjuta Insan,Kupilih Dirimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Suami ideal
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: NAMIFA_88

cerita ini hanya fiktif belaka...mohon ma'af apabila ada kesamaan nama,tempat dan latar belakang.

cerita sederhana tentang dua insan yang disatukan oleh takdir...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NAMIFA_88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18.lamarkan saja

"assalamualaikum..."

"waalaikumsalam..."umi Sarah celingak -celinguk ke kebelakang punggung putranya,ustadz Azzam,tidak menemukan sosok suaminya,"mana abimu?"

"biasa mi,abi kalau udah jumpa sama temen,asik mengobrol,jadi Azzam pulang duluan"

ustadz Azzam baru pulang dari mesjid,tadi bersama abi Ahmad,tapi di tengah jalan,salah satu teman abinya datang dan kalau dia tidak salah dengar,ada yang di bicarakan,entah apa.

merasa tidak ada urusan,jadi dia pamit pulang duluan.

"yaudah,kamu mau sarapan sekarang?"

"nanti aja umi,Azzam mau ganti baju trus lari pagi sebentar"rutinitas yang biasa dia lakukan,minimal satu atau dua kali dalam seminggu.

"yasudah,sana,nanti kesiangan"ujar umi Sarah,dia hafal tabi'at putranya itu,kalau kesiangan maka batal lari pagi,alasannya sudah terlalu banyak orang.

"kalau begitu,Azzam ke kamar dulu umi"pamit ustadz Azzam.

setelah itu,dia masuk ke dalam kamar,mengganti baju menjadi pakaian khusus yang biasa dia pakai untuk olahraga,celana training di padukan baju kaos oblong lengan pendek,plus handuk kecil menggantung di leher.

siap,dia langsung berangkat,seperti biasa,dari rumah,dia berlari kecil menuju lapangan yang biasa di jadikan teman bermain oleh anak -anak setempat.kemudian lari beberapa kali putaran disana,lalu pulang.

****************

tok...tok...tok...

"Jana..."panggil wanita paruh baya di depan pintu kamar berwarna coklat tua,tangannya juga terulur mengetuk pintu di depannya tersebut.

tidak berselang lama,pintu terbuka bersamaan dengan kemunculan seorang wanita muda,"ada apa ma?"

"kamu sibuk?"

"nggak ma,tapi rencananya mau lari pagi sih,di dekat -dekat sini"

lari pagi...sebenarnya hal yang tidak pernah dia lakukan selama 25 tahun ini,dia memang orang yang ambisius,tapi kalau urusan olahraga,itu urutan terakhir yang akan dia pilih,waktu sekolah pun,kalau saja tidak wajib,dia mah lebih milih nggak ikut.

dan kali ini,entah ada angin darimana sedang bertiup,tiba -tiba dia ingin melakukannya,meski tidak benar -benar lari pagi,dia hanya sangat tergiur jalan -jalan,menghirup udara segar yang belum tercemar,tapi siapa tahu nanti dia keburu,jadi harus lari...he he he...canda...

"sekalian nanti kamu beliin mama sayur ya"

"sayur?tapi aku nggak pergi jauh ma,masa aku harus ke pasar sepagi ini"

Senja mengerjitkan alis,dia tidak kepentok apapun yang bisa membuat amnesia,seingatnya dia mengatakan di dekat sini,sedang di perumahan tempat tinggal mereka tidak ada pasar,dan pasar adanya lumayan jauh,kalau jalan kaki,di jamin pegal -pegal parah apalagi untuknya yang malas olahraga.

"siapa bilang belinya di pasar?"

penuturan mama Amelia semakin membuatnya bingung,kalau bukan di pasar,dimana lagi,setahunya beli sayur ya di pasar.

"terus di mana ma?"

"di depan,nanti kang sayur lewat,kamu tinggal sebut sayurnya,trus bayar"

"oh...okelah kalau begitu,memangnya beli apa?"

"beli tempe sama bayam,mama mau masak perkedel sama sayur bening buat makan siang"

"siap ma"

****************

cuaca pagi ini lumayan kelabu,akibatnya udara lebih dingin dari biasanya,padahal sudah hampir pukul 6 pagi,dan kabut sisa -sisa tadi malam masih tersisa mengambang di udara.

tap...tap...tap...

derap langkah cepat begitu kentara terdengar di tengah suasana sunyi,bukan berarti tidak ada orang,hanya saja baru beberapa orang saja yang berkeliaran di luar rumah,bersamaan dengan deru nafas yang terengah -engah.

huh...huh...huh...

seorang pria yang tidak lain ustadz Azzam nampak mengusap peluh yang bercucuran mulai deras di area wajahnya,meski cuaca dingin,namun tidak membuat keringatnya tidak keluar,karena hawa panas tubuhnya tetap naik akibat berlari dari rumah ke lapangan.

"assalamualaikum Zam"ujar seorang pria yang berpapasan dengannya,dan dia balik menjawab salam.

"waalaikumsalam mang Udin"

"tumben pagi -pagi mau kemana?"

"nggak kemana -mana mang,cuma lagi lari pagi aja"

"oh...lari pagi,kirain mau kemana"

itulah sekedar basa -basi,padahal tanpa bertanya pun sudah tau pagi -pagi memakai pakaian olahraga,ya...mau apalagi kalau bukan olahraga,emangnya mau panjat pohon?

"kalau begitu,aku lanjut ke sana dulu mang"

"silahkan"

****************

selesai makan malam,Senja dan kedua orang tuanya mengobrol santai di ruang tamu,berbincang random,dan mama Amelia seperti biasa selalu menyelipkan pembahasan yang berkaitan tentang ustadz -ustadz muda,salah satunya pria bernama Azzam,pria itu inilah...itulah...

tiba -tiba Senja teringat jawaban ustadz Azzam atas pertanyaannya waktu itu,

"memangnya kriteria calon istri ustadz gimana?"

"paling penting wanita yang seiman -seagama,mau di ajak untuk terus menerus jadi lebih baik dan hati saya menerima"jawab ustadz Azzam tenang,dalam artian hatinya yakin,tidak ada keraguan sedikitpun.

"mama sebegitu sukanya ya sama ustadz Azzam?"timpal Senja di sela obrolan papa dan mamanya yang sama -sama memuji -muji pria bernama Azzam itu.

"iyalah,kamu kalau cari calon suami yang kayak ustadz Azzam,ya kan pa?"

"iya,papa setuju sama perkataan mama kamu"

"sama persis?emangnya dia kembar?"

"nggak juga,maksud mama ilmu sama akhlaknya"

"kalau begitu lamarkan saja ustadz Azzam itu untuk Senja"ujarnya enteng,seakan hal itu sangat mudah,tinggal sat set sat set jadi...

uhukk...uhukkk...

mendengar itu,mama Amelia sampai tersedak ludahnya sendiri saking kagetnya,tidak menyangka Senja akan berkata seperti itu,begitu pun papa Brian,hanya saja pria itu lebih bisa mengendalikan ekspresi wajahnya.

itulah yang terjadi kalau punya anak suka asal ceplos,kadang bikin jantungan,tapi untung tidak punya riwayat penyakit jantung.

"huss...kamu ini bicara seenteng itu,kayak mau beli permen aja"

"ya...gimana lagi,mama mau punya mantu kayak ustadz Azzam itu,papa juga setuju,dan aku pun setuju,tidak ada lagi masalah"

mendengar perkataan enteng putrinya,membuat mama Amelia gregetan sendiri,dia memang mau punya mantu yang akhlak dan ilmunya seperti putra abi Ahmad dan umi Sarah,tapi nggak segampang itu juga...dan tidak harus pria itu,dia sadar saja putrinya belum sepantas itu bersanding dengan pria sesempurna ustadz muda tersebut.

"taulah kamu ini,pa liat deh anak kamu ini"

"tapi Senja ada benernya juga"papa Brian yang malah ikut -ikutan,semakin membuat mama Amelia tambah gregetan sendiri.

"kalian berdua ini sama aja"

"mau -mau kalian ajalah"sambungnya sambil bangkit berdiri dan melangkah menuju dapur,sambil mendengus,meninggalkan ayah dan anak yang terdengar cekikikan.

"tapi Senja serius ma,lamarkan ustadz Azzam buat Senja"teriak Senja,sengaja agar mama Amelia yang sudah menghilang di balik tembok mendengar.

bantu like dan comment...

1
Proposal
🔥5 BINTANG SUPPORT🌟 BUAT KAKANYA 🥰😖
NAMIFA_88: makasih
total 1 replies
Roxanne MA
bagus+seru banget ka, terus semangat untuk berkarya yaaa
NAMIFA_88: makasih
total 1 replies
Roxanne MA
bagus ka lanjutin bab selanjutnya
Aki
Bahasanya keren abis.
Ludmila Zonis
Ngga bisa move on!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!