Berfokus pada Kaunnie si remaja penyendiri yang hanya tinggal bersama adik dan sang mama, kehidupannya yang terkesan membosankan dan begitu-begitu saja membuat perasaan muak remaja itu tercipta, membuatnya lagi dan lagi harus melakukan rutinitas nyeleneh hanya untuk terbebas dari perasaan bosan tersebut.
tepat jam 00.00, remaja dengan raut datar andalannya itu keluar dan bersiap untuk melakukan kegiatan yang telah rutin ia lakukan, beriringan dengan suara hembusan angin dan kelompok belalang yang saling sahut-sahutanlah ia mulai mengambil langkah, Kaunnie sama sekali tidak menyadari akan hal buruk apa yang selanjutnya terjadi dan yang menunggunya setelah malam itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yotwoattack., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BI BAB 33 - Battle manusia lidi.
Saat ini aku sedang bersantai di hospital bed ditemani oleh dua makhluk reinkarnasi terompet. Iya, kalau bukan Starla dan Rama siapa lagi memang?
Kata Buk dokter aku harus dirawat inap, katanya luka-luka di tubuhku bukan hanya mengerikan namun juga beresiko infeksi dan meninggalkan bekas.
Sebenarnya aku tahu separah apa luka yang terdapat pada tubuhku karena jujur aku beberapa hari ini tidak mandi ya karena luka-luka tersebut. Namun yasudahlah, toh, saat ini aku juga sedang dirawat.
"Aa~" Starla menyodorkan garpu yang terdapat melon manis diatasnya, membuat aku yang memang gemar di ratukan langsung membuka mulut.
"Enak gak duduk diem disitu? Makanya jangan cari penyakit muluu!!" tajam Rama sembari terus memantau selang infus ku. Dia memang menjadi lebih jutek ketika tahu berapa jumlah dan seberapa besar akibat yang akan aku dapat apabila aku terlambat beberapa hari saja membawa luka-luka di tubuhku ini kerumah sakit.
Haish~
Aku menghembuskan nafas panjang dengan mulut yang sibuk mengunyah karena Starla yang tidak ada jedanya menyuapkan buah-buahan yang ia bawa untukku. Dari wajahnya sangat terlihat bahwa Starla begitu enjoy dengan penuh semangat menyumpali mulutku. Entahlah, mungkin ini hobi barunya.
"Eh, guyss!! gue punya hobi baru!" ujar Starla sembari terkekeh dengan tangan yang sibuk mengopek kulit jeruk yang tampak sangat segar dan manis. Heumm.. pasti harga buah-buahan yang Starla bawa lebih tinggi dari uang tabunganku.
Setelah memastikan bahwa tidak akan ada kemungkinan terjadi kesalahan pada selang infus ku, Rama dengan santai merajut langkah untuk duduk di kursi samping hospital bed ku berada.
"Apa tuh." sahut Rama pada ujaran Starla barusan.
"Hobi baru gue adalah..." Starla berujar sembari menunjuk aku yang sedang ngecap dengan pipi menggelembung. "Nyuapin orang sakit." sambungnya santai.
Aku memutarkan bola mata karena sudah bisa menebak apa yang akan ia katakan.
Gadis bernama Starla itu memang mudah sekali mendapatkan hobi baru, biar ku tebak lagi, hobinya bisa tercipta karena tadi ia keasyikan menyuapi neneknya lalu sekarang ia juga dengan semangat 45 menyuapi diriku ini seolah aku adalah kelinci penyalur hobinya yang kedua.
Namun ya sudahlah lupakan, toh yang untung disini adalah aku sendiri. "Xixixii~" aku terkikik lalu kembali melanjutkan aksi mukbang buahku lagi.
Setelahnya kami hening dengan urusan masing-masing. Starla sibuk mengupas dan memotong ini itu untukku, aku sibuk mengunyah ribut, dan Rama yang bersandar sembari asyik bermain dengan handphone di genggamannya.
'kapan terakhir kali aku kesini, ya?'
Ini kali pertama aku masuk rumah sakit karena alasan pribadiku sendiri. Aku jarang menginjakkan kaki kesini namun, yeah.. dulu-dulu sekali aku pernah aktif kesini di karenakan almarhum sahabatku yang tidak jarang mendapatkan musibah sehingga mengharuskan ia ketempat ini demi keselamatan nyawanya.
Netraku tiba-tiba salah fokus pada Starla yang sedikit curi-curi pandang pada Rama.
'heumm... Mencurigakan...'
Aku menyipit dengan benak mengorek sesuatu yang kurasa saat ini sedang di butuhkan.
Aha!
Kalau tidak salah waktu itu Starla juga agak marah ketika tahu bahwa Rama berangkat bersama denganku, padahal gadis itu tahu sendiri bahwa aku dan Rama satu kampung juga lumayan akrab lah.
'jangan-jangan..'
Aku tiba-tiba membelalak dengan mulut menganga membuat Starla yang berada sangat dekat denganku langsung terjenggit kaget.
"Anjir! Kerasukan lu?!!"
'eh, tapi gak mungkin sih..'
Aku mendatarkan wajahku kembali. Starla menyukai Rama? Atau... Starla menyukaiku? Yang pertama itu sih agak mustahil sedikit dan yang kedua agak nyeleneh namun yeah sepertinya ada cukup banyak kemungkinannya lah.
Starla itu orangnya posesif sekali terhadapku, dulu-dulu sekali aku pernah mengalami insiden yang membuatku diantar oleh pemuda random untuk bisa sampai ke sekolah.
Dan kau tahu apa tanggapan Starla? Ya. Ia ngereong dan dengan juteknya mengusir pemuda malang yang dengan baik hati mau mengantarkan ku ke sekolah tersebut.
Padahal jarang sekali aku dibaiki seseorang, mana sampai dianterin ke sekolah pula.
Responnya sama persis ketika aku membawa Sebastian ke rumahnya waktu itu. Bedanya, jikalau kasus pemuda random Starla ingat maka kasus Sebastian ini ia tidak ingat sama sekali.
Tanpa sadar aku mempercepat tempo kunyahan mulutku. Kalau diingat-ingat kembali rasanya aku jadi ingin menghajar hantu lagi.
"Wooiii?!! Beneran kesurupan inii??" Starla berujar melengking.
Hadeh.
Aku menoleh untuk membalas tatapan penuh pisau Starla. "Enggak, cuma tapi lidah aku gak sengaja kegigit." Santaiku lalu aku bersandar dan kembali menikmati buah lezat tersebut lagi.
Dasar! Bisa-bisanya aku dengan tidak tahu diri memikirkan ingin menghajar hantu padahal alasan mengapa aku bisa berada disini itu ya karena hantu itu sendiri.
•
•
Hari yang cerah telah berubah jingga sedangkan aku dan duo terompet masih dalam posisi yang sama, Entahlah hal apa saja yang telah kami lakukan dari tadi pagi sampai sudah maghrib begini.
Rama membereskan banyaknya bungkus juga wadah-wadah makanan kami diatas meja, pria itu memasukan sampah baru tersebut kedalam sebuah kantong plastik hitam lalu ia merajut langkah keluar dengan santai.
"Yok yookk maen lagi yokk~" Starla dengan prustasi kembali mengarahkan handphonenya ke depanku yang langsung ku tolak dengan mendorong balik handphone yang ia ajukan.
Aku dan Starla sedang bermain game manusia lidi yang setiap kali karakterku mengangkat pedang maka karakter Starla akan kalah lalu terjungkal masuk kedalam lava yang panas, membuat gadis tersebut kesal lalu mengajakku battle berpuluh-puluh kali namun yeah.. hasil yang ia dapatkan tetaplah kekalahan.
"Isshhh!! Sekali lagi ayoooo!!" Starla berujar sebal yang tetap tidak ku gubris walau ia sudah berusaha mendapat perhatian dengan menyenggol diriku beberapa kali.
Mau bagaimana lagi? Aku sudah begitu bosan dengan drama manusia lidi. Sudah beberapa jam aku dan Starla bermain namun gadis itu belum ada tanda-tanda akan menang juga, aku bahkan telah mencoba cara menyerahkan diri dengan tidak melakukan apapun pada manusia lidi miliknya namun bukannya ia jadikan peluang tersebut agar menang, manusia lidi Starla malah dengan tololnya kehilangan kontrol dan berakhir menceburkan diri.
Hadeh~
Netraku mengedar santai menyusuri setiap sudut ruangan dan terhenti pada bagian sisi pojok sebelah kiri.
Aku memutar bola mata malas ketika makhluk kampret yang selalu mengikutiku itu masih ada disana. Ia memang sudah ada disana dari beberapa jam yang lalu, aku baru menyadari keberadaannya ketika aku kebelet lalu Starla mengantarkan ku menuju kamar mandi.
'dia enggak bosan apa, ya?'
"Kau," panggil Rama yang dengan santai berjalan masuk lalu kembali duduk dikursi.
Aku menoleh lalu mengangguk dagu kedepan untuk merespon panggilannya.
"Aku tadi liat Linda, dia juga lagi dirawat disini," santainya dengan tangan yang bergerak membenarkan rambutku.
Kalian ingat satu-satunya temanku dikampung? Iya, gadis centil yang kelewatan pede itu.
Ia Linda.
"Linda itu orang di kampung klen itu ye," ujar Starla masih fokus dengan game manusia lidinya.
Rama berdehem membenarkan. "Katanya dia kena demam berdarah, habis ini aku mau keluar dulu buat beli semprotan nyamuk sama perlengkapan buat Starla disini." Ujarnya yang kami respon dengan anggukkan cepat.
Tadi Rama memang meminta Starla untuk menemaniku disini karena pria itu mengasihani ku. Takut aku kesepian lah, inilah, itulah, kata si Rama sebenarnya ia ingin ikut menginap juga disini namun tidak bisa karena malam ini ia sedang ada urusan.
Aku sih nurut saja apalagi ketika tahu bahwa Starla sangat excited untuk menemani diri ku. Daripada aku berduaan dengan si kampret dipojok itu lebih baik aku mengoceh berdua dengan Starla, kan? Tidak mengapa lah apabila aku harus diajak battle manusia lidi ratusan kali, hahaha.