NovelToon NovelToon
Wanita Idaman Ketua Mafia

Wanita Idaman Ketua Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: MJ.Rrn

Elang Langit Perkasa, sifat yang dimiliki Elang sangat sesuai dengan namanya. Bebas, kuat dan juga pantang terkalahkan. Dan yang membuatnya semakin brutal karena terlahir di keluarga Mafia.
Dari sekian banyak wanita yang mendekatinya, hanya seseorang yang bisa mencuri hati Elang, Raysa Putri Ayu. Wanita yang dia temui di waktu yang salah, wanita yang menyelamatkan nyawanya. Tapi untuk mendapatkan Raysa tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh perjuangan ekstra dan juga air mata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MJ.Rrn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemarahan Elang

Raysa terbangun dari tidurnya karena mendengar suara aneh di ruangan sebelahnya, Raysa pun segera bangun dan melangkahkan kaki keluar. Dia penasaran dari mana datangnya suara itu.

Raysa berdiri di pintu dan terkejut melihat Elang yang sedang memukul samsak yang di gantung disana, Elang membabi buta. Tubuhnya basah oleh keringat dan bagian tangannya juga terlihat berdarah, terlihat jelas kalau Elang sedang melampiaskan kemarahannya.

Raysa bergegas mendekati Elang dan menahan tangan pria itu, Elang dengan nafas memburu menatapnya.

“Sudah, tangan kamu berdarah.” Ucap Raysa mencegah, dia menatap iba kepadanya.

Elang membalas tatapannya dan seketika Elang membungkam bibir Raysa dengan sangat kasar. Air mata Raysa jatuh, Raysa berusaha mendorong tubuh Elang supaya menjauh darinya.

Elang melepaskan bibir Raysa, Elang merasa sangat bersalah atas apa yang dia lakukan. Elang mengulurkan tangan menghapus jejak di bibir Raysa sembari mengucapkan kata maaf.

“Maaf..” Ucap Elang lirih, Raysa menggelengkan kepalanya.

Dia paham dengan apa yang dilakukan Elang, Elang lebih memilih menyakiti dirinya dari pada menyakiti Raysa untuk melampiaskan semua kemarahannya.

Raysa kembali mendekat, mengulurkan kedua tangan membelai wajah Elang dan merapikan rambut pria itu. Dia paham akan kemarahan Elang, dia paham Elang berusaha membantunya tapi Raysa malah menyalahkan Elang atas semua yang telah dia lakukan.

“Aku yang salah, aku yang seharusnya minta maaf.” Ucap Raysa, Raysa perlahan mendekatkan bibir mereka dan kembali menyatukannya.

Elang melumat bibir Raysa dengan sangat lembut dan mesra, Raysa mengalungkan tangannya di leher Elang. Elang mengangkat tubuh Raysa dan membawa wanita itu keluar dari sana menuju kamar mereka dengan bibir yang masih saling menyatu.

Elang membaringkan Raysa di atas ranjang dan pria itu berada di atasnya, Elang melepaskan bibir Raysa dan menatap dalam kedua mata Raysa.

“Maaf kalau aku menyakitimu tadi.” Ucap Elang lirih.

“Lakukan lah, bukannya dia juga telah melakukan dengan wanita lain. Jadi aku juga berhak untuk melakukannya.” Bisik Raysa, Elang menggelengkan kepala.

“Jangan paksakan diri kamu sama seperti dirinya, aku tidak mau sayang. Kamu tetap adalah kamu dan aku akan melakukan setelah kamu siap.” Balas Elang, Raysa kembali menarik tengkuk Elang supaya wajah pria itu mendekat kepadanya.

“Kamu tidak menginginkan aku?” Tanya Raysa, Elang tersenyum tipis mencium singkat bibir Raysa 

“Aku sangat menginginkan kamu, tapi bukan dengan cara seperti ini. Kamu tidak perlu membalas dendam dengan cara yang sama.” Jawab Elang, Raysa terharu mendengarnya.

“Tidurlah, aku mau mandi dulu.” Ucap Elang beranjak dari tubuh Raysa.

“Jangan lama-lama, aku menunggu kamu.” Balas Raysa, Elang tersenyum menganggukkan kepala dan berjalan menuju kamar mandi.

Sembari menunggu Elang, Raysa kembali melihat video yang telah dikirim ke ponselnya. Raysa menggelengkan kepala, tapi perasaannya sekarang tidak sesakit tadi. Dia perlahan mulai berdamai dengan keadaan dan Raysa juga sudah memikirkan langkah yang akan dia ambil.

Raysa segera mengambil ponsel dari dalam tas, dia mengetik pesan dan mengirimnya ke nomor Angga.

“Angga, kita akhiri saja hubungan ini. Sepertinya aku belum siap untuk menikah, aku masih ingin mengejar mimpiku. Maaf atas keputusanku yang mengejutkanmu, besok aku akan memberitahukan kepada mama dan papa. Semoga kamu memahami keinginan aku dan tidak mempersulitnya.” 

Raysa tersenyum dan bernafas lega, entah kenapa pesan itu seakan melepaskan semua kegundahan hatinya.

Raysa akan berbaring setelah menyimpan kembali ponselnya, tapi ketika Elang keluar dari kamar mandi, Raysa langsung terdiam membisu dengan tatapan tidak lepas dari pria itu. Elang keluar hanya memakai handuk yang melilit di pinggang, sedangkan badan dan rambut pria itu masih basah. Mata Raysa sampai tidak berkedip melihat betapa sempurnanya ciptaan tuhan yang saat ini berada di depan matanya. Entah kenapa wanita itu merasa penasaran dengan sesuatu yang berada di balik handuk itu.

“Hai, ada apa?” Tanya Elang heran, Raysa menggelengkan kepala cepat dengan wajah merona merah.

“Tidak.” Jawab Raysa terbata, jantung Raysa berdebar-debar.

“Jangan bilang kamu mulai berpikir jauh.” Goda Elang tersenyum tipis, Raysa kembali menggelengkan kepala cepat membantahnya.

“Tidak.” 

“Ya sudah, aku pakai baju dulu.” Ucap Elang  menuju lemari dan mengambil bajunya, Raysa segera berbaring dan membenamkan wajahnya di bantal karena malu.

Raysa juga heran, kenapa dia malah berpikir tidak masuk akal ketika melihat Elang dalam kondisi seperti itu, apa karena pesona Elang yang tidak bisa dielakkan.

“Ayo tidur.” Ajak Elang naik ke atas ranjang, pria itu menata bantal dan membaringkan tubuhnya. Elang mengulurkan tangan dan menarik tubuh Raysa supaya mendekat dengannya, dia menjadikan salah satu tangannya sebagai bantal

Raysa membenamkan wajahnya di dada Elang, dia masih sangat malu untuk menatap pria itu, dia yakin wajahnya masih merona semu.

“Hai, kenapa?” Tanya Elang lagi, sikap Raysa terlihat sangat aneh baginya.

“Tidak ada apa-apa.” Jawab Raysa pelan, Elang yang masih penasaran mengangkat dagu Raysa supaya menatapnya.

“Jangan bohong, ada apa?” 

“Kamu menggoda aku.” Jawab Raysa kembali membenamkan wajahnya, Elang langsung tertawa geli mendengar jawaban wanitanya itu.

“Kamu ini, ayo tidur.” Ajak Elang segera mengganti lampu kamar, Raysa menganggukkan kepala berusaha memejamkan mata sedangkan jantungnya masih terasa belum aman.

….

Pagi menjelang, mentari perlahan mulai menyinari bumi. Elang lebih dulu bangun dari pada Raysa, tapi dia belum beranjak dari ranjang. Elang tidak mau mengganggu kekasihnya itu, makanya dia dengan sabar menunggu.

Raysa menggeliat dan membuka mata, Elang langsung menyambut dengan senyuman hangatnya.

“Pagi.” Sapa Elang mencium singkat bibir Raysa.

“Pagi juga, sudah jam berapa?” Balas Raysa bertanya.

“Jam 6, kamu belum terlambat.” Jawab Elang, Raysa menganggukkan kepala dan segera duduk. 

Seperti biasa, setiap pagi sebelum bangkit dari ranjang, wanita itu akan lebih dulu minum air untuk menetralkan pencernaannya.

“Aku mandi di luar.” Ucap Elang memeluk Raysa dari belakang, Raysa tersenyum meraba wajah Elang dengan satu tangannya.

“Oke.” Balas Raysa, Elang mencium pipi Raysa sebelum keluar dari sana.

Setelah selesai membersihkan diri, Elang dan Raysa segera sarapan sebelum berangkat. Pagi ini Elang kembali menghidangkan menu yang simple dan sederhana untuk mereka.

“Ini.” Ucap Raysa menggeser ponselnya kearah Elang, senyuman tipis muncul dari sudut bibir Elang setelah membacanya.

“Dua, tiga hari dia pasti datang mencari kamu.” Ujar Elang kembali menyerahkan ponsel Raysa, Raysa menganggukkan kepala setuju.

“Sudah pasti, Angga tidak akan gampang menerima. Pasti dia akan menyulitkan aku dan membawa semua keluarga.” Balas Raysa.

“Kamu tenang saja, kalau dia menyudutkan kamu atau menyalahkan kamu. Maka kita pakai semua bukti untuk memperlihatkan keburukannya.” Ucap Elang, Raysa menganggukkan kepala setuju.

“Setelah permasalahan kamu dan Angga selesai, sebaiknya kita meresmikan hubungan kita. Aku tidak akan bisa bertahan terlalu lama kalau kita terus bersama, aku tidak mau mengotori kamu sebelum waktunya.” Sambung Elang, Raysa terharu mendengarnya.

“Padahal aku tidak melarang.” Balas Raysa, Elang menggelengkan kepala.

“Aku akan sabar sayang.” Ujar Elang, Raysa tersenyum senang mendengarnya.

1
Reni Anjarwani
doubel up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!