Xeena Restitalya, hidupnya selalu tidak menyenangkan setelah ibunya meningal. Ayahnya tak pernah peduli dengannya setelah memiliki istri dan juga anak lelaki.
Xeena harus berjuang sendiri untuk hidupnya. Diusianya yang sudah 25 tahun, dia bersyukur masih diberi kesempatan bekerja di tengah sulitnya mencari pekerjaan.
Tapi siapa sangka, bos di tempat kerjanya yang baru itu begitu terobsesi kepadanya.
"Tetaplah di sisiku, kemanapun kau pergi, aku tetap akan bisa menemukanmu, Xeena."
Jeremy Suryoprojo atau Jeremy Wang, dia merupakan bos Xeena.
Pria yang selalu acuh terhadap orang lain itu tiba-tiba tertarik kepada Xeena.
Xeena yang hanya ingin hidup dengan tenang kini malah berurusan dengan bos obsesif sekaligus ketua Geng Wang.
Lalu bagaimana kehidupan Xeena setelah bertemu dengan Jeremy?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tawanan Cinta 02
"Kamu beneran ndak apa-apa begini?" tanya Melky kepada Xeena sambil memindai Xeena dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dia tidak menyangka temannya itu sungguh langsung bertekad untuk melamar pekerjaan hari itu juga setelah ia memberi informasi.
Meski baju lengan panjang dan juga celana panjang milik Melky pas di tubuh Xeena, tapi tinggi badan Xeena yang memang lebih dari pada Melky membuat celana yang dipakai sedikit menggantung.
"Aman, ayok cepat. Lebih cepat lebih baik kan. Aku butuh kerjaan itu," jawab Xeena acuh tak acuh. Dia tidak peduli dengan tampilannya yang biasa saja sekarang ini. Yang penting adalah rapi dan membawa persyaratan sesuai yang dibutuhkan oleh pelamar.
Jika kalian bertanya mengapa Melky belum berangkat bekerja, semua itu karena Xeena tadi keluar rumah di jam yang sangat pagi yakni pukul enam. Dan dia sampai di rumah Melky pukul 06.30 sehingga Melky masih berada di rumah dan belum berangkat kerja.
"Nah kita sampai," ucap Melky sambil memarkir mobilnya. Xeena memutuskan untuk ikut mobil Melky agar tampilannya tetaplah rapi.
Turun dari mobil, Xeena begitu takjub melihat gedung kantor yang masuk dalam kategori besar itu. Setidaknya kantor itu memiliki 10-15 lantai. Nama perusahaan juga terpampang jelas di depan gedung, 'SJ Grup' itulah nama tempat kerja Melky dan Xeena pun sedang berjuang untuk masuk ke sana.
"Mel, gedungnya keren banget yak?" ucap Xeena takjub.
"Iya bener, nah aku anterin ke HRD. Biar langsung kamu bisa diwawancara. Tapi aku beneran minta maaf lho ini, Xeen. Soalnya posisi kerjanya cuman office girl," sesal Melky. Dia sungguh ingin temannya itu mendapatkan posisi yang bagus.
"Ndak apa Mel, lulusan SMA macam aku dengan usia 25 tahun, bisa dapat kerja aja udah sukur banget. Tahu kan di negara tercinta kita usia 25 tahun ke atas udah dianggap fosil. Susah bener nyari kerja nya hahaha."
Xeena tertawa lepas. Kesannya lucu tapi itu sungguh kalimat satir.
"Seharunya kamu itu slesein kuliah. Bapakmu emang bener-bener deh." Lagi-lagi Melky merasa kesal. Setiap membahas tentang keluarga Xeena, dia merasa selalu kesal.
"Udah jangan dibahas. Yook buruan masuk biar nggak telat juga kan. Siapa tahu aku langsung ketrima dan besok bisa langsung kerja."
Ajakan penuh semangat dari Xeena membuat Melky menghapus semua rasa kesal yang dirasakan. Dia pun membawa Xeena menuju ke ruang HRD. Dengan sedikit penjelasan kepada HRD, Melky memberitahu perihal temannya itu.
"Xeena Restitalya, usia 25 tahun. Hmmm kamu sudah banyak bekerja juga ya selama ini. Kenapa tidak kuliah?" Sang HRD mulai melakukan wawancara. Xeena dengan tenang duduk dan juga dalam menjawabnya.
"Pernah Bu, saya kuliah sampai semester 4. Tapi karena keterbatasan biaya, akhirnya saya cuti. Eh berhenti, karena itu sudah sangat lama. Awalnya saya cuti tapi ternyata saya lebih nyaman bekerja sehingga kuliah saya menjadi terhenti."
"Jadi kamu tidak masalah jadi OG?" tanya sang HRD mencoba meyakinkan Xeena.
"Tidak masalah Bu, di usia sperti saya bukan lagi memilih-milih pekerjaan. Selagi pekerjaan itu baik dan tidak menyalahi norma. Dan saya juga sebelumnya pernah jadi OG juga." Xeena menjawab dengan penuh keyakinan.
"Baiklah kalau begitu, rekomendasi Melky sungguh bagus. Ini adalah kontrak kerjanya silakan dibaca dan ditandangani, lalu ... ."
Xeena sungguh sangat senang. Ingin sekali dia bersorak sekarang ini, tapi tentu saja tidak ia lakukan.
Mungkin ini lah yang namanya rejeki tidak kemana. Akhirnya setelah satu bulan menganggur, dia bisa kembali menghirup udara bebas.
Kali ini Xeena bertekad untuk kar dari rumah. Dia tak lagi mau berpikir tentang kesulitan yang dikatakan oleh Wita jika meninggalkan rumah.
Selama ini Xeena sudah terlalu bodoh karena tidak berani mengambil keputusan untuk pergi. Mentalnya sudah tidak baik-baik saja terlebih selama ini tidak bekerja. Dia tiap hari mendengarkan omelan Wita dan juga sikap kurang ajar Aldo. Itu sungguh membuatnya tidak lagi bisa bertahan.
"Selamat bergabung di SJ Grup. Semoga kamu bisa bekerja dengan baik. Mulai besok kamu sudah bisa mulai bekerja, Xeena."
"Terimakasih Bu, terimakasih banyak. Saya berjanji akan bekerja dengan baik. Saya berani menjamin itu. Permisi."
Setelah menjabat tangan Bu HRD, Siena keluar dari ruangan. Di depan ruangan itu, Xeena bersorak tanpa suara. Dia sungguh sangat senang. Ya gara-gara keusilan yang dilakukan Aldo ternyata membawanya mendapat pekerjaan.
Tak tik tak tik
Xeena tidak ingin mengganggu Melky yang mungkin sudah sibuk bekerja. Sehingga dia memilih untuk mengirimi temannya itu pesan. Sebuah pesan yang memberitahukan bahwa dia berhasil diterima kerja di tempat yang sama dengan Melky meskipun mereka berbeda jabatan.
"Semoga kamu nggak malu ya punya temen Office Girl kayak aku." Tulis Xeena di akhir pesannya.
"Heh gila, siapa yang malu. Dasar sialan, temen nggak ada akhlak. Aku nggak mungkin dan nggak bakalan malu. Aku malah bangga punya temen kayak kamu Xeen. Bahkan kalau aku mampu dan uangku banyak, aku pengen biayain kuliah kamu lagi."
Jawaban pesan dari Melky membuat mata Xeena berkaca-kaca. Pertemanan mereka sungguh sangat kental. Xeena beruntung memiliki teman seperti Melky pun sebaliknya.
Xeena melenggang pergi meninggalkan gedung SJ Grup. Dengan perasaan senang dan juga ringan, dia mulai berjalan dan melakukan langkah selanjutnya yakni pergi dari rumah.
"Tapi, aku harus nyari kos dulu. Baiklah ayo kita cari."
Ughhh
Baru saja Xeena keluar dari pekarangan kantor SJ Grup, dia tiba-tiba merasakan perutnya yang begitu nyeri. Padahal tadi dirinya sehat-sehat saja. Tapi ini tiba-tiba dia merasakan demikian.
"Ughhh sial, asam lambungku kumat. Aaah ini pasti gara-gara tadi makan gudeg. Duuh Xeen kok ya kamu bodoh banget sih. Ndak ndak, ini ndak boleh. Besok aku harus kerja, aku harus sehat."
Xeena yang tadi sempat menghentikan langkahnya, kini harus kembali terud berjalan. Dengan sedikit membungkukkan tubuh, dia menunggu angkot di sisi jalan. Keringat dingin mulai mengucur, dan ulu hatinya semakin sakit.
"Aaah aku ndak kuat ini," keluhnya. Pada akhirnya gadis itu berjongkok sambil memegangi perutnya. Dia mencoba mengatur nafasnya agar terasa lebih baik. Tapi ternyata itu tidaklah mempan. Untuk saat ini, dia harus segera meminum obatnya.
"Xeena! Xeen kamu ngapain di situ?"
Suara yang samar-samat terdengar itu Xeena yakin adalah suara milik orang yang sangat ia kenal. Suara yang sebenarnya tidak ingin dia dengar lagi tapi saat ini dia membutuhkan si pemilik suara.
"Xeen kamu kenapa?"
"Ughhh .. Aslam ku umat, Den."
"Ya ampun, ayo aku antar ke rumah sakit."
Keramahan Deny sungguh tidak dia sukai sebenarnya, karena Xeena berusaha untuk melupakan segala hal tentang pria itu.
"Ndak, ndak usah. A-aku minta tolong belikan obat saja. Cukup dengan itu. Hal seperti ini sudah biasa bagiku, kamu tahu itu kan. Jadi aku mohon tidak perlu berbuat lebih dari ini," ucap Xeena dengan senyum kecutnya. Sedangkan Deny, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Apa yang jadi keinginan wanita itu, ia akan melakukannya.
"Ya, baiklah. Kalau gitu, masuk ke mobil aku akan carikan apotek untuk mu." Deny pasrah.
"Terimakasih banyak, Den. Aku akan membayar obatnya nanti."
TBC
santai wae
kok medok bangett