Selama 20 tahun, dirinya menduduki tahta. Raja Lee Yun selalu tenggelam dalam ingatan kelam. Ingatan kelam yang membuatnya sulit untuk terlelap, bahkan sulit untuk melakukan segala hal. Karena tragedi buruk yang berhasil memecah belah dirinya dan sahabat karibnya, membuat Raja Lee Yun selalu bertahan agar tidak depresi karena rasa bersalah yang mendalam.
Suatu hari, saat putra mahkota JunHwa kembali dari pendidikan nya di Sungkyunkwan. Dan berhasil menjadi murid No. 1. Raja Lee Yun yang sudah tidak tahan, meminta bantuannya untuk menemukan dalang dari konspirasi 20 tahun lalu di balai kerajaan yang mengakibatkan perpecahan antara dirinya dan sahabat karibnya. Dan satu hal lagi yang dia minta, Yang Mulia Raja Lee Yun meminta agar putranya menemukan Sahabatnya yang pergi meninggalkan ibukota tanpa jejak.
Mampukah Putra Mahkota JunHwa memecahkan konspirasi 20 tahun lalu itu? dan apakah dia juga dapat menemukan dimana sahabat karibnya ayahnya.?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sequoia_caca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengkhianat
Mereka berempat sudah berada di dalam ruangan kamar itu, Si Wan takjub melihat luasnya ruangan kamar mereka. Jae Gil menaruh barang bawaannya di sudut ruangan itu lalu tidur terlentang di ranjangnya sambil menutup wajahnya dengan satu tangan.
Si Woo merapi kan barang bawaannya dan Si Wan. Jun Hwa melihat ke sekeliling ruangan, sama seperti Si Wan dia takjub dengan desain interior ruangan itu. Penuh ukiran tapi setiap ukiran itu terlihat seperti perpaduan dari macam-macam budaya.
"Wahhh.. lihat guci ini warna apa ini ya hijau tapi terlihat seperti bergelombang biru, Wahhh dan lihat Lukisan pegunungan ini, tampaknya bukan salah satu pegunungan di Joseon.. Ini juga, lihat lihat cermin ini wahhhhh ukiran ularnya tampak seperti nyata. Yang ituuuu jug... "
*buggg
Jae Gil melemparkan bantalnya tepat di Wajah Si Wan, membuat pria yang tidak mau diam itu akhirnya terdiam. Jae Gil amat sangat terganggu oleh suara Si Wan yang terus mengoceh seperti suara bebek.
"Si Wan, apa kau tau Tuan Kang Cheol itu selain mengelola penginapan ini. Apa lagi yang dia kerjakan? "
Jun Hwa bertanya mengenai Kang Cheol pada Si Wan. Dia sangat penasaran dari mana ide membuat hiasan ukuran dinding seperti ini dan ornamen lain yang tampaknya berasal dari luar Joseon.
Si Woo tersenyum smirk dia merasa kalau Jun Hwa memang seseorang dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan membuatnya tergerak untuk kembali memprovokasi Jun Hwa.
"Selain mengelola penginapan, tuan Kang Cheol juga seorang pedagang dan kolektor barang antik dan mewah dan kabarnya pula dia seorang penerjemah bagi orang asing. Katanya kau yang terpintar, hmm ternyata hal mudah seperti itu saja kau tidak tau"
"Aku bertanya pada Si Wan bukan padamu"
Jun Hwa mengatakan itu sambil meniru ulah Jae Gil melemparkan bantal tepat di wajah Si Woo. Hingga membuat Si Woo terdiam dan berkedip. Si Wan tertawa melihat ada lawan sepadan dengan kembarannya.
Tapi siapa sangka Si Woo bangkit lalu kembali mengajak ribut dengan Jun Hwa. Si Woo menarik pakaian Jun Hwa begitupun sebaliknya. Si Wan berusaha melerai mereka, sedangkan Jae Gil malah terlelap.
"Kauuu... berani memukul wajahku dengan bantal!!! "
Si Woo berusaha memukul Jun Hwa.
"Kau sengaja membuatku marahkan...!!!! Kemari kau!!! "
Jun Hwa juga berusaha memukul Si Woo namun niat mereka berdua terhalang oleh Si Wan.
"Ya ampunnnnn... bahkan ini belum sehari...!!! "
tubuh Si Wan terguncang kesana-kemari. Sampai pada titik dimana hidungnya berdarah akibat terkena pukulan keras Jun Hwa. Si Wan pun terjungkal dan pingsan. Melihat itu Si Woo semakin memanas.
"Kauuuuu...!!!!! kau berani memukul adikku!!!! "
Saat Si Woo akan melayang kan pukulan lagi tiba-tiba pintu ruangan mereka terbuka. Ternyata itu adalah bibi Hyun yang mengantar cemilan pada mereka. Pemandangan yang pertama kali bibi lihat adalah dua orang pria tampan yang tampak sedang berkelahi. Namun, dia tidak banyak berkomentar. Hanya satu hal yang dia sampaikan sambil menyodorkan cemilan itu.
"Tuan Hyun berpesan, jika ada perkelahian dan menimbulkan kerusakan harus segera di ganti dengan uang hari itu juga"
Lalu bibi menutup pintu ruangan mereka dan berlalu dari sana. Akhirnya, Jun Hwa dan Si Woo menghentikan perkelahian mereka. Jun Hwa merapikan pakaiannya sedangkan Si Woo kembali ke tempat nya untuk merapikan barang. Si Wan yang tergeletak di bawah tiba-tiba menggerakkan hidungnya karena mencium aroma wangi yang manis dari atas meja. Dia bangkit terduduk sambil mengendus dengan hidungnya yang berdarah. Perlahan dia membuka matanya, lalu melirik ke asal aroma wangi itu . Si Wan berdiri lalu berjalan mendekati setampah berbagai macam kudapan disana.
"Wahhhh ini enak sekali.. lembut, manis dan kenyal.. "
Si Wan memakan kudapan itu dengan antusias. Lalu dia mengambil sepotong yakgwa dan memberikannya pada Jun Hwa, Si Woo melotot melihat hal itu.
"Buka mulutmu.. "
Jun Hwa menurut pada Si Wan dia membuka mulutnya lalu melahap yakgwa itu.
"Enak bukannnn"
"Hey, Si Wan.. Yang kakakmu itu aku bukan dia!! "
Si Woo protes dan merasa dikhianati oleh Si Wan yang memberikan Yakgwa manis pada Si Woo.
"Untuk apa aku memberikan yakgwa yang berharga ini padamu. Toh kau pasti akan menolak.. kau akan mulai mengomel bahwa tidak baik makan manis.. tidak baik blablabla.. "
"Ya.. ya.. lakukanlah sesukamu!!! dasar pengkhianat"
Si Woo berbalik membelakangi Jun Hwa dan Si Wan.