NovelToon NovelToon
Tantrum Girl

Tantrum Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintamanis / Teen School/College / Basket
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Daisyazkzz

⛔ jangan plagiat ❗❗
This is my story version.
Budayakan follow author sebelum membaca.

Oke readers. jadi di balik cover ungu bergambar cewek dengan skateboard satu ini, menceritakan tentang kisah seorang anak perempuan bungsu yang cinta mati banget sama benda yang disebutkan diatas.
dia benar-benar suka, bahkan jagonya. anak perempuan kesayangan ayah yang diajarkan main begituan dari sekolah dasar cuy.
gak tanggung-tanggung, kalo udah main kadang bikin ikut pusing satu keluarga, terutama Abang laki-lakinya yang gak suka hobi bermasalah itu.
mereka kakak-adik tukang ribut, terutama si adik yang selalu saja menjadi biang kerok.
tapi siapa sangka, perjalanan hidup bodoh mereka ternyata memiliki banyak kelucuan tersendiri bahkan plot twist yang tidak terduga.
salah satunya dimana si adik pernah nemenin temen ceweknya ketemuan sama seseorang cowok di kampus seberang sekolah saat masih jam pelajaran.
kerennya dia ini selalu hoki dan lolos dari hukuman.

_Let's read it all here✨✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisyazkzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

•kesalahan•

'NITNIT'

Gila, bunyi sialan itu terus terdengar di telinga. Berulang kali sampai akhirnya Zyle menyerah dan beringsut bangun dengan ekspresi sebal.

Pemandangan pertama yang ia lihat di kamar ini adalah sosok Rujing sedang ber-yoga untuk mengawali hari dengan olahraga sehat. "Zizi, ayo ikut lakukan ini."

Zyle menguap panjang. Menggeleng malas. "aku bisa keseleo."

"kalau kamu lakukan dengan benar ya nggak akan keseleo. Suruh siapa cuma main skateboard seharian." omel Rujing. Lanjut yoga dengan tenang sambil mendengarkan lantunan lagu di headset.

Zyle menyeret langkah diatas karpet berbahan dasar karet. Bunyinya satisfying. Gadis itu tersenyum puas saat Rujing marah-marah karena membuatnya ngilu.

"dasar kacamata. Padahal aku mau bangun siang." gumam Zyle, mengambil handuk untuk mandi.

"Zizi, jangan boros air!" seru Rujing.

Zyle menyahut malas, "Hmm.."

***

"kamu mau kemana?"

Zyle buru-buru menyambar crewneck di kasur, sibuk menelfon seseorang, sudah begitu, lemari bajunya diacak-acak sembarangan.

"Aku keluar dulu!"

Rujing mendengus pendek. Sabar. toh ia juga ada kelas jadi tidak bisa ikut keluar.

'BRAK!'

"Apa lagi itu?" Rujing berdiri, menghampiri Zyle yang berhenti di pintu.

Karena kecerobohannya, Zyle tidak sengaja membuat seseorang terhantam pintu begitu di buka. Sekarang perempuan itu terlentang diatas lantai.

Rujing panik, "Kak Damara!!"

Zyle agak kaget juga, segera berjongkok. "sorry ya! Aku lagi buru-buru!"

Untungnya Damara tak apa-apa. hanya saja, ia bicara melantur seperti orang mabuk. Terhuyung saat berdiri dibantu Rujing.

"ayo bantu aku antar ke kamarnya!" kata Rujing. Zyle mengangguk. Kenapa cewek ini bisa di depan pintuku sih?

Mereka menggotong tubuh Damara yang agak tinggi itu ke kamar sebelah. Zyle terheran. "Kamarnya disini???"

Rujing segera mengetuk pintu. "Iya. Memang dia disini sama kak Gwen."

Fakta apalagi sih ini. Menyebalkan. Batin Zyle.

"Damara ya? Maaf, dia memang merepotkan." Gwen membuka pintu, mengambil alih tubuh Damara sambil tersenyum tipis pada mereka berdua.

Setelah mengembalikan Damara, Zyle cepat-cepat berlari kecil ke pintu keluar asrama sembari meregangkan badan yang terasa pegal.

"Najinu!!" Sapa Zyle dengan senyum lebar.

Najinu sudah menunggu di luar. Katanya mau mentraktir sarapan pagi. "Pagi, Zyle." "Kamu lama. Voucher nya keburu hangus."

Zyle pura-pura meninju punggung Najinu, "Cih! Ternyata pake voucher!!" mereka berdua tertawa.

dua calon mahasiswa itu keluar sepuasnya hari ini sebagai persiapan belajar ekstra besok. hari terakhir masa orientasi.

Najinu bohong sebenarnya soal voucher makan dan tiket bioskop. ia cuma ingin pergi bersama Zyle untuk mengatakan sesuatu. Tapi sialnya, tidak ada waktu karena mendadak Zyle sakit perut parah dan harus pergi ke dokter diantar Gwen.

Meskipun agak kecewa, tapi apa boleh buat. Sakit itu kan takdir, dibawah kehendak manusia.

***

Keesokan harinya, jam pertama kelas dimulai. Zyle menelfon semalam kalau kemungkinan ia akan telat dan memberikan sebuah ide jenius pada Najinu.

Rujing memasukkan buku ke Sling bag Zyle di kasur.

"Zizi, kamu sudah baikan? Mau tetap masuk?" tanya Rujing tak tega.

semalam Zyle baru mendapat mens hari pertama. Jadi kebiasaan sakit perutnya mendadak muncul. Tapi sekarang ia sudah baik-baik saja berkat Gwen yang pintar menangani situasi.

"Iya, aku oke." ucap Zyle pendek.

"yasudah."

Rujing memandangi Zyle yang keluar pintu, ia sendiri masuk kelas siang. berbeda jam. Jadi tidak bisa menemani.

Zyle berlarian di jalan menuju bangunan kampus, sambil sesekali melihat jam di hp sekalian menunggu kabar dari Najinu. Berhasil nggak ya?...

begitu melewati pintu masuk utama yang besar, Zyle perlahan mengendap. Sial, di dekat sana ada si dosen pembimbingnya sedang ngobrol dengan kak Damara.

Zyle berjalan perlahan, menutupi wajah dengan tas. Bodohnya, Damara yang berdiri di balik si dosen melihat Zyle dan memberi kedipan kecil.

Untungnya saat si dosen menoleh Zyle sudah lolos. Lanjut berlari mencari kelasnya.

Dosen saja tunduk sama Damara. Zyle geleng-geleng kepala. Tak habis pikir. "Oh ini kelasnya!"

Gadis itu pelan-pelan masuk, menyembunyikan tas di balik tubuhnya.

Entah kenapa, semua orang di dalam sini memandangi Zyle diiringi tawa heboh. Ada yang sampai memegangi perut saking kocaknya. Tapi, apa yang lucu? Jangan-jangan....

Zyle menatap Najinu, dia memasang ekspresi malu sekaligus cemas.

Yang lebih mengagetkan lagi, si dosen sudah ada di balik meja, menatap Zyle tajam.

C-cepet banget...?! Kan aku duluan yang jalan kesini...kenapa bisa..? Zyle terpaku.

Si dosen berdiri, "Zyle?"

Zyle kini cuma bisa cengengesan, ".. i-iya?.." malu bercampur takut. Apalagi mengingat kejadian kemarin. pasti aku dihukum.

"sana duduk. Jangan terlambat besok." untungnya si dosen tak mengomeli, kembali lanjut mengajar. Namun beberapa orang masih mentertawakan Zyle.

Zyle berlari duduk di samping Najinu. dengan wajah ditekuk seperti kucing ketakutan.

"Zyle...maaf ya. Ketahuan trik kita.." ucap Najinu, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"gak apa-apa. Aku yang nyusahin." tukas Zyle pendek. Tersenyum.

Siapa suruh dua mahasiswa baru ini melakukan aksi gila yang menantang. Seandainya bukan si dosen muda yang mengajar, bisa-bisa mereka kena penalti.

Trik ngawur Zyle. Yaitu, saat malam sebelumnya ia menyiapkan rekaman suaranya di hp Najinu, seorang mahasiswa lain diminta tolong untuk menutupi bangku Zyle yang kosong, lalu rekaman itu diputar oleh Najinu saat absen dimulai. Harusnya berhasil kan?

Tapi si dosen muda yang teliti itu merasa ada yang janggal. Jadi dia melihat sendiri bangku Zyle yang kosong. saat terciduk, Najinu hanya bisa menahan tawa.

Dosen muda bermasker itu juga menggeleng. Lantas mementung pelan kepala Najinu. Serentak semua orang tertawa terbahak-bahak, apalagi pas sekali Zyle muncul dengan wajah kacau.

Hari yang memalukan seumur hidup. Setidaknya Zyle tahu malu dan kapok mengakali seorang dosen.

Beberapa jam kemudian, pelajaran disudahkan. Semua bubar. berganti ke kelas kedua dijeda istirahat.

Zyle menarik nafas panjang, seolah tubuhnya akan benar-benar kempes.

Najinu tertawa, "seberapa jauh badanmu akan kempes?"

"Najinu, ayo makan.." Zyle mulai manyun. Energinya habis karena kejadian memalukan tadi.

"oke. Mau apa kali ini? Tolong jangan mie lagi."

Dua orang itu berjalan berbarengan. namun Najinu minta ke toilet sejenak, Zyle duluan duduk di kantin memegang kertas menu.

***

1
Jeremiah Jade Bertos Baldon
Ngangenin
Daisyazkzz: baca terus ya!
total 1 replies
Aono Morimiya
karya ini bikin gue ketagihan baca terus!
Daisyazkzz: makasih💌
jangan lupa baca karya author yang lain juga ya!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!