NovelToon NovelToon
100 Hari Mengejar Cinta Suami

100 Hari Mengejar Cinta Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Nopani Dwi Ari

Zahira terpaksa menerima permintaan pernikahan yang diadakan oleh majikannya. Karena calon mempelai wanitanya kabur di saat pesta digelar, sehingga Zahira harus menggantikan posisinya.

Setelah resepsi, Neil menyerahkan surat perjanjian yang menyatakan bahwa mereka akan menjadi suami istri selama 100 hari.

Selama itu, Zahira harus berpikir bagaimana caranya agar Neil jatuh cinta padanya, karena dia mengetahui rencana jahat mantan kekasih Neil untuk mendekati Neil.

Zahira melakukan berbagai cara untuk membuat Neil jatuh cinta, tetapi tampaknya semua usahanya berakhir sia-sia.

Bagaimana kelanjutan kisahnya? Ikuti terus cerita "100 Hari Mengejar Cinta Suami" tentang Zahira dan Neil, putra kedua dari Melinda dan Axel Johnson.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopani Dwi Ari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.18

Saat melihat Livia menangis, Ana dan Aiyla memutar mata malas. Sementara Neil, dia sudah memeluk Livia dan menenangkannya.

"Drama banget sih, dasar lebay." Gumam Ana, masih didengar oleh Aiyla.

"An, kayaknya kita butuh popcorn deh! Soalnya nonton drama, tanpa ngemil tuh bagai sayur tanpa garam hampa dan hambar." Secara tidak langsung Aiyla, menyindir Livia.

"Iya betul, tapi sayang kalo kita keluar dramanya selesai pasti. Kamu tau gak Aiy, kalo ada buaya betina yang mengeluarkan air matanya?" tanya Ana, kedua gadis tersebut mengabaikan Livia dan Neil yang tak mengerti mereka membicarakan apa?

"Wah ... Iya kah? Aku jadi ingin lihat," kata Aiyla.

"Mana buayanya, lagi hamil." Cibir Ana.

"Kalian, menyindirku?" geram Livia, pasalnya mereka terus menjelekan dirinya yang baru disadari oleh Livia.

"Upss ... Ada yang merasa, yah?" Ana tersenyum mengejek pada Livia, sebelum Ana dan Aiyla akan buka suara Neil sudah lebih dulu berbicara.

"Sudah kalian ini kenapa, sih? Kalau kalian ingin membuat keributan pergi sana." Usir Neil.

"Oh ... Jadi, kakak usir aku? Ingat Neil, kamu akan tahu akibatnya. Aku gak akan segan-segan beritahu Daddy masalah ini," ujar Ana dengan tegas, walau terkesan seperti main-main percayalah Ana itu sangat galak seperti kak Ros.

"Ana, bukan itu maksud Kakak." Neil tidak mau Ana memberitahu Ayah mereka.

"Apa?" sela Ana dengan galak.

"Ingat Neil, kamu seorang suami. Jangan sampai menyesal di kemudian hari karena wanita murahan macam Livia." Pungkas Ana, bahkan tanpa embel-embel ‘Kakak’

"Ana, kamu..." Namun, sang adik lebih memilih pergi tak mendengarkan ucapannya.

"Ayo, Aiyla kita pulang. Percuma memberitahu dia, dia sudah buta karena cinta." Sindir Ana.

Sebelum keluar, Ana menatap Neil dengan dingin.

"Cinta boleh, bodoh jangan Neil. Pastikan itu anakmu atau bukan."

Setelah mengatakan itu, Ana dan Aiyla keluar dari ruang perawatan Livia. Livia menatap Neil, takut terpengaruh akan ucapan anak kemarin sore tersebut.

"Sayang ..."

"Sudah tenang saja, jangan memikirkan apapun. Aku percaya sama kamu. Oke!"

Livia mengangguk dan dia juga memeluk kembali Neil, sambil berpikir apa yang akan dia lakukan pada Ana adik dari Neil.

*****

Di luar ruangan, Ana dan Aiyla tertawa terbahak-bahak. Dia sangat puas membuat wanita tidak tahu diri itu kesal.

"Sekarang, kita mau kemana?" tanya Aiyla.

"Balik ke perusahaan lah, kemana lagi memang. Emang lo mau, gak di kasih uang? Hidup itu perlu duit Aiyla," ujar Ana, mencubit pipi Aiyla.

"Aih ... Ana, sakit tahu." Protes Aiyla.

"Ayo, lama-lama di sekitaran Livia. Nanti bisa-bisa kita keriput lagi," celetuk Ana.

"Astaga, sepupu macam apa yang engkau berikan, Ya Tuhan." Gumam Aiyla. Namun, dapat didengar oleh Ana. Bukannya kesal Ana malah tertawa, mereka memang seabsurd dan serandom itu.

Saat mereka di dalam mobil, ponsel Ana berdering. 

"Kak Nathan," gumam Ana, langsung memberikan ponselnya pada Aiyla.

"Angkat Ana ... Kenapa lo kasih, gue?" 

Ana berdecak dengan kesal, dan menjawab panggilan Nathan.

"Iya, kak."

"Kakak, berangkat sekarang. Kamu baik-baik di rumah jangan bikin perusahaan bangkrut!" Ujar Nathan memberikan peringatan.

"Astaga, kak Nathan. Mana mungkin aku bikin perusahaan Daddy bangkrut, yang ada aku dicoret dari daftar waris." Omel Ana.

"Ya sudah, pokoknya jaga diri baik-baik." Pesan Nathan, walau tak tega meninggalkan Ana. Tapi, Nathan harus membantu Axel mencari Zahira.

"Iya." Balas Ana, lalu sambungan pun terputus. Akhirnya mereka, memilih kembali ke perusahaan karena Nathan sudah di bandara.

*****

Sementara itu.

Melinda menatap halaman yang ditumbuhi oleh berbagai tanaman, sudah beberapa hari ini. Dia tak enak makan, karena mengkhawatirkan Zahira.

Karena anaknya, Zahira terjebak dalam pernikahan yang tak diinginkan oleh gadis tersebut. Jika bertemu nanti, Melinda akan meminta Zahira menceraikan Neil. Bagaimana pun statusnya setelah bercerai, Zahira tetap akan menjadi menantu kesayangannya. 

"Sayang, ayo masuk. Udara sangat dingin nanti sakit." Kata Axel, memeluk Melinda dari belakang.

"Aku mengkhawatirkan Zahira, dia dimana? Dia ... Hilang di negara orang, pasti kesulitan dalam bahasa." Melinda menatap kosong ke depan, menyesal telah menyetujui ide Ana dan Aiyla. Saat mencari pengantin pengganti untuk Neil, bahkan mereka mengancam akan memecat Zahira.

Apakah, Zahira sudah makan? Di temukan oleh orang baik? Atau bagaimana? Memikirkan itu semua, membuat Melinda pusing sendiri.

"Sudah sayang, besok Nathan mungkin tiba. Dia akan mencari Zahira, jangan khawatir ayo masuk." Ajak Axel, Melinda hanya mampu mengangguk tak sanggup untuk berbicara.

Di rumah Julian, Zahira hanya berdiam diri setelah pekerjaan rumah selesai. Zahira melihat-lihat sekitar, sekiranya ada toko atau cafe yang membutuhkan karyawan.

"Kamu, harus ingat-ingat jalan pulang Zahira. Kalau tidak, kamu dalam masalah besar." Gumamnya.

Lama mencari. Namun, tak ada juga toko yang memerlukan pegawai. Dia pun terpaksa kembali ke rumah, karena sebentar lagi Julian dan Maureen akan pulang. 

Beberapa menit kemudian, Zahira sudah sampai di rumah milik Julian. Dia melihat Maureen, yang melipat tangan di dada.

"Dari mana, kamu?" tanya Maureen, dengan galak sambil melipat tangan di dada.

"Ak-aku, mencari kerja." Ucap Zahira dengan pelan.

"Heh ... Cari kerja? Sadar diri juga kamu, bagus!" Kata Maureen. "tapi kamu harus ingat, lain kali kalau mau pergi. Ya rumah tuh dikunci, gimana kalau ada yang maling, hah? Walau kita miskin, tapi masih ada televisi dan lemari es yang menjadi barang berharga kita."

"Maafkan aku, Maureen." Hanya itu yang bisa diucapkan oleh Zahira.

"Hah ... Sudah lah, aku kesal bicara dengan mu. Lebih baik kamu pergi saja, terserah kemana mau mu." Ketus Maureen, meninggalkan Zahira di luar.

"Maureen, tunggu." Teriak Zahira, dia pun tak berani masuk jika sudah diusir begini.

"Apa yang harus aku, lakukan? Apa aku, kembali saja ke rumah Oma Velia? Tapi, gak tau jalannya.” Lirih Zahira dengan kesal.

Zahira pun memutuskan untuk pergi dari rumah Julian, karena merasa tak enak jika harus merepotkan kakak beradik itu.

Zahira menyusuri kembali jalanan, dia berusaha kembali mencari lowongan bahkan. Jadi tukang cuci piring pun dia terima.

Jingga yang berwarna orens, kini berganti menjadi gelap. Julian baru saja pulang bekerja, jadi dia tak tahu Zahira pergi. Bahkan Julian tak menanyakan Zahira pada sang adik.

"Kak, ayo kita makan." Ajak Maureen, sudah menyiapkan makan malam untuk sang kakak. Walau belum membersihkan diri Julian selalu langsung makan.

"Dimana, gadis itu?" tanya Julian, saat sadar ada yang kurang dan tak melihat Zahira.

"Pergi," sahut Maureen enteng.

"Astaga Maureen ... Kamu ini gimana sih, dia orang asing. Gak tau sekitaran sini," omel Julian, dia berdiri mengabaikan makanannya.

"Mau, kemana?" tanya Maureen.

"Mencari Cherry, setidaknya Kakak yang bertanggung jawab atas dia. Kakak yang udah bawa dia kesini, jika terjadi sesuatu padanya. Kakak akan merasa bersalah Maureen," jelas Julian.

"Kakak, tunggu..." Teriak Maureen. Namun, Julian sudah pergi begitu saja.

"Cih, Cherry, Cherry. Apa istimewanya perempuan itu? Yang ada hanya menyusahkan saja," protes Maureen, dia pun membiarkan Julian mencari Zahira. Syukur-syukur gak ketemu.

Cuaca yang dingin, tak menyurutkan tekad Julian untuk mencari Zahira. Walau hanya menggunakan kereta kuda, dan penerangan seadanya.

Bersambung..

Maaf typo

1
yumi chan
thor wlupyn nanti niel udh tau kbusukn livia tlng jngn ktmukn niel sm zahira thor...biarkn niel jd gmbl dn bt zahira bhgia di tmpt yg bru dn punya kerja tg sukses
partini
ya mau bagaimana lagi kalau dah cinta di sakiti sampai darah darah jg balikan lagi ga bisa move on
Ilyas Ari
lanjut Thor
Epi Widayanti
lanjut /Heart//Heart/
yumi chan
goood jod thor bt niel jd gembl thorr..biar kpok livia...dn jngn ktmukn kluarga niel sm zahira thor.
yumi chan
thor jgn ktmukn zahra dgn kluarga nil thor...niarkn zara bersmbuyi smpk anknya lhir dn bsr ..biar niel mnderita ..dn mnusal tjor dn kbusuk livia terbokar thor..
Yeyen Yeyen
ah jadi males baca novel ini baru juga episod berapa udah bersambung aja mles
AriNovani: Yang udah tamat banyak kak, Ada Istri Rahasia Tuan Bara, Bukan Pengantin Pengganti, Twins
total 1 replies
Ilyas Ari
lanjut Thor
Ilyas Ari
rasakan Niel
emang enak
partini
lanjut
yumi chan
thor jgm tmukn zairah sm kluarga niel thor..smpk nanti ank zshira besar..dn bt niel mnysl thor dlm hdpnya..dn bt xahira jd wanita kuat jgn mdh di rsyu sam kluarga niel nantinya..
AriNovani
❤️❤️❤️
Mochi 🐣
Zahira beruntung punya mertua baik 🤗
Epi Widayanti
/Heart//Heart//Heart/
Mochi 🐣
/Heart//Heart//Heart//Heart/
Apis
Hai thor dah mampir nich
AriNovani: makasih kak
total 1 replies
Epi Widayanti
kalo kurang minta lagi 😂
Aksara_Kata
Bagus /Heart//Heart//Heart//Kiss/
Mochi 🐣
keren lanjut 🤗🤗🤗
Epi Widayanti
Bagus ❤️❤️❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!