NovelToon NovelToon
Other Storyline Zero (Infinity Room)

Other Storyline Zero (Infinity Room)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Dunia Lain / Anime / Fantasi Isekai / Transmigrasi
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: trishaa

Ribuan tahun sebelum other storyline dimulai, ada satu pria yang terlalu ganteng untuk dunia ini- secara harfiah.

Rian Andromeda, pria dengan wajah bintang iklan skincare, percaya bahwa tidak ada makhluk di dunia ini yang bisa mengalahkan ketampanannya- kecuali dirinya di cermin.

Sayangnya, hidupnya yang penuh pujian diri sendiri harus berakhir tragis di usia 25 tahun... setelah wajahnya dihantam truk saat sedang selfie di zebra cross.

Tapi kematian bukanlah akhir, melainkan awal dari absurditas. Bukannya masuk neraka karena dosa narsis, atau surga karena wajahnya yang seperti malaikat, Rian malah terbangun di tempat aneh bernama "Infinity Room"—semacam ruang yang terhubung dengan multiverse.

Dengan modal Six Eyes (yang katanya dari anime favoritnya, Jujutsu Kaisen), Rian diberi tawaran gila: menjelajah dunia-dunia lain sebagai karakter overpowered yang... ya, tetap narsis.

Bersiaplah untuk kisah isekai yang tidak biasa- penuh kekuatan, cewek-cewek, dan monolog dalam cermin

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon trishaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membunuh Ganado

"Ini sangat menakjubkan... " gumam Rian sebelum akhirnya menghela nafas. "... Kalau begitu tidak heran kenapa Gojo Satoru bisa sombong," gumamnya.

Dengan langkah yang mantap, Rian segera berjalan menelusuri jalan setapak hutan ini.

Hingga beberapa saat kemudian, akhirnya Rian sampai di estimasi tujuan awal seluruh Misi Utama dimulai.

Udara yang dingin dan lembap yang sama seperti perjalanan dihutan sebelumnya menyambut Rian. Kabut tipis menggantung di udara, membawa aroma tanah basah, kayu lapuk, dan samar bau amis dan busuk daging yang tak segar.

Rian berdiri diam, Six Eyes (Rikugan), tersembunyi di balik lensa gelap kacamata hitamnya, menyapu pemandangan desa di depannya.

Rumah-rumah tua dari batu dan kayu berdiri berjajar, tampak seperti dilupakan waktu.

Atap-atap genteng yang kusam sebagian miring, jendela-jendela pecah atau tertutup rapat dengan kayu, seolah ingin menolak pandangan dunia luar.

Dari tempatnya berdiri, Rian dapat dengan sangat jelas melihat lapangan desa yang suram, di mana sesosok mayat pria tampak hangus terbakar, tubuhnya terikat erat pada tiang kayu seperti korban ritual kuno yang telah dilupakan.

Beberapa burung gagak bertengger di tiang-tiang sekitar, menatap ke arahnya dengan tatapan kosong dan dingin, tanpa rasa takut, seolah kehadiran manusia bukanlah ancaman.

Di kejauhan, lonceng tua menggantung diam di menara gereja yang menjulang muram, membayangi desa dengan nuansa kelam yang menyelimuti langit abu-abu.

Tidak ada suara manusia.

Hanya bisikan angin dan gemerisik daun yang mengisi keheningan yang menekan.

"Tempat ini... sungguh charming," gumam Rian pelan, menyipitkan mata ke arah sebuah rumah dengan dinding yang hangus sebagian. "Kalau tidak tahu lebih baik, aku bisa saja mengira ini lokasi pemotretan fashion horor-musim-gugur."

Rian melangkah perlahan, sepatu-nya menginjak kerikil lembap yang mengeluarkan bunyi samar. Suasana desa ini bagaikan lukisan gotik yang hidup: sunyi, muram, dan seolah menyimpan rahasia gelap di tiap sudut.

Sambil tersenyum tipis, Rian merapikan kerah bajunya dengan gaya khasnya. “Yah, tampaknya laki-laki tampan ini akan bersinar... bahkan di tengah desa terkutuk.”

Tiba-tiba, langkahnya terhenti. Dalam sekejap, Rian mempercepat gerak menuju kotak kayu besar di sisi rumah terdekat. Tanpa suara, Rian menjatuhkan tubuhnya ke posisi jongkok di balik kotak tersebut.

Dengan tangan tenang, Rian membuka tas pinggang dan mengeluarkan pisau bayonet.

Ujung logamnya berkilau redup, mencerminkan keseriusan yang kini melintas di balik senyum santainya.

Dari arah yang kemungkinan besar merupakan balai desa, sosok-sosok mulai berdatangan.

Langkah mereka pelan, kulit pucat diselingi semburat urat keunguan, dan sorot mata kosong, seolah mereka bukan lagi diri mereka sendiri.

Beberapa di antaranya berjalan masuk ke rumah masing-masing, melanjutkan aktivitas layaknya warga desa biasa.

Seorang wanita memerah susu sapi di halaman belakang, cukup dekat dengan Rian, pria tua memotong batang pohon dengan kapak tumpul, dan beberapa lainnya tampak sibuk dengan pekerjaan khas warga desa normal pada umumnya.

Namun Rian tahu, ini bukan desa biasa.

Mereka adalah Ganado, manusia yang telah kehilangan kemanusiaan mereka setelah terinfeksi Plaga.

Korban dari spesies parasit Las Plagas, digunakan oleh sekte Los Iluminados untuk memperbudak tubuh dan pikiran.

Dengan menempel pada sistem saraf, plaga dapat memberikan pengaruh terhadap tindakan inangnya, yang menyebabkan peningkatan sifat agresi pada inang manusia yang dikenal sebagai Ganados.

Selain itu, mereka membentuk kelompok sosial dengan inang lain yang terinfeksi.

Kecuali jika otak inangnya hancur atau terganggu, pengaruh plaga tidak mutlak, yang memungkinkan mereka untuk melanjutkan rutinitas harian mereka.

Selain itu, Plaga juga memilki kemampuan untuk mengubah inangnya dalam keadaan tertentu, menghasilkan peningkatan kekuatan, proporsi raksasa dan kemampuan untuk meregenerasi bagian tubuh dengan cepat.

Dengan tarikan napas berat, Rian mengeluarkan sebuah cermin saku dari dalam kemejanya dan memeriksa wajahnya.

"Ada apa, Rian?" tanya Rian kepada bayangannya sendiri, nada suaranya berat namun lembut.

Rian menutup mata sejenak, mencoba menenangkan detak jantungnya. “Jujur saja, laki-laki tampan ini... benci mengetahui bahwa misi pertamanya melibatkan membunuh manusia…” bisiknya, lirih namun jelas.

Kemudian, wajah Rian berubah. Mata yang tadinya bimbang kini menajam, dan bibirnya melengkung membentuk garis tegas.

“Kuatkan dirimu, Rian,” ucap Rian dengan suara yang lebih berat. “Ini dunia misi pertamamu. Jika kau ingin bertahan hidup, maka jangan ragu.”

Rian mengerutkan alis, menatap pantulan dirinya dengan penuh keyakinan. “Ingatlah… bahkan jika segala harapan runtuh, ketampananmu akan tetap bersinar.”

Lalu, dengan desahan terakhir yang menyelipkan senyuman penuh percaya diri, Rian berkata pada bayangan dirinya: “Terima kasih, kau memang luar biasa.”

Rian menyimpan kembali cermin kecil itu ke dalam saku kemejanya. Tatapannya kini tenang, namun tajam. Tanpa berkata-kata, ia mulai bergerak.

Langkahnya ringan dan nyaris tak bersuara, menyusup di antara bayangan rumah dan tumpukan jerami.

Sasaran pertama Rian sudah jelas; seorang wanita yang tengah memerah susu sapi di halaman belakang.

Rian mendekat perlahan dari belakang.

Tidak terburu-buru, tidak ragu.

Dalam satu gerakan halus namun tegas, lengan kirinya melingkar menahan tubuh wanita itu. Tangan kanan bergerak cepat, pisau di genggamannya menyayat leher wanita itu dalam satu garis bersih.

Sreeet.

Darah hangat memuncrat, membasahi apron lusuh dan tanah lembap di bawahnya. Tubuh sang wanita memberontak sejenak sebelum akhirnya melemas.

Ding!

[Membunuh Ganado +100 Poin sistem!]

"Oh?" ujar Rian begitu mendapatkan notifikasi tersebut. "Jadi laki-laki tampan ini bisa mendapatkan poin dari membunuh Ganado?"

Kemudian, Rian dengan tenang membaringkannya ke tanah dan mencegah suara jatuh yang dapat menarik perhatian.

Namun tanpa sengaja, kaki sapi menendang ember besi di dekatnya.

Klang!

Suara logam bergema nyaring di udara yang sunyi. Seketika, beberapa warga desa yang berada di sekitar menoleh: sorot mata mereka kosong, namun menyimpan agresi yang membara.

Perlahan tapi pasti, mereka mulai bergerak menuju Rian. Senjata seadanya tergenggam erat di tangan mereka: kapak berkarat, pisau dapur, pisau daging, cangkul, hingga garpu jerami.

Langkah mereka lambat, namun pasti, bagaikan gerombolan yang telah kehilangan nurani.

"Tangkap dia... " kata salah satu warga desa yang menggenggam pisau daging.

"Korbankan dia." lanjut seorang warga desa dengan kapak ditangannya.

Rian mendesah berat, lalu mengangkat bahu. “Aku tahu… pada akhirnya ini pasti akan terjadi,” gumamnya.

Rian menyentuh pelipisnya lalu menatap ke depan dengan senyum kecil, “Pesona laki-laki tampan ini memang... sangat sulit untuk disembunyikan.”

Dengan tenang, Rian melepas kacamata berlensa hitam pekat dan menyangkutkannya pada kemejanya.

Begitu lensa turun dari matanya, terpancarlah sepasang mata biru cerah, seperti danau membeku di tengah musim dingin.

Sekejap, aliran informasi dari Six Eyes membanjiri pikirannya.

Suara langkah kaki, detak jantung, tekanan udara, arah angin, posisi musuh, celah serangan, titik lemah... semuanya menyatu bagaikan hujan data tanpa henti.

Otaknya sempat berdenyut karena kelebihan beban, namun waktu seolah melambat sebagai gantinya, seolah-olah dunia berhenti bergerak.

Rian menarik napas panjang, lalu membisik, “Ayo… tunjukkan pada mereka kilau seorang laki-laki tampan di medan perang.”

Rian menggenggam erat pisau di tangan kanannya.

Dalam sekejap, Rian berlari ke depan.

Dengan gerakan cepat dan presisi mematikan, pisaunya menari di udara: menikam leher, menancap di pelipis, menghujam jantung, dan merobek urat-urat vital tanpa ragu.

Setiap serangan begitu bersih, seolah Rian telah menghafal titik-titik kematian dalam sekejap mata.

Tanpa membiarkan momentum melambat, Rian merampas senjata seadanya dari para Ganado: kapak berkarat, garpu taman, bahkan cangkul tua.

Senjata-senjata itu pun menjadi perpanjangan tangan mautnya.

Dengan efisiensi kejam dan irama yang nyaris seperti tarian kematian, Rian melumpuhkan satu demi satu, meninggalkan jejak darah ditanah dan langkah kaki yang ringan.

Alasan lain Rian bisa bereaksi secepat itu bukan hanya karena kemampuan Six Eyes dan distribusi 5 poin atribut sebelumnya, tapi juga karena masa lalunya.

Dulu, Rian pernah mempelajari bela diri pencak silat dan sempat meraih sabuk kuning. Namun karena sudah lama berhenti berlatih, dan kemampuan Rian kini terasa berkarat.

Beberapa gerakan dasar masih terekam jelas di ingatannya, terutama pola pergerakan tangan dan posisi tubuh.

Itu saja sudah cukup untuk membantunya dalam pertarungan ini.

Ding!

[Membunuh Ganado +100 Poin sistem!]

Ding!

[Membunuh Ganado +100 Poin sistem!]

Notifikasi sistem terus bermunculan seiring aksi Rian yang menumbangkan para Ganado satu per satu.

Total sudah lebih dari dua puluh Ganado tewas di tangannya, dan sistem mencatat lebih dari 2.000 Poin sistem yang didapatkan.

Namun, jumlah mereka seolah tak berkurang. Justru terus berdatangan, seakan desa ini menyimpan lubang tak berdasar yang memuntahkan musuh tanpa henti.

***

Hingga akhirnya...

Rian terlihat berlari panik, terseok di antara rumah-rumah tua dengan kacamata berlensa gelap yang telah kembali dikenakan.

Di belakang Rian, puluhan Ganado mengejar dengan senjata seadanya. Yang paling menonjol: seorang pria bertopeng goni dengan gergaji mesin berputar ganas di tangannya.

Namun, meski kepalanya masih berdenyut hebat karena banjir informasi, gerakan yang terseok Rian masih dapat terus berlari.

Beberapa Ganado mulai melemparkan senjata seadanya: kapak, pisau daging, bahkan garpu jerami. Logam dan besi melesat di udara, mengancam dalam diam.

Dengan bantuan Six Eyes-nya, Rian tak perlu menoleh, semua lintasan senjata itu tergambar jelas di benaknya. Tubuhnya bergerak selaras, menghindar satu per satu dengan sangat luwes.

"Demi skincare yang belum sempat kupakai!" teriak Rian sambil menghindari kapak yang terlempar ke arahnya. "Kenapa mereka nggak habis-habis?!"

1
Frando Wijaya
btw next Thor 😃😆
Dance Seaweed: oke, oke sip!
total 1 replies
Frando Wijaya
ternyata rias Dan anggota merasa...tpi mereka gk Tau bahwa itu si Rian sendiri
Dance Seaweed: pastinya sih🤣
Frando Wijaya: hanya menunggu wkt ya?
total 5 replies
Zenox..
njirlh bnrn gk terduga🗿
Dance Seaweed: gak. chat gpt. bukan AI karakter. tapi kayak... kita bikin kasarnya, nanti AI buat perkataan antara karakter yang kita mau, melalui naskah asli anime itu.

cukup seru
Frando Wijaya: al ophis?
total 9 replies
°Itsuuki°~°Kun°
tinggal purple aja dh jdi teknik andalannya gojo 🤣

btw si Rian bisa domain ny gojo juga kah?
Dance Seaweed: btw, kau ada saran anime apa? selain DB, One Piece, Naruto dan Bleach, gitu...
Dance Seaweed: iya. tapi butuh waktu. kayak Falling Blossom Emotion dan New Shadow Style
total 4 replies
Zenox..
anjay btw ini nanti ceritanya masih bkln drama klh trs ngerusuh di nikahan kah?
Frando Wijaya
akhirny red berhasil dpt....btw next Thor 😃😆
Frando Wijaya: hiks 😭
Dance Seaweed: yah.... mau bagaimana lagi, kan?
total 15 replies
Frando Wijaya
btw next Thor 😃😆
Dance Seaweed: oke, sip!!
total 1 replies
Frando Wijaya
akhirny koneko terima kekuatan nekomata sendiri...hanya mslh wkt utk menjadi kuat...skrg 1 1ny mslhny adalah... hyoudou issei...
Frando Wijaya: wkwkwkwkwkwkwk 🤣🤣🤣🤣 dlo gw dh sering kli lht draig nangis wkwkwkwkwkwkwk 🤣🤣🤣
Dance Seaweed: kasian juga sih, draig ampe nangis dapat julukan oppai dragon 🤣🤣🤣
total 16 replies
Frando Wijaya
aleh? koneko mlh jd terbiasa ingin Rian jail pda sendiri? gw merasa koneko ini jd tertuler deh
Dance Seaweed: ya.. maklumin saja si narsis itu 🤣🤣
Frando Wijaya: bner2 bch krg kerjaan 🤦
total 11 replies
Frando Wijaya
Ki ya? seperti DB
Frando Wijaya: bner2 deh..kek ada campuran
Dance Seaweed: lebih ke author dxd terinspirasi dari DB, jadi... dibuat konsep kekuatan ras Yokai seperti Nekomata bisa senjutsu 😆
total 4 replies
Frando Wijaya
oee bch! bknny bantu tpi mlh minta di pukul lg!
Dance Seaweed: jadi kurang tau🤔
Dance Seaweed: blm pernah baca ln-nya sih🤔
total 18 replies
Frando Wijaya
btw next Thor 😃😆
Dance Seaweed: oke, oke 😎
total 1 replies
Frando Wijaya
ternyata koneko gk mw latihan ttg kekuatan nekomata sendiri....msh trauma lg ya? haa 💨...mah...gw gk bs komen sih
Dance Seaweed: mau bagaimana lagi? di masa lalunya aja hampir dibunuh karena kesalahan Kuroka... dan... saat masih anak anak, yu know sendiri lah? bapaknya aja anggap Kuroka dan Koneko anak kucing 😅
total 1 replies
Frando Wijaya
STR VIT AGI 35 Dan INT 70 utk akeno? bknny ini bkl bs kuat kpn aja? tpi....si sairoog itu..klo gk slh Queen Dia sihir Dia sgt merepotkn
Frando Wijaya: hmm....
Dance Seaweed: gak disebutkan, atau aku juga lupa. coba liat di fandom. bareng kali ketemu 🤔
total 12 replies
Frando Wijaya
btw next Thor 😃😆🤩
Frando Wijaya
akhirny damai jg dgn kekuatan sendiri akeno ini...skrg hanya mslh wkt utk Kendalikn kekuatan sendiri....supaya bs klhkn burung bodoh itu 😁
Frando Wijaya: itulh knp gw mles hafal nma panjang.....lo blg bertema barat...apakh nma panjang tiap kli gw lht...semua itu berasal Dr org barat?
Dance Seaweed: iya sih. nama MC itu harus mudah diingat 😌 aku setuju. kebanyakan anime bertema barat ribet banget, kayak contoh: Lyutilis, Euclidwood Hellsyacte, Ains Own Goal, dlll

intinya ribet amat 😆
total 24 replies
Frando Wijaya
oke! next Thor 😃😆🤩
Dance Seaweed: makanya kudu hati-hati😁
Frando Wijaya: soal kekuatan....tuh bs sampingan dlo......bahkan bila ada kekuatan yg kuat tpi gk bs Kendalikn...gk ada gunany tuh
total 12 replies
Frando Wijaya
eksorsis? lbh tptny yg... exorcist itu?
Dance Seaweed: oke, oke.. tak perbaiki 😆
Frando Wijaya: yg ada itu aneh bgt bagi gw 😑
total 5 replies
Frando Wijaya
next Thor 😃😆🤩
Frando Wijaya
Dr gambar itu...itu Dr S2
Dance Seaweed: ya, seperti itu 😅
Frando Wijaya: jd itu terjadi...haa 💨
total 19 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!