Fenomena pernikahan tidak selalu berjalan sesuai harapan. Pengkhianatan pasangan menjadi salah satu penyebab utama keretakan rumah tangga. Dalam banyak kasus, perempuan sering menjadi pihak yang dirugikan. Namun, di tengah luka dan kekecewaan, tak sedikit perempuan yang mampu bangkit dan membuka hati terhadap masa depan, termasuk menerima pinangan dari seorang pria.
Pertemuan yang tak terduga namun justru membawa kebahagiaan dan penyembuhan emosional.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 8 AMMAR
Bruk..
‘’ Astaga! ‘’ Seru sofia, hampir menjatuhkan gelas di tangannya.
Pria di hadapannya dengan sigap menangkap gelas sebelum menyentuh lantai. Ia tinggi, berkulit putih bersih, matanya gelap dan tajam namun terlihat tenang.
‘’ Maaf, ‘’ Kata pria itu, suaranya dalam namun lembut. ‘’ Aku tidak bermaksud mengejutkanmu. ‘’
Sofia masih tercengang. ‘’ Maaf juga.. eh, kamu siapa, ya? ‘’ Tanyanya, mencoba menyusun napas yang sempat tercekat.
Pria itu tersenyum tipis. ‘’ Aku ammar. Teman dafi. Aku sudah beberapa hari menginap di sini ‘’
Sofia membelakkan mata ‘’ Ah aku baru ingat, abang teman bang dafi yang dari kota itu, ya? ‘’
Ammar mengangguk ‘’ Iya, yang waktu itu mengantarkan kamu pulang ke rumah suamimu ‘’
Sofia tersenyum kikuk. Mereka berdua terdiam sejenak. Ammar masih memegang gelas di tangannya, lalu menyerahkannya kembali kepada sofia. Tangan mereka sempat bersentuhan sebentar. Entah kenapa jantung sofia berdetak tidak karuan.
‘’ Aku masuk dulu ‘’ Pamit ammar
‘’ Iyah, aku juga mau ke dapur bantu umi ‘’ Balas sofia, yang langsung pergi ke dapur.
Ammar melihat kepergian sofia, ada senyum yang tidak biasa di bibir ammar ‘’ Astagfirullah.. ingat ammar, dia adalah milik orang lain ‘’ Gumam ammar, kepada dirinya sendiri.
‘’ Kamu lihat siapa? ‘’ Tanya bang dafi di belakang punggung Ammar.
Ammar melirik lalu tersenyum ‘’ Kepo ‘’ Ucap ammar, masuk kedalam kamar.
Bang dafi tidak menaruh curiga ‘’ Tunggu.. ‘’ Bang dafi langsung mengikuti langkah ammar kedalam kamar.
Sedangkan di dapur, sofia sedang membantu umi menyiapkan makan malam. ‘’ Umi, bang ammar berapa hari tinggal disini? ‘’
‘’ Mungkin sampai acara abang kamu selesai.. kenapa? ‘’
‘’ Tidak apa-apa. Tadi aku sama bang ammar tidak sengaja bertemu di depan kamar ‘’
Umi melihat kearah sofia ‘’ Nak ammar ganteng ya ‘’ Goda umi
‘’ Umi apaan sih, aku kan sudah punya kang ilham ‘’ Sofia terlihat malu-malu.
Umi tersenyum melihat sofia malu-malu, ‘’ ngomong-ngomong ilham kapan kesini? ‘’ Tanya umi ‘’ Sekalian umi mau minta bantu sama ilham untuk mengantarkan kita ke kota ‘’
‘’ Kurang tau umi, kemarin sih bilangnya pas hari H. soalnya sekarang kang ilham sudah bekerja di pabrik dan suka lembur ‘’
Umi mengangguk paham. ‘’ Ya sudah kalo begitu, biar nanti umi minta teman abang kamu saja untuk mengantar kita ke kota ‘’ Ucap umi.
Sambil ngobrol, mereka juga menyelesaikan masakkannya. Di meja makan sudah ada hidangan special yang di buat oleh sofia. Masakan yang selalu di gemari oleh umi, abi, dan juga bang dafi.
‘’ Wanginya sampai ke depan rumah ‘’ Puji abi, duduk di kursi meja makan ‘’ Pasti yang masak adalah putri abi kan? ‘’
Sofia langsung tersenyum manis kepada abi ‘’ Bukan ko, tapi umi yang memasak. Aku cuman bantu umi aja ‘’ Jawab sofia.
Suara piring dan sendok beradu lembut di meja makan. Sofia duduk di samping Abi, ayah yang sangat ia sayangi. Wajah Abi tampak tenang, dengan senyum tipis yang selalu membuat Sofia merasa aman. Meski rambutnya mulai memutih, sorot matanya tetap hangat seperti dulu, saat ia masih kecil dan suka merengek minta dibelikan es krim sepulang sekolah.
“Abi, potongin ayamnya dong,” pinta Sofia sambil menyodorkan piring, senyum manja menghiasi wajahnya.
Abi menggeleng pelan sambil tersenyum. “Sudah besar masih minta disuapin juga, nggak, Fi?”
Sofia mencibir pura-pura kesal. “Yah, sekali-kali dimanjain boleh dong. Sofia kan anak bungsu satu-satunya. Hak istimewa,” katanya sambil mengedip nakal.
Abi tertawa kecil, lalu mulai memotong ayam goreng di piring Sofia. “Iya iya, anak bungsu kesayangan Abi. kamu selalu saja manja ”
Sofia pura-pura merengek, “Ya dong.. kan cinta anak perempuan itu adalah ayah nya "
Tiba-tiba Ammar muncul dari arah ruang tamu. Ia berdiri canggung di ambang pintu, seolah tak ingin mengganggu suasana makan keluarga itu. Tapi Abi sudah melihatnya.
" Kenapa kamu berhenti di sini, ayok kita makan " Ajak bang dafi di belakang ammar.
“Masuk, Nak. Ayo makan bareng. "
Ammar tersenyum sopan. “Iya, om. Terima kasih…”
" Dek jangan suka manja kepada abi, ingat kamu sudah punya suami. gak malu apa masih manja " Ledek bang dafi
" Biarin wekk " Balas Sofia
Bang dafi tersenyum melihat tingkah adiknya itu, walaupun sudah menikah tapi tetap saja manja.
lanjutkan Thor 🙏🙏🙏