NovelToon NovelToon
Menikahi Calon Suami Kakakku

Menikahi Calon Suami Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Pelakor jahat / Tukar Pasangan
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Beby_Rexy

Judul buku "Menikahi Calon Suami Kakakku".
Nesya dipaksa menjadi pengantin pengganti bagi sang kakak yang diam-diam telah mengandung benih dari pria lain. Demi menjaga nama baik keluarganya, Nesya bersedia mengalah.
Namun ternyata kehamilan sang kakak, Narra, ada campur tangan dari calon suaminya sendiri, Evan, berdasarkan dendam pribadi terhadap Narra.
Selain berhasil merancang kehamilan Narra dengan pria lain, Evan kini mengatur rencana untuk merusak hidup Nesya setelah resmi menikahinya.
Kesalahan apa yang pernah Narra lakukan kepada Evan?
Bagaimanakah nasib Nesya nantinya?
Baca terus sampai habis ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Beby_Rexy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Pagi hari menjelang, Nesya sudah terbangun sejak subuh. Setelah memutuskan untuk makan dengan baik kini tubhnya sudah kembali bugar lagi.

Dia duduk di kursi jendela, sambil merenung teringat pada mimpi tentang ibunya semalam. Membuatnya terbangun di pukul empat dan kesulitan untuk terlelap kembali.

“Ibu, sedang apa disana? Aku ingin sekali bisa menghubungi Ibu, tapi bagaimana caranya?” Nesya menyugar rambutnya kebelakang lalu menatap ke arah pemandangan di luarnya.

Tampak sang fajar sudah mulai menyingsingkan sinarnya, dari menara yang tinggi itu mata Nesya di manjakan oleh pemandangan di sekitar villa tersebut, bahkan Nesya sudah mulai menyukai tempat itu.

Semalam Nesya bermimpi sang ibu datang ke villa tersebut membawakan seikat bunga lavender kesukaannya, bahkan ketika terbangun aroma bunga tersebut sampai tercium di hidungnya. Kata orang jika kita memimpikan seseorang itu artinya orang tersebut sedang merindukan kita.

“Aku juga rindu Ibu,” bisik Nesya, seolah sedang berbicara pada sang ibu, kedua matanya pun redup menunjukkan kerinduan yang terdalam.

Dia pun kembali teringat pada obrolannya bersama lelaki bernama Farrel, meski baru sekali bertemu, namun Nesya yang memang mudah akrab dengan siapa saja itu terlihat seperti sudah mengenal lama.

“Apakah benar Kak Narra terlibat sesuatu yang mengerikan? Tapi kenapa? Bukankah kekasihnya yang dulu itu sangat baik? Sebenarnya apa yang terjadi? Aku dan Ibu saja tidak tahu tentang kematian Kak Erwin. Dan Evan ini siapa? Aku pikir mereka adalah orang yang sama, Oh astaga aku bisa gila karena semua ini.”

Nesya menjadi pusing sendiri ketika memikirkan seluruh pola hidup kakaknya. Berpacaran dengan lelaki lalu lelaki itu meninggal dan kemudian berpacaran lagi dengan adik dari lelaki yang meninggal itu lalu menikah tapi malah hamil dengan lelaki lain lagi. Nesya tak habis pikir bahwa kelakuan Narra di luar rumah sangatlah kacau. Dirinya selama ini hanya sibuk bekerja membantu usaha katering keluarganya dan Narra sendiri sibuk dengan aktivitasnya dalam bekerja menjadi model majalah biasa, tapi gayanya sudah seperti seorang model mancanegara. Tahu-tahu sudah begini, dan yang paling dirugikan adalah dirinya.

Akan tetapi hati kecil Nesya ternyata lebih kasihan pada Evan, lelaki itu pasti sangat kecewa pada Narra yang berkhianat dengan lelaki lain dan tak mau jujur. Dengan rasa kecewa itu Evan masih mau melanjutkan pernikahan demi nama baik keluarganya, namun satu yang masih menjadi pertanyaan Nesya. Mengapa Evan menidurri dirinya padahal sejak awal sudah tahu kalau dirinya itu bukanlah Narra?

***

“Tuan, sarapan Anda sudah di hidangkan.”

Pagi itu, Kiki datang memanggil Evan di kamarnya untuk sarapan pagi, lelaki itu baru saja selesai memasang arloji hitam di tangan kirinya. Setelan jas berwarna hitam dengan kemeja dalaman berwarna putih sangat cocok di tubuhnya. Tampan dan kaya adalah hal yang sangat di idam-idamkan oleh seluruh makhluk bernama lelaki di seluruh dunia ini, dan Evan memilikinya.

“Apa kah sarapan untuk istriku sudah diantarkan?” Tanya Evan tanpa menoleh pada Kiki.

Kiki langsung berwajah muak ketika mendengar Evan mempedulikan Nesya. “Sedang diantar oleh pelayan, Tuan,” jawabnya.

Evan bergerak meraih tas kerja berbahan kulit asli dan bermerk terkenal di atas sofa, saat akan melewati pintu, dia kembali mengatakan sesuatu yang memancing kekesalan Kiki.

“Mulai sekarang pintu menara itu jangan lagi di kunci, biarkan dia keluar.”

“Apa Anda tidak takut kalau nyonya akan melarikan diri lagi?” Tanya Kiki dengan cepat.

Namun Evan menghiraukan dirinya dan langsung melangkah keluar dari kamar tersebut.

“Baru juga dua hari dia di kurung di dalam menara itu, dan sekarang sudah bebas lagi?” Kiki menghentakkan kedua kakinya bergantian di lantai karena kesal.

“Jangan-jangan tuan muda sudah jatuh hati pada gadis gembel itu? Oh astaga, selera tuan muda rendah sekali. Aku harus segera melapor pada Nyonya Rosaline.”

***

Suara kunci pintu di buka terdengar di telinga Nesya, dia pun menanti-nanti siapakah yang ada di balik pintu ruangan tersebut, apakah Kiki atau… Evan?

Nesya memukul kepalanya pelan ketika tersadar dirinya malah berharap Evan akan datang ke ruangan itu. Ketika melihat siapa yang masuk Nesya pun lega.

“Selamat pagi, ini sarapan Anda Nyonya,” ucap seorang pelayan wanita yang biasa di perintahkan khusus untuk mengantarkan makanan Nesya.

“Terima kasih, dimana pelayan sombong itu?”

Mendengar pertanyaan seperti itu sang pelayan pun mendadak takut. “Maaf, apa maksud Anda adalah Kak Kiki?”

“Ya,” sahut Nesya datar, lalu tanpa aba-aba satu tangannya mencomot buah anggur hitam yang masih berada diatas nampan dan dipegangi oleh pelayan tersebut. Dengan santainya ia mulai memasukkan satu buah anggur tersebut ke dalam mulutnya.

Pelayan itu pun tercengang melihat kelakuan Nesya yang sangat jauh dari etika para majikannya. Namun begitu, dirinya tak berani untuk berkomentar seperti halnya Kiki yang memang bermulut pedas.

Nesya memperhatikan wajah kaget pelayan itu lalu ia terkekeh pelan. “Siapa namamu?”

Pelayan itu menunduk sedikit lalu menjawab. “Nama ku Lisa, Nyonya.”

Nesya menganggukkan kepalanya lalu membiarkan Lisa meletakkan makanan yang ia bawa keatas meja makan Nesya. Setelah selesai dengan tugasnya itu Lisa mulai pamit undur diri lalu keluar.

Akan tetapi Nesya merasa ada sesuatu yang kurang lalu ia membuka pintu ruangannya. “Lisa, kamu lupa mengunci pintunya.”

Saat itu Lisa sudah berada di tangga namun masih terlihat oleh Nesya, ia bergegas kembali lalu berbicara pada Nesya. “Tuan Muda memerintahkan untuk tidak lagi mengunci pintu ini, Nyonya.”

Nesya terkejut sekaligus senang dan merasakan ada sebuah peluang. “Apakah aku boleh keluar dari sini?” Tanyanya antusias.

Lisa menganggukkan kepalanya dan malah ikut tersenyum senang melihat wajah bahagia Nesya. “Anda boleh keluar tapi hanya di area villa saja ya, Nyonya. Begitu pesan dari tuan muda.”

“Ah! Terima kasih Lisa,” ujar Nesya tersenyum manis, Lisa sampai memuji di dalam hati ketika melihat wajah Nesya yang jauh lebih manis di saat tersenyum, karena sejak kemarin-kemarin istri Evan itu hanya terus berwajah datar.

Setelah selesai sarapan, Nesya benar-benar melangkahkan kakinya menuruni menara, kedua kakinya yang gatal itu segera ia bawa berkeliling area menara tersebut. Entah kenapa dia malas untuk masuk ke dalam villa, malas jika nanti bertemu dengan Evan atau si pelayan sombong bernama Kiki.

Pakaian yang ia kenakan kini jauh lebih baik dari saat masih tinggal di rumah ibunya, bagaimana tidak, sebab segala jenis pakaian disana sangat baru dan juga bermerk terkenal. Bahkan seluruh isi lemari di dalam menara itu sangat cocok dengan tubuhnya. Nesya sempat bertanya-tanya mengenai siapa pemilik pakaian tersebut, namun dirinya tak ingin bertanya karena jika suatu saat sang pemilik akan datang dan protes padanya maka dia akan menyalahkan Evan saja. Kali itu ia mengenakan kaos kebesaran dipadukan dengan hot pants, itu merupakan setelan favorite nya.

Nesya mulai berkeliling di sekitar menara, hamparan rumput hijau yang dijaga kebersihannya itu ternyata sangat luas hingga ia terus menyusuri sebuah arah yang membawanya ke pinggir tebing. Di dalam hati, Nesya berdecak kagum pada ciptaan Tuhan, bahwa apa yang dia lihat rupanya ada pemandangan laut yang tertutup pohon besar-besar sehingga tak kelihatan dari menara tingginya.

Angin laut segera menerpa rambut panjangnya hingga bergerak menari-nari di udara. Nesya tertawa gembira, sejenak melupakan masalah hidupnya.

“Seandainya aku menikah dengan seorang pangeran yang aku cintai, tentu aku akan sangat bahagia meski tinggal di hutan sekalipun.”

Tanpa terasa Nesya sudah menghabiskan waktu hingga siang hari, perutnya pun sudah membuat sinyal kelaparan sehingga ia memutuskan untuk kembali.

Sekembalinya di dekat menara, Nesya melihat seseorang berjalan di lorong villa bersama dua orang pria yang pernah menyeretnya masuk kedalam menara.

Dan seseorang itu adalah Evan, dia berjalan dengan gagahnya sambil memasukkan satu tangannya kedalam saku celana. Dengan setelah jas itu, Nesya yang naif malah melihatnya dengan terpana.

“Sial! Kenapa dia tampan sekali?” Bisik Nesya di dalam hati sambil terus memadangi pergerakan Evan.

Evan berjalan dengan gerakan pasti menyusuri lorong villa diikuti dua orang pria di belakangnya, dan entah kenapa dia malah menoleh kearah tepat dimana Nesya berdiri menatap dirinya.

Hal itu lantas membuat Nesya kelabakan dan segera memalingkan wajahnya karena tertangkap basah. “Cih, meski tampan tapi hatinya sangat jahat!” Batin Nesya, sempat-sempatnya mencibir padahal sesaat yang lalu dia memuji.

1
Indra wijaya
sumpah yah jangan bikin aku penasaran yah thor
Ana Mariana
ceritanya menarik dan tdk berbelit2
Rieya Yanie
jahat sekali narra
Yoh Asakura
Keren banget plotnya.
KnuckleBreaker
Bikin ketagihan, kapan update lagi??
Beby_Rexy: Siang ya, Kak. Makasih udah baca 🫶
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!