Memiliki mimpi hidup membina rumah tangga dengan kasih sayang yang tulus nyatanya mimpi itu hanya tingal kenangan. Dijual sahabat terbaiknya sendiri menjadikan awal derita baru bagi kehidupan Wanita bernama Tyara Alkyara Putri, dibenci, dimusuhi. Bahkan dijauhkan dari orang-orang yang dulu menyayanginya. Bahkan status orang tua yang juga tidak memperdulikan akan nasib dan deritanya. Akankah Wanita berumur 20 tahun memiliki sebutan Ara akan mampu bertahan dengan membawa status dirinya yang sudah tidak perawan?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 [ Pemikiran matang Yang sulit untuk ditiru ]
KEDIAMAN KELUARGA ARVAN.
Dikediaman mewah yang dimiliki Nenek, sesosok wanita cantik berambut panjang secara diam memperhatikan gerak-gerik anak perempuan kecil berusia lima tahun yang telah bermain dengan sangat ceria dihalaman taman.
Senyum mengembang nampak terpantul diwajah cantik anak itu, nampak pula ada dua baby sister yang dengan senantiasa menjaganya.
"Lala sayang ...Mama sangat merindukan kamu, lima tahun Mama telah memendam rasa rindu ini rasanya Mama sudah tidak tahan ingin segera memelukmu ...Mama sangat rindu kamu sayang ...Mama sangat rindu."
Beberapa pepatah kata dilontarkan wanita cantik yang ternyata ialah Tyara, tak disangka air mata mulai membanjiri sudut matanya.
Tak lama lirikan Tyara tertuju adanya gerak-gerik Alexa yang keluar dari kediaman itu dengan langkah terburu-buru dan ekpresi wajahnya yang tegang.
Tak dipergoki Tyara memerintahkan sang supir untuk kembali melajukan kendaraannya.
"Kenapa kamu tidak menemuinya langsung jika hanya sekedar berbicara?"ujar Richard pada Tyara, lelaki itu sedari tadi telah menemaninya, namun ia tau seberapa rindu Tyara pada Putri kandungnya.
"Tidak semudah itu Ric, lima tahun aku menghilang dan orang-orang mengira jika aku telah tiada, kalaupun aku tiba-tiba muncul, itu akan menghancurkan rencana balas dendamku yang telah susah payah aku susun,"timpal Tyara pada Richard.
"Jadi rencana kamu apa selanjutnya?"
"Alexa memang sahabatku, tapi ikatan sahabat yang sudah aku anggap seperti saudara telah ia hancurkan dengan sendirinya, ia tega menjebak ku menjadi korban pem3rkosaan. Dengan kejinya ia masih tega berpura-pura menjadi diriku agar ia bisa dinikahi dan hidupnya menjadi orang kaya raya.
Bahkan setelah semuanya terjadi, ia masih tega mengambil anakku dan berani mau membunuhku rasanya pintu maaf tidak akan ada lagi untuknya. Kini yang tersisa hanya rasa benci yang harus terbalaskan, entah itu akan menjurus pada kematian sekalipun."
"Tunggu Mama sayang Mama akan datang ...Mama akan datang. Tunggu pembalasanku Alexa aku berjanji dengan tanganku sendiri hidupmu akan menderita ...tunggulah pembalasanku."
Dari sorotan mata Tyara tersimpan banyak dendam yang tak mudah untuk ia lupakan. Genggaman tangannya yang sangat erat telah membuktikan jika kali ini tak ada lagi rasa iba dan jiwanya yang menganggap Alexa sebagai sahabat sedari ia masih SMA.
Sedari tadi mobil yang Tyara tumpangi secara diam membuntuti kemanapun Alexa pergi, lalu mobil hitam yang ditumpangi Alexa terlihat turun dari salah satu tempat hiburan Malam.
"Apakah disini tempat yang biasa ia kunjungi?"tanya Tyara pada Richard.
"Iya! Tempat ini sudah sering ia kunjungi, namun ia tidak tau jika aslinya tempat ini aslinya milikmu, dan sesuatu rahasia besar tidak diketahui semua orang jika aslinya tempat itu bukanlah asli tempat hiburan malam, melainkan para penderita cacat dan sindrom yang kamu pekerjaan disana, kita sudah berhasil membohongi semua orang tak termasuk dia, hal ini sudah membuktikan jika kamu hebat kan?"
"Jangan memujiku, baiklah bisa kamu antarkan aku menuju bisnis yang kita rancang?"
"Baiklah."
Mendatangi salah satu bisnis yang dimiliki Tyara dan Richard, Tyara turun, setibanya ia sudah disambut beberapa karyawannya, tak bisa disembunyikan air matanya mengalir melihat para karyawan yang memiliki keterbelakangan mental tak seperti karyawan di perusahaan lainnya yang memiliki fisik normal.
Bisa dikatakan separuh dari karyawannya menderita sindrom dan separuhnya mengalami cacat tanpa memiliki satu tangan bahkan satu kaki dan mereka hanya bisa ketergantungan dengan kaki bahkan tangan palsu.
Salah satu penderita sindrom yang bisa dikatakan berusia sekira usia dari Mama Tyara perlahan menghampirinya, digenggam tangan Tyara terlihat wanita itu sangat bahagia dan kebahagiannya tak bisa dijelaskan dengan hanya kata-kata.
"Kamu janganlah nangis, harusnya disini yang nangis adalah kami karena kamu masih mau menjadikan kami sebagai pekerja, janganlah nangis."
Wanita itu mengusap air mata Tyara, Tyara lalu dan sekali memberikan pelukannya.
"Terima kasih Ibu sudah mau menenangkan aku, aku lega bahkan sekarang lebih bersyukur masih dikaruniai fisik normal yang aku miliki. Sesungguhnya aku malu terhadap kalian, fisikku yang normal, tapi aku sering mengeluh bahkan hampir akan putus asa, terima kasih berkat kalian, aku telah kembali memiliki semangat untuk menjalankan kehidupan ini! Terima kasih."
"Harusnya kami yang berterima kasih pada Nyonya, terima kasih berkat kebaikan Nyonya kami masih bisa diharapkan mendapatkan kerjaan ini, kami janji, kami tidak akan mengecewakan kebaikan Nyonya pada kami, kami janji."
Ucapan dari salah satu pekerja yang juga kehilangan kakinya, ia hanya bergantungan pada kaki palsunya.
"Berkat Nyonya memberikan kami pekerjaan ini, kami semua memiliki semangat dan arti hidup! Kami akui disaat fisik kami tak normal, mustahil ada orang yang mau menerima kami kerja dengan keadaan fisik yang tak normal, tapi berkat kebaikan anda, kami memiliki semangat hidup dan kembali bisa memenuhi kebutuhan keluarga kami, terima kasih, terima kasih."
Salah satu pekerja itu tak henti-hentinya menunjukkan senyumannya betapa sangat bahagianya ia kerja disini.
"Aku senang kalian bahagia bekerja disini tanpa adanya perasaan yang tertekan. Aku juga sangat berharap kalian menikmati pekerjaan ini tanpa adanya beban yang kalian pikul.
Aku ingin kalian tetap menjadi diri kalian, tanpa memikirkan ucapan bahkan cemoohan orang atas kekurangan yang kalian alami saat ini, karena sejatinya kita hidup dari niat gigih kita masing-masing, aku bahagia kalian percaya diri terhadap diri kalian, ya sudah lanjutkan istirahat kalian saya pamit dulu."
Mereka lalu memberikan penghormatan arti menghormati Tyara sebagai Bosnya. Tyara beralih meneliti hasil usaha tangan yang dikerjakan pada Karyawannya, terlihat senyuman amat merekah nampak diwajah cantik Tyara.
Pembuatan sepatu dari bahan ❌❌ utama yang ia manfaatkan sebagai bahan utama, dan ada juga rancangan gaun indah dengan banyak payet yang dikerjakan dari tangan para pekerja yang menghasilkan hasil yang tidak mengecewakan.
"Mereka hanya cacat fisik, tapi jika soal kecerdasan otak dan keahlian, mereka masih memilikinya dan itulah yang mendorongku kenapa aku memilih mereka,"ujar Tyara yang begitu terkagum-kagum dengan keanggunan dan kecantikan gaun yang ada dihadapannya ini.
"Semua ini bisa terjadi juga karena keahlian anda dalam merancang gaun indah-indah ini,"ujar Richard sedikit memberikan pujian.
"Oh iya bolehkah aku bertanya?" tanya Richard, Tyara memberikan anggukan.
"Sebenarnya ini sudah sedari dulu ingin aku tanyakan? Diluaran sana banyak orang yang memiliki fisik normal, dan maaf yang tidak cacat, tapi kenapa kamu malah memilih memperkejakan mereka yang jelas kamu tau sendiri fisik seperti apa yang mereka miliki?"
Richard menanyakan dengan serius hal yang amat menganggu pikirannya, Tyara sendiri yang masih memperhatikan dan mengamati hasil yang telah jadi, ia lalu membalasnya, tapi dalam pikirannya terlihat masih ada masalah lain yang ia pikirkan.
"Aku melakukannya karena aku salah satu Ibu yang memiliki Anak yang juga mengidap penyakit ini. Diluaran sana aku melihat orang yang memiliki fisik tak normal bahkan memiliki penyakit langka ini sering direndahkan. Bahkan tak segan-segan mereka di caci maki dan tak dipedulikan, khususnya orang yang memiliki penyakit langka terkadang keberadaannya malah tak dianggap dan hanya jadi bahan lelucon seolah-olah mereka tak memiliki hati.
Aku sengaja menjadikan mereka karyawanku karena dengan cara ini aku bisa menumbuhkan semangat dan percaya diri mereka pada dirinya sendiri, aku ingin mereka bisa memiliki tujuan hidup dan semangat hidup yang nyata.
Sedangkan untuk orang yang memiliki fisik normal mereka bisa berusaha sendiri, tapi jika dalam diri mereka memiliki niat dan kemauan untuk berkembang, aku yakin mereka pasti bakal bisa mendapatkan pekerjaan asal dalam diri mereka tidak kenal arti kata gengsi,"ujar Tyara menyuarakan pendapatnya.
"Jujur aku baru menemukan sosok Wanita yang memiliki pemikiran sangat matang sepertimu, karena sebenarnya mereka pun tidak ingin hidup dalam fisik seperti ini, tapi jika sudah jadi takdirnya apa yang bisa kita lakukan?"
"Nyonya?"
Sesaat kedatangan salah satu bodyguard Tyara menghampiri mereka.
"Iya?"jawab Tyara.
"Nyonya harus tau apa yang terjadi pada Wanita bernama Alexa?"
Tyara dan Richard saling melirik, Richard memberikan anggukannya, mereka pun melangkah berjalan mengikuti langkah sang Bodyguard.
SEKALIAN IJIN PROMO KARYA SESAMA AUTHOR YANG CERITANYA TAK KALAH SERU, BERIKUT BLURNYA
Napen : REALRF
Judul : Mendadak Papa
Noveltoon
Blueb.
Hail Abizar, laki-laki mapan berusia 31 tahun. Belum menikah dan belum punya pacar. Tapi tiba-tiba saja ada anak yang memanggilnya Papa?
"Papa... papa...!" rengek gadis itu sambil mendongak dengan senyum lebar.
Binar penuh rindu dan bahagia menyeruak dari sorot mata kecilnya. Pria itu menatap ke bawah, terpaku.
Siapa gadis ini? pikirnya panik.
Kenapa dia memanggilku, Papa? Aku bahkan belum menikah... kenapa ada anak kecil manggil aku papa?! apa jangan- jangan dia anak dari wanita itu ....
Bersambung