NovelToon NovelToon
Petualangan Danu

Petualangan Danu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Romansa Fantasi / Kisah cinta masa kecil / Cinta Seiring Waktu / Epik Petualangan
Popularitas:747
Nilai: 5
Nama Author: mengare

Bayangkan, kedamaian dalam desa ternyata hanya di muka saja,
puluhan makhluk menyeramkan ternyata sedang menghantui mu.

itulah yang Danu rasakan, seorang laki-laki berusia 12 tahun bersama teman kecilnya yang lembut, Klara.

Dari manakah mereka?
kenapa ada di desa ini?
siapakah yang dapat memberi tahuku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mengare, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal yang Buruk

Hayako berjalan dia antara kerumunan pasukan yang sedang bersiap pada posisi masing-masing, seorang bawahan dari kuil berjalan di sampingnya sambil membawa kotak kayu sepanjang 1, 4 meter.

Mereka berhenti di atas tumpukan karung yang berhadapan langsung dengan kabut hitam. Dia mengulurkan tangannya, meminta kotak kayu yang di bawa oleh bawahannya. Dia menenteng kotak itu di samping, dia menggertakkan giginya saat melihat kabut itu mulai menyebar dengan cepat.

kabut hitam tampak meluas seperti terdorong oleh angin yang kencang dan segera menghembus cepat, melewati benteng mereka.

Angin dingin datang bersamaan dengan kabut hitam, suasana mencekam dan hembusan dingin seolah menusuk tulang semua yang ada di sana. Tidak ada yang berani bercanda saat ini, seluruh pasukan menatap tajam kabut yang datang.

Suasana menjadi senyap, menyisakan suara daun yang terangkat oleh hembusan angin.

Hayako menutup mata sejenak, mengatur nafasnya menjadi lebih halus dan teratur. Merasakan setiap angin yang ia hirup, menahan nafas sejenak lalu melepaskannya perlahan.

Setiap tarikan nafas membuat lingkungan disekitarnya menjadi lambat dan semakin lambat setiap hirupan nafasnya.

Dia membuka perlahan matanya, merasakan lingkungan sekitar yang berhenti bergerak, menatap dalam-dalam apa yang ada di balik kabut.

Sebuah pusaran kegelapan yang tengah berputar menarik makhluk kecil yang berdekatan dengannya. Anehnya, makhluk kecil itu tidak melawan seolah menyerahkan diri mereka untuk tersedot ke dalamnya.

Pusaran energi itu mengeluarkan pancaran cahaya keunguan, di selimuti awan gelap yang sesekali melepaskan petir kecil di sekitarnya. Ada seekor Serigala bermata enam berjaga di dekatnya, manatap balik Hayako, seolah menyadari keberadaan Hayako.

Mereka bertatapan cukup lama sampai Hayako menghembuskan nafas perlahan, lingkungan sekitarnya kembali bergerak seperti semula.

Huff...

Sorot mata Hayako tampak tegang, dia tampak berfikir keras, menyusun tindakan yang akan di ambilnya nanti.

Hayako mengangkat tangannya lalu mengayunkannya, memberi isyarat pada pasukan di belakangnya.

Tiga orang anggota kuil mengarahkan meriam ke langit, salah seorang dari mereka menyalakan sumbu nya dengan api. Api itu membakar sumbu dan memberikan dorongan kuat pada peluru didalamnya.

Sebuah bola api tertembak ke langit, melambung tinggi di udara, memancarkan cahaya merah menyala yang terlihat sampai puluhan kilometer jauhnya.

Cahaya merah yang menjadi pertanda mulainya peperangan besar.

..........

Thomas memperhatikan cahaya itu dengan seksama, sorot matanya menjadi tajam. Dia menoleh pada Rangga yang berdiri di sampingnya. Semua orang yang bersamanya tahu apa maksudnya.

Mereka ada di bagian timur hutan yang memiliki medan paling sulit untuk dilewati dengan kelompok dengan banyak orang.

Squad mereka terdiri dari 2 petarung langsung, 2 mage, 1 healer, 1 asasin, dan 1 tanker.

Thomas dan Rangga menjadi penyerang jarak dekat utama, Dalton seorang tanker melindungi dua mage dibelakangnya. Tina yang seorang electromancer -penyihir petir- bersama rekannya, Hena, seorang Plant mage -penyihir tanaman- mengangkat tongkat bersamaan, membuat lingkaran sihir di depan mereka. Sementara itu, Carter, menghilang dalam bayangan, menyembunyikan keberadaannya. Risih berdiri paling belakang, membawa buku sihir putih di tangannya.

"Semuanya bersiap!!" seru Thomas sambil menyebarkan auranya ke arah kabut. Aura Thomas memancing amarah monster yang tersembunyi di dalamnya. Sekumpulan monster segera muncul dan menyerbu mereka.

monster-monster itu menyerupai hewan-hewan hutan dengan mata merah menyala dan tubuh yang jauh lebih besar dari ukuran normalnya.

Hewan-hewan itu meraung dan berlari dengan gila ke arah mereka.

"Hena!!" teriak Rangga.

Hena memejamkan mata, butiran energi hijau muncul di sekitarnya, lingkaran sihirnya menyala terang. Angin sejuk seolah keluar dari lingkaran itu dan menumbuhkan kembali tanaman yang telah layu. Tunas-tunas baru muncul dan tumbuh perlahan. Hena benar-benar menghidupkan kembali apa yang ada di dekatnya.

"Wahai Dewi Pertiwi, pinjamkan lah kekuatanmu, 'trapping roots'"

Tanah bergetar, puluhan akar muncul dari tanah, menjerat kaki semua monster yang mendekat ke mereka.

Monster-monster itu meronta-ronta, berusaha melepaskan diri dari jeratan akar.

Tina merapalkan mantra, butiran mana murni yang tersebar di udara berubah bentuk, menyala dan mengeluarkan petir yang saling menyatu lalu menyatu pada lingkaran sihir Tina.

Inti petir segera terbentuk memadat, mengeluarkan kilatan cahaya kuning terang yang semakin besar seiring banyaknya energi yang terkumpul.

Tina menatap tajam musuh di hadapannya, lingkaran sihirnya membesar dan mengeluarkan percikan listrik.

"Elektrik Shock"

Lingkaran itu mengeluarkan sambaran petir besar yang segera menyambar seluruh monster yang terjerat akar pohon.

Monster-monster mengerang kesakitan dengan keras. Tubuh mereka terbakar oleh sambaran petir yang segera menghanguskan mereka.

Rangga tersenyum puas saat menyaksikannya tapi itu tak lama.

Sebuah aura kuat keluar dari dalam kabut. Aura yang sangat kuat menekan mereka semua bahkan membuat Tina dan Hena bertekuk lutut. Rangga bercucuran keringat dingin, kerikil-kerikil kecil ikut bergetar oleh tekanan itu.

Entitas pemilik aura muncul dari balik bayangan, Mereka terkejut saat melihat tubuh manusia samar-samar terlihat dari balik kabut.

Sosok bayangan itu berjalan perlahan ke arah mereka, suara derapan kaki dari armor besi menyertai setiap langkah kakinya.

Pandangan mereka terpaku pada sosok itu, seorang kesatria besi muncul, kepalanya terbakar oleh api ungu yang juga muncul pada sela-sela armor.

Kesatria itu bersinar dengan gagah di hadapan mereka dan menekan mereka dari kejauhan seolah meremehkan mereka.

................

Sementara itu, di sisi barat hutan.

Amel memberikan isyarat pasukannya untuk bersiap dalam posisi siap tempur. Pasukannya terdiri dari 10 orang kesatria pedang, 5 pemanah, 3 mage, dan 2 Great Knight -kesatria dengan 2 kekuatan (sihir dan aura).

Mereka berhadapan dengan gelombang monster yang menyerbu.

"Bentuk Formasi Gelombang!!" perintah Amel pada pasukannya.

Pasukan pedang membentuk 2 barisan melengkung, mereka bersiap dang perisai mengarah ke depan.

Great Knight berdiri di antara kedua barisan.

Amel mengangkat tangan kanannya, lalu mengayunkannya seolah membela udara.

"Serang!!"

pasukan jarak dekat segera menunduk sementara pemanah menembakkan panah mereka. Dengan bantuan aura, indra para pemanah menjadi tajam dan membuat panahnya nyaris tidak meleset pada jarak 200 meter dari mereka.

Monster-monster itu berjatuhan, mereka terdiri dari kijang, musang, dan beberapa ular dan kadal berukuran orang dewasa.

Serangan intens pemanah menumbangkan mereka yang mendekat. Semuanya terkendali sampai tanah bergetar dan langkah dentuman terdengar.

Mereka terkejut dengan kuatnya guncangan itu. Suara pohon yang tumbang datang dari balik kegelapan kabut, mereka dapat melihat ujung pohon yang menjulang tinggi roboh bersamaan dengan suara derat kayu yang memekik telinga. pohon itu roboh dan menerpa pohon disekitarnya yang membuat pohon-pohon itu bergoyang.

Dumm.. Dumm..

Suara itu terus mendekat kepada mereka hingga seekor Treant muncul di hadapan mereka.

Monster setinggi 7 meter yang membuat mereka harus mendongak hanya untuk melihat wajahnya.

Treant meraung dan menggetarkan ranting-ranting yang tumbuh di punggungnya seperti alarm.

Amel segera menyadari gerakan aneh itu dan memberikan isyarat pada penyihir untuk memfokuskan serangan pada Treant.

Para penyihir menggabungkan tiga lingkaran sihir bersamaan, membantuk pusaran api yang berputar cepat dan menyemburkan bara panas di sekitarnya.

"tembak!!" perintah Amel.

Para penyihir menembakkan tornado api pada Treant. Menutupi sepenuhnya tubuh monster itu dengan api yang menyala hebat.

Api itu membumbung tinggi, membakarnya, dan mengikis tubuh besarnya perlahan.

Treant meraung kesakitan, memukul-mukul udara kosong, dan menepuk-nepuk api yang mengganas.

Api itu secara sempurna melumpuhkan pergerakannya dan membuat monster itu tidak berdaya. Amel menghela nafas lega, tapi menegang kembali karena Treant yang meloloskan diri dari api, dengan melepaskan lapisan tubuh yang terbakar dan menghempaskan lapisan itu menjauh darinya.

Kini Treant menatap mereka dengan penuh amarah, menjulurkan tangannya dan melompat tepat ke depan mereka.

Tangannya menjadi cambuk yang menerjang barisan depan dengan sekali hempasan.

Pasukannya terangkat dan terdorong ke belakang, mereka terjungkal di hadapan Amel dengan tidak berdaya.

Amel dan monster itu saling bertatapan.

Amel tidak gentar dan tetap berdiri tegak layaknya seorang penguasa di depan monster besar itu.

1
Mengare
kadang aku lupa ngasih kata tidak pada tulisan ku😅
Mengare
terima kasih, maaf kemarin aku ada urusan di real life jadi gak sempat nulis
Cleopatra
Saya suka banget ceritanya, terus semangat menulis ya thor!
Tsubasa Oozora
Aduh, kelar baca cerita ini berasa kaya kelar perang. Keren banget! 👏🏼
Mengare: makasih dah komen
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!