Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah sebuah ungkapan yang tepat untuk seorang Gadis cantik bernama Safira Navia, Beasiswa yang tiba tiba di cabut oleh pihak kampus setelah kepergian Ibunya membuat Safira langsung melemas seketika.
Pekerjaannya yang hanya sebagai pelayan Cafe pun tidak mencukupi biaya kuliah nya, mundur dari bangku perkuliahan nya pun tidak mungkin karena hanya tinggal sedikit menuju gelar Sarjana nya.
yuk ikuti ceritanya, bagaimana Safira menjalani semua kehidupannya, selamat membaca semoga suka dengan ceritanya.
.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jeny chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 pindah rumah.....
Dua jam kemudian pintu kamar terdengar terbuka dan pintu ruang kerja Al terbuka, Al masuk dengan wajah yang sulit di artikan seperti menahan amarah juga kekesalan.
"Packing pakaian kamu dan barang yang menurut kamu penting, kita akan pindah hari ini. "
titah Al dan Safira mengangguk lalu segera menuju ruang pakaian untuk menyelesaikan perintah Al.
Safira mengemas pakaian nya saja dan tidak dengan pakaian Al, karena Al yang memerintahkan packing pakaian nya saja.
"Untung saja aku sudah mandi, jadinya gak keteter deh packing nya. "
gumam Safira saat menutup kopernya lalu menggeretnya menuju Al yang menunggunya.
"Kamu duluan ke mobil Saya, biar kopernya saya yang bawa Fira. "
ucap Al saat Safira menghampirinya dan Safira mengangguk lalu segera menuju pintu untuk keluar dari unit apartemen nya.
Safira melihat tas wanita dan dia hanya bisa menghela nafasnya tanpa mau berkomentar, karena dia memang gak melibatkan hati terhadap Al.
Al yang melihat Safira sudah menutup pintu keluar pun akhirnya bernafas lega dan langsung mengikuti Safira.
"Aku mau pergi, kalau kamu mau tetap disini silahkan. "
ucap Al pada wanita yang baru keluar dari pintu kamar mandi yang ada di dekat dapur.
"Unit disini sangat rapih dan kulkasnya pun terisi bahan masakan, apa kamu suka memasak Al?? aku baru tahu. "
ucap sang wanita dengan tangan yang langsung menenteng tasnya.
"Bukan urusan kamu. "
ketus Al yang langsung keluar dari Apartemen nya lalu segera ke mobil untuk menyusul Safira.
Safira memang wanita penurut dan tidak pernah membantah apapun perintah Al, ini yang membuat Al sangat nyaman Safira hidup dengannya.
"Maaf membuat kamu menunggu lama. "
ucap Al saat membuka pintu mobil nya.
"Gak masalah dan lagian aku sudah terbiasa menunggu juga. "
ucap Safira yang langsung duduk setelah pintu mobil di buka.
Al hanya tersenyum samar lalu segera melajukan mobilnya, Safira hanya diam dan dia gak berniat bertanya kemana dia akan di bawa.
"Kamu mulai sekarang tinggal di rumah saya yang lain tapi bukan rumah utama, gak masalah kan Safira?? "
ucap Al memecahkan keheningan pertama kalinya.
"Terserah Mas saja, kalau misalkan boleh ini yaa. Aku mau tinggal di rumah aku saja yaa. "
ucap Safira dan Al menggelengkan kepalanya.
"Di rumah saya Safira. "
ucap Al dengan nada tegas nya dan Safira mengiyakannya karena dari nada suaranya saja sudah berbeda.
Pejalanan satu jam akhirnya tiba di sebuah komplek perumahan elit, rumah rumah begitu megah dan sangat besar, Safira yakin rumah disini mahal mahal sekali.
Mobil Al berhenti di sebuah gerbang rumah dan tidak lama terbuka, Safira hanya diam dan menyaksikan nya saat ini.
"Ayo turun kita masuk, Saya akan tunjukan rumahnya ke kamu. "
ucap Al saat sebelum keluar dari mobil dan Safira mengikutinya.
"Rumah ini kamu tempati mulai sekarang, ada lima pelayan di dalam rumah dan beberapa pekerja di luar rumah, tempati kamar utama untuk kamar kita dan pintunya ada di lurusan tangga ini. "
jelas Al dan Safira menganggukkan kepalanya.
Al langsung meminta pelayan membawa koper milik Safira menuju kamar, sedangkan Al langsung menuju kaca jendela sambil mengangkat panggilan di handphone nya.
Safira memilih menuju kamar utama saja untuk merapihkan pakaiannya, dia enggan menanyakan pada Al karena baginya pantrang sekali, Safira hanya wanita pemuas Al dan tidak pantas banyak bertanya.
"Terimakasih Bibi sudah membawakan kopernya. "
ucap tulus Safira dan pelayan mengangguk tersenyum padanya.
"Mau di bantu merapihkan pakaiannya?? "
tanya pelayan dan Safira menggelengkan kepalanya.
"Gak usah Bibi makasih karena saya bisa sendiri mengerjakan nya. "
tolak Safira dan pelayan itu langsung pamit karena Al masuk kedalam kamar.
"Dari rumah ini ke kampus hanya tiga puluh menit, kamu pakai mobil kemanapun kamu pergi karena angkutan online dilarang masuk kedalam komplek ini kecuali penghuni. "
ucap Al dan Safira hanya bisa menghela nafas mendengarnya.
"Kamu sudah nyaman di apartemen nya yaa?? terlihat tidak senang saat masuk kesini. "
tanya Al karena Safira hanya diam saja.
"Gak juga, lagian aku kan hanya sebatas wanita kontrak kamu Mas, gak ada hak aku untuk tidak senang dengan semua perintah kamu. "
jawab Safira sambil mebuka koper untuk merapihkan pakaian nya.
"Bagaimana nyaman nya kamu saja Safira, saya pergi dulu dan kamu aman di rumah ini, kunci mobil ada di lantai satu tinggal minta pelayan saja. "
ucap Al pamit karena sedari tadi handphone nya terus berdering.
Safira tidak menjawab hanya merespon dengan anggukan saja, Safira memilih merapihkan pakaian nya kedalam lemari yang sudah di sediakan oleh Al dan Safira tidak mau perduli apa alasan Al memindahkan nya ke rumah.
"Artinya aku gak akan masak lagi dong kalau sudah banyak pelayan, lumayan meringankan. "
ucap Safira saat selesai merapihkan pakaian juga barang barangnya.
.
.
.
Al memilih menuju perusahaan nya karena beberapa pekerjaan yang harus dia kerjakan, Al mengemudikan mobilnya dengan kecepatan lumayan dan hanya beberapa menit tiba di perusahaan.
Al langsung mengerjakan pekerjaannya yang begitu menumpuk, Al terus membiarkan handphone nya berdering karena dia tahu siapa yang menghubunginya.
"Pasti dia akan datang, lihat saja kita hitung mundur dan gak lama dia akan datang. "
gumam Al saat handphone nya sudah tidak berdering dan dia langsung memerintahkan asistennya untuk mengantar orang yang akan menemuinya sebentar lagi.
Benar dugaan Al hanya tiga puluh menit menunggu akhirnya tamunya datang, Al hanya bisa menghela nafas melihatnya.
"Uang kamu sudah habis?? atau laki laki pemuas kamu sudah bosan dengan kamu?? "
sindir Al saat wanita masa lalunya datang dan duduk tanpa di minta.
"Gak kedua duanya, lagian aku kan Istri kamu Al kalau kamu lupa. "
jawab si wanita dan Al hanya menatap sinis mendengarnya.
"Kamu lupa atau pura pura lupa, beberapa tahun lalu kita sudah bercerai dan surat cerai pun sudah aku dapatkan. "
ucap Al dengan nada kesalnya dan wanita itu hanya tersenyum mendengarnya.
"Aku tahu kamu memiliki wanita simpanan yang kamu jerat Al, lebih baik lepaskan wanita itu dan sekarang aku sudah kembali, aku yang akan memenuhi keinginan kamu. "
ucap wanita itu dengan nada santai dan Al langsung menatap tajam pada wanita itu.
"Maaf gak ada kata kedua kali untuk kembali bersama wanita penghianat dan wanita yang membuka tubuh untuk laki laki lain. "
ucap Al yang langsung menutup leptop kerjanya juga berkasnya.
"Katakan apa mau kamu?? aku sudah berbaik hati memberikan uang bulanan sampai saat ini padamu, jadi. Jangan cari masalah. "
ucap Al kembali dan wanita itu hanya tertawa mendengarnya.
"Sudah lah Al jangan bahas masa lalu, aku datang untuk kamu. "
ucap wanita itu dan Al hanya berdecih mendengar nya.
.
.
.
Bersambung......