Hari dimana Santi merayakan ulang tahun pernikahannya yang ke 25, semuanya tampak berjalan dengan baik. Tapi itu hanyalah awal dari bencana besar yang akan dia hadapi. Tanpa diduga, hal yang tidak pernah disangka oleh Santi adalah, Dani suami yang selama ini dicintainya itu akan meminta cerai padanya, karena dia telah menjalin hubungan terlarang dengan seorang wanita berusia 20 tahun dibelakangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La-Rayya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tempat Berbeda
Keesokan paginya, Santi bangun dengan suasana hati yang sangat baik. Setelah sarapan, ia berpamitan kepada Julia yang akan kembali ke Surabaya lebih dulu untuk menghadiri pesta pernikahan Rosa.
"Jangan khawatir, aku akan membuat malam Dani, sengsara," kata Julia.
"Julia Fitrian, jaga sikapmu. Aku akan menelepon mu begitu aku kembali ke Surabaya." Kata Santi padanya.
"Tentu saja, kau akan meneleponku. Aku ingin tahu semua detail tentang apa yang akan kau lakukan pada Guntur," Julia menggoda.
"Aku hanya akan makan siang dengannya, tidak ada yang lebih," jawab Santi dengan wajah serius.
"Santi Amalia, aku tidak akan memaafkan mu jika kau tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk lebih dekat dengan Guntur. Kau akan rugi, jika tidak melakukannya." Ucap Julia.
Santi mulai tertawa dan hampir tertawa terbahak-bahak ketika dia mendengar suara pria yang mereka bicarakan di belakangnya.
"Sepertinya wanita-wanita cantik ini bersenang-senang," kata Guntur.
"Bagus sekali. Kami sedang membicarakan tentang pertempuran kecil," ucap Julia.
Guntur menatapnya tidak mengerti, sementara Santi terus tertawa dan tersipu, lalu berdiri.
"Julia Fitriana jaga sikapmu. Aku menyayangi mu," kata Santi sambil memeluknya.
Guntur mengucapkan selamat tinggal pada Julia.
"Apa kau siap?" Tanya Guntur pada Santi.
"Tentu saja," jawab Santi, dan mereka pun keluar untuk menjelajahi kota.
Sementara itu, di Bali, Aleya tengah mengemasi tas kecilnya untuk pergi ke Bandung. Dia ingin sekali bertemu Mirza.
Aldi Yunanda sedang meninjau naskah yang akan mereka mulai syuting pada hari Selasa. Ini adalah dua episode terakhir, yang berarti mereka akan kembali ke Bali dalam beberapa minggu kedepan.
"Pak Aldi, jika Bapak tidak butuh apa-apa lagi, saya akan menemui Bapak pada hari Selasa," komentar Aleya.
"Tentu saja tidak. Nikmati waktu istirahatmu. Sampai jumpa hari Selasa," jawabnya.
Aleya menuju ke bandara sementara Aldi terus menyiapkan segalanya.
Dia akan kembali ke Jakarta untuk merayakan ulang tahun ke-15 putranya, Bagas. Istrinya sedang mengandung Bagas ketika meninggalkannya. Bagas telah tumbuh bersama pria lain sebagai sosok ayahnya. Aldi harus mengakui bahwa ayah tiri Bagas memang hebat.
Aldi merasa sedih karena dia tidak akan bisa melihat anak-anaknya tumbuh dewasa.
Selama bertahun-tahun, Aldi bertanya pada dirinya sendiri dengan pertanyaan yang sama. Jika dia punya banyak uang, apakah Gea istrinya, akan tetap bersamanya?
Aldi menutup laptopnya, meraih jaketnya, dan menuju ke bandara.
Santi tengah menikmati makan siangnya bersama Guntur. Mereka membicarakan banyak hal selama berjam-jam, dan setelah makan siang, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan di taman.
Sungguh, Guntur adalah teman yang menyenangkan.
"Apakah kau mau makan malam denganku?" Tanya Guntur.
"Kau baik sekali, tapi aku tidak ingin merepotkamu. Mungkin kau punya hal lain yang lebih baik untuk dilakukan," jawab Santi.
"Aku menikmati kebersamaan denganmu," kata Guntur.
"Aku akan makan malam denganmu," jawab Santi.
Guntur tersenyum padanya dan berkata, "sampai ketemu nanti malam Santi. Aku akan menjemputmu jam delapan."
Santi memasuki hotel sambil tersenyum.
Saat memasuki kamarnya, Santi menjatuhkan diri ke tempat tidur dan menatap langit-langit. Saran dari Julia muncul di benaknya, dan ia tak dapat menahan tawa.
Aldi Yunanda sedang check in ke hotel. Dia pergi ke kamarnya, mandi, dan beristirahat selama satu jam.
...****************...
Aleya keluar dari mobil, penerbangannya ditunda. Dia memasuki gedung apartemen milik Mirza.
Lift berhenti di tengah-tengah antara lift dan pintu apartemen. Saat membuka pintu, dia mendengar musik keras, seperti yang biasa dia dengar saat Mirza ada di apartemennya. Aleya meninggalkan kopernya dan menuju kamar tidur.
"Mirza, sayang!" Katanya.
Saat membuka pintu, dia mendapati Mirza sedang bermesraan dengan seorang gadis berambut pirang. Mirza menatapnya dengan kaget.
"Aleya, apa yang kau lakukan disini?" Tanya Mirza gelagapan.
Aleya menutup pintu, berjalan ke ruang tamu, meraih tasnya, dan bergegas pergi.
"Aleya, tunggu dulu! Aku bisa menjelaskannya," teriak Mirza.
Aleya memasuki lift dan keluar secepat yang dia bisa.
...****************...
Di Surabaya, Dani tengah bersiap menghadiri pernikahan Rosa. Sambil menunggu Clara selesai bersiap, dia tengah minum kopi. Clara muncul di ruang tamu, dan Dani tak kuasa menahan diri untuk tidak mengaguminya. Clara tampak sangat cantik, mengenakan gaun merah yang menonjolkan lekuk tubuhnya.
"Kau tampak menakjubkan," kata Dani padanya.
"Apakah kau suka dengan apa yang kau lihat?" Tanya Clara.
"Aku terpikat oleh apa yang kulihat, namun aku mencintai apa yang tak kulihat," jawab Dani sambil mengusap pinggul Clara.
"Kita berangkat sekarang?" Tanya Clara, dan Dani mengangguk.
Sesampainya di pesta, Dani melihat sekeliling dan memang, Santi tidak datang ke pesta. Saat dia berjalan melewati aula dia melihat Julia.
Julia tersenyum padanya, dan dengan senyuman itu, Dani tahu malam itu akan menjadi mimpi buruk baginya.
Malam itu mulai berjalan dengan damai. Dani dan Clara sedang duduk di meja mereka ketika Satria datang untuk menyapa mereka.
"Dani, apa kabar kalian berdua?" Tanyanya.
"Baik," jawab mereka.
Clara berdiri dan menuju kamar kecil.
"Rosa tampak sangat bahagia," komentar Dani.
"Ya. Sayang sekali Aleya tidak ada di sini. Santi bilang dia ada di Bali. Ngomong-ngomong, Rosa dan aku menonton episode terakhir yang digarap Aleya dan kami menyukainya." Ujar
"Aku jarang berbicara dengan Aleya sejak hari itu." Ucap Dani.
"Bagaimana kabar Amanda?" Tanya Satria.
"Dia benar-benar berbeda. Amanda selalu memberontak dan bersikap kurang ajar terhadapku. Harus kuakui, dia benar-benar berbeda dengan Santi." Jawab Dani.
"Mereka hanya kesal, dan itu bisa dimengerti. Kau tahu itu, beri mereka waktu," saran Satria.
"Setidaknya malam ini, aku tidak perlu berurusan dengan Santi," komentar Dani.
"Dia bilang dia tidak akan datang. Dan yang aku dengar, dia akan pergi ke Jakarta bersama Julia. Itulah yang dia katakan pada Marina." Ucap Satria.
"Ngomong-ngomong soal Julia...."
Dani belum selesai bicara saat Julia mendekat bersama Marina.
"Dani, Satria, saatnya berdansa," ucap Marina memberi tahu mereka.
"Dani Prasetya, apa kabar?" Sapa Julia sambil menjabat tangannya.
"Baik, Julia. Kupikir kau ada di Jakarta," komentar Dani.
"Aku baru saja tiba pagi ini. Aku tidak akan melewatkan pernikahan ini dengan alasan apa pun. Kau tahu betapa aku sangat mengagumi Rosa dan putri-putrimu." Ujar Julia.
"Aku tahu, dan mereka juga memujamu. Kau akan selalu menjadi Tante Julia bagi mereka," jawab Dani.
"Dan mengapa Santi tidak datang?" Lanjut Dani bertanya.
"Santi masih di Jakarta." Jawab Julia singkat.
"Apa dia di sana sendirian?" Tanya Dani heran.
"Tidak, tidak sendirian. Dia bersama teman atau bisa dibilang gebetannya." Jawab Julia santai.
"Baguslah," jawab Dani, merasa agak tidak nyaman.
Clara kembali dan memegang tangan Dani. Julia menatapnya dengan dingin.
"Clara, izinkan aku mengenalkan mu pada Julia. Dia teman Santi," kata Dani.
"Senang bertemu denganmu," ucap Clara.
"Senang bertemu denganmu, nona manis. Kau cantik, seperti Barbie berambut cokelat." Ucap Julia.
"Terima kasih," jawab Clara.
"Jangan berterima kasih, karena apa yang kukatakan itu memang benar. Di sisi lain, Dani, kau lebih cocok disebut sebagai kakeknya Barbie. Nikmati malam ini," kata Julia lalu pergi.
Bersambung...
🖕(dani aki2🤮clara cabe2an)