Pertemuan singkat yang tak disengaja itu yang akhirnya menyatukan Nabilla dan Erik, tanpa rencana apa pun dalam pikiran Nabilla tentang pernikahan namun tiba-tiba saja lelaki asing itu mengajaknya menikah.
Lamaran yang tak pernah dibayangkan, tanpa keramaian apapun, semua serba tiba-tiba namun membawa kebahagiaan.
Pertemuan menyebalkan itu telah membuat Nabilla dan Erik terikat seumur hidup, bahagia hanya itulah yang mereka rasakan.
Merangkai kisah rumah tangga yang bahagia meski selalu ada saja masalah, Erik dan Nabilla menciptakan kisah bahagianya sendiri di tengah gangguan menyebalkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vismimood_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Pasti Bahagia
Dua hari tanpa kabar, siang ini Erik mengajak Nabilla untuk pergi. Tak banyak pertanyaan karena Nabilla ikut saja, rupanya mereka pergi bersama dengan teman-teman Erik termasuk juga Tyas.
Mereka pergi dengan mobil masing-masing, baiklah Erik dan kawannya memang orang berada bahkan begitu juga dengan Tyas. Sedikit heran karena ternyata Tyas mau bersahabat dengan dirinya yang orang susah, dan sampai sekarang hubungan sahabat itu masih berlanjut.
"Ini tempat apa?" Tanya Nabilla akhirnya.
"Ayo keluar."
Nabilla keluar setelah mereka semua keluar, sesaat Nabilla melihat sekitarnya, mereka mendatangi satu bangunan besar. Erik tiba-tiba saja menggenggam tangannya dan itu membuat Nabilla kaget, setelahnya Erik membawa Nabilla masuk.
Itu adalah gedung pernikahan, banyak orang yang memakainya dan hasilnya selalu memuaskan. Pesta yang digelar di gedung ini jelas bukan pesta biasa, tamu undangan pasti kalangan penting semua.
"Erik, ini-"
"Ini dari gua." Ucap Nizar.
Nabilla diam sedikit tak mengerti dengan maksud ucapan Nizar, mereka tampak begitu semangat raut wajah mereka begitu penuh senyum.
"Lu berdua gak usah pusing nyari venue untuk pernikahan, ini gue udah siapkan kalian tinggal pakai tidak perlu mikir apa-apa lagi."
Nabilla seketika menatap Erik, apa maksudnya itu seharusnya Erik yang dan Nabilla yang mengurus itu. Erik hanya sedikit tersenyum membalas tatapan Nabilla, itu bukan permintaannya karena itu memang keinginan mereka sendiri.
Tak berselang lama datang tiga orang yang menghampiri mereka, Tyas tampak memeluk salah seorang dari tiga orang itu. Nabilla tidak tahu siapa mereka karena selama ini Tyas tidak pernah mengenalkan temannya, tapi mereka tampak begitu akrab dengan sapaan yang sangat menyenangkan itu.
"Jadi, mana calon pengantinnya?"
Tyas segera menarik Nabilla dan Erik ke sampingnya, dua orang itu hanya bisa meurut tanpa bisa membantah. Mungkin Erik sudah tahu soal ini, tapi tidak dengan Nabilla hingga saat ini Nabilla terlihat bingung dengan keadaannya.
"Oh ya ampun, cantik dan tampan sekali."
Nabilla dan Erik hanya saling lirik seraya tersenyum, benarkah bukankah lebih cantik Tyas dari pada dirinya. Nabilla sedikit gak percaya diri ketika orang di hadapannya begitu jelas meneliti dirinya, penampilan Nabilla memang biasa saja bahkan wajahnya pun bersih dari polesan make-up.
"Billa, ini Kak Dena. Dia adalah orang yang akan merias kamu nanti, yang ini Kak Ari kalau dia yang akan dekor venue pernikahan kamu, sedangkan yang ini Kak Wahyu dia yang akan jadi photographer nanti." Terang Tyas
"Tyas-"
"Ah tidak, aku yang urus mereka semua. Kamu tinggal ikut saja dan jadi penganting yang nurut sama mereka, oke?"
Nabilla mulai tidak enak hati dengan apa yang mereka katakan sejak tadi, mereka begitu antusias untuk pernikahannya dengan Erik. Tapi bagaimana dengan Nabilla sendiri, sampai saat ini Nabilla tidak mendapatkan kabar apa pun dari orang tuanya.
Rangkulan Erik cukup membuat Nabilla terkejut, lelaki itu menunjukan senyum manisnya, melihat ekspresi tenang Erik sepertinya memang ini sudah dibicarakan. Lalu apa Nabilla, ia tidak mendapatkan ajakan diskusi apa pun juga, sekarang tiba-tiba seperti ini saja.
"Nanti gue yang cari catering makanan yang paling enak buat menu prasmanan, tamu akan suka pokoknya." Tambah Anggi.
"Kalian-"
Nabilla tak kuasa melontarkan kalimatnya, begitu saja air matanya mengalir. Nabilla tak tahu harus bicara apa sekarang untuk semua yang mereka lakukan, Nabilla malu rasanya.
Erik yang melihat itu tersenyum dan sedikit memeluk Nabilla, jika Nabilla mau menolak sama sekali tidak masalah. Erik juga bisa mewujudkan pernikahannya sendiri meski tidak ada bantuan mereka, sebenarnya Erik juga malu dengan semua yang teman-temannya lakukan.
"Jangan nangis dong, bagus seperti ini berarti hubungan kalian direstui oleh semuanya." Tutur Dena.
"Kalau kamu tidak mau terima, bilang saja." Ucap Erik.
"Gak boleh, enak aja. Kalian harus terima, ini bukti kalau kita ikut bahagia dengan pernikahan kalian." Tolak Tyas.
Daniel sedikit menjewer Tyas karena suaranya yang terlalu keras, dia bisa bicara rendah karena Nabilla juga ada di sampingnya. Tyas tak perduli dengan itu karena memang Nabilla dan Erik tidak boleh menolak, Tyas akan marah jika mereka berdua menolak semuanya.
Dengan menahan isakannya, Nabilla mengurai pelukan Erik dan berbalik pada Tyas. Begitu saja Nabilla memeluk sahabatnya itu, sangat erat itulah yang dirasakan Tyas saat ini.
"Tidak masalah, aku sudah pikirkan ini sejak lama. Kamu harus terima, aku mau sahabat aku bahagia."
"Aku malu." Ungkap Nabilla dengan terbata.
"Tidak apa-apa, dengar aku Nabilla kamu pasti bahagia bersama Erik. Dia lelaki baik akan sangat cocok dengan kamu, tolong jangan bertingkah."
Nabilla mengangguk saja, Tyas tahu seperti apa Nabilla selama ini, sekali pun Nabilla tidak pernah buat ulah yang tak seharusnya. Nabilla akan baik jika orang yang bersamanya juga baik, tapi jika tidak maka akan sebaliknya juga.
*
Pintu rumah itu terbuka dan mempertemukan Ferni dengan Rosi lengkap dengan Salsa dan Arya, Ferni terkejut dengan kedatangan calon besannya itu. Bagaimana bisa mereka sampai ke rumahnya, mereka tidak tahu sama sekali tentang rumahnya.
"Bu." Sapa Arya.
"Ya Tuhan, kok gak bilang kalau mau ke sini."
"Saya sudah bilang pada Pak Farhan, beliau yang siapkan taxi untuk membawa kami ke sini."
"Ah begitu, baiklah. Ayo mari silahkan masuk."
Ferni menggiring tamunya untuk memasuki rumahnya, barang bawaan mereka cukup banyak sepertinya mereka kan tinggal di rumah Nabilla beberapa waktu. Ferni segera meminta mbak rumahnya untuk membawakan suguhan, Ferni turut duduk bersama dengan tamunya.
Sampai saat ini Salsa masih tak sangka jika lelaki yang tiba-tiba melamar adiknya itu adalah orang kaya, rumahnya begitu mewah dan Salsa merasa senang dengan kenyataan ini. Adiknya pasti akan bahagia dengan hidup yang terjamin sempurna, semoga saja Nabilla tidak akan melupakan mereka setelah menikah nanti.
"Silahkan Nyonya."
Nur menyajikan suguhan yang tentunya cukup mewah, Ferni mempersilahkan mereka untuk menikmatinya segera. Tanpa menolak mereka juga langsung menerima suguhannya, perjalanannya yang melelahkan tentu saja suguhan itu sangat dibutuhkan.
"Nabilla tahu kalian mau ke sini?"
"Tidak, kami akan beri kejutan." Sahut Rosi.
"Em benar sekali Nabilla pasti senang, tapi sekarang Nabilla sedang pergi dengan Erik dan temannya. Jadi sebaiknya istirahat dulu saja di sini, nanti kalau Erik sudah pulang artinya Nabilla juga sudah pulang."
"Mereka pergi kemana?" Tanya Salsa.
"Teman-teman Erik turut andil dalam pernikahan ini, mereka memberikan apa yang dibutuhkan. Sekarang mereka sedang melihat gedung untuk pernikahannya, saya juga kurang tahu karena belum diajak."
Salsa melirik kedua orang tuanya, seberuntung itu adiknya sekarang, setelah kakaknya yang juga dinikahi pengusaha kaya sekarang adiknya pun begitu. Lalu bagaimana dengan Salsa yang dengan tragis ditinggalkan menikah oleh calon suaminya, padahal calon suaminya dulu juga bukan orang biasa.
Salsa tersenyum pilu, segitu menyedihkan hidup Salsa berbeda dengan kakak dan adiknya yang tampak begitu beruntung. Ah sudahlah apa bisa semua itu disesali, Salsa harus bangkit dan menjalani hidupnya dengan tetap semangat.
"Pak Farhan mana?" Tanya Rosi.
"Belum pulang, sebentar lagi pasti datang karena sudah sore juga. Mungkin lagi di jalan sekarang."
"Em begitu."
Tak mau terlalu banyak basa-basi, Arya mengeluarkan map yang dibawanya dari rumah. Itu adalah kelengkapan datang yang dibutuhkan untuk pernikahan putrinya, Arya telah menyelesaikannya lebih cepat.
"Benarkah, ah ini kabar baik sekali."
"Ini juga ada sedikit uang untuk membantu biaya pernikahannya, Erik waktu itu bilang kalau kita tidak perlu keluarkan uang dan serahkan semua padanya. Tapi rasanya sangat tidak baik kalau seperti itu, uang ini tidak besar tapi semoga bisa membantu, jika mungkin kurang kami akan berikan lagi."
"Erik juga katakan itu pada kami, tapi sepertinya memang kita tidak perlu keluar banyak uang. Erik sudah mendapatkan semua dari teman-temannya, saya akan tanyakan nanti kurangnya dan kita yang penuhi kurangnya itu."
Arya mengangguk setuju, sewaktu Erik datang dulu memang sudah mengatakan jika mereka hanya harus merelakan Nabilla untuk jadi istrinya. Tidak ada yang lain yang diminta Erik selain restu mereka, bahkan perihal pernikahannya pun Erik tidak meminta biaya apa pun, Erik hanya minta agar mereka hadir saja.
Salsa hanya berdiam diri mendengarkan percakapan orang tua itu, ini memang berbeda dari pernikahan kakaknya dulu. Meski dinikahi orang kaya tapi mereka tetap harus mengeluarkan banyak uang, sedangkan Nabilla sekarang berbeda jauh, tidak ada yang diminta atau syarat apa pun melainkan hanya restu dan kehadiran saja.