NovelToon NovelToon
Misteri 112

Misteri 112

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Mafia / Penyelamat
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Osmond Sillahi

Robert, seorang ilmuwan muda brilian, berhasil menemukan formula penyembuh sel abnormal yang revolusioner, diberi nama MR-112. Namun, penemuan tersebut menarik perhatian sekelompok mafia yang terdiri dari direktur laboratorium, orang-orang dari kalangan pemerintahan, militer, dan pengusaha farmasi, yang melihat potensi besar dalam formula tersebut sebagai ladang bisnis atau alat pemerasan global.

Untuk melindungi penemuan tersebut, Profesor Carlos, rekan kerja Robert, bersama ilmuwan lain, memutuskan untuk mengungsikan Robert ke sebuah laboratorium terpencil di desa. Namun, keputusan itu membawa konsekuensi fatal; Profesor Carlos dan tim ilmuwan lainnya disekap oleh mafia di laboratorium kota.

Dengan bantuan ayahnya Robert yang merupakan seorang pengacara dan teman-teman ayahnya, mereka berhasil menyelamatkan profesor Carlos dan menangkap para mafia jahat

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Osmond Sillahi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Batu Langit

Langit Batu Langit diselimuti awan kelabu, mencerminkan suasana hati Elisabeth yang tengah gelisah di ruang kontrol pusat fasilitas penelitian rahasia. Matanya tajam menatap layar besar yang memperlihatkan data terakhir dari sistem EVA yang sempat diretas. Di meja kerjanya, secangkir kopi dingin dan ponsel yang berkedip menunggu dijawab.

“Professor Carlos dan ilmuwan lain berhasil lolos ...” gumamnya pelan, nada suaranya menyiratkan kegelisahan. “Dan aku yakin, Robert ada di balik semua ini...”

Ia menekan tombol pada layar sentuh di depannya. Satu per satu wajah muncul: Jenderal Rahman dari militer, Direktur Lab Nasional, hingga perwakilan dari kementerian. Konferensi virtual dimulai.

“Terima kasih sudah bergabung. Kita harus bicara cepat dan strategis,” kata Elisabeth tegas.

Jenderal Rahman menjawab duluan. “Kami sudah mendapatkan laporan tentang pelarian Carlos. Ini jelas operasi militer yang terlatih. Kami menduga mereka bukan gerakan lokal.”

“Bukan,” balas Elisabeth. "Pasti ada hubungannya dengan Robert.”

Perwakilan dari kementerian menyahut, “Apa langkahmu selanjutnya?”

Elisabeth memejamkan mata sejenak, lalu menjawab, “Aku tetap akan cari Robert. Dan Profesor Carlos. Formula itu ... bukan hanya teknologi. Itu adalah aset dagang bernilai tinggi. Investor dari Amerika dan Tiongkok sudah menanti hasilnya. Jika kita tidak memberikannya ... mereka akan mencari ke tempat lain.”

Jenderal Rahman bertanya pelan, “Apa Anda yakin ini layak diperjuangkan ... sampai ke titik seperti ini?”

Tatapan Elisabeth menusuk. “Bukan hanya layak. Ini satu-satunya jalan.”

Setelah beberapa debat dan pernyataan strategis, akhirnya konferensi itu mencapai kesimpulan.

“Kita sepakat. Kami akan mengaktifkan pelacakan penuh terhadap pergerakan Profesor Carlos dan ilmuwan lain yang kabur,” ucap Direktur Lab. “Dan tetap mencari Robert. Dia kunci dari semuanya.”

Satu per satu koneksi konferensi diputus. Layar gelap. Elisabeth duduk diam, menarik napas panjang ... tapi tak lama.

Ledakan kecil mengguncang fasilitas.

Sirene menyala.

Seorang staf berlari masuk ke ruangannya. “Bu Elisabeth! Gerbang utama diserbu! Mereka masuk dengan identitas militer, tapi ... data mereka tidak cocok dengan sistem!”

Elisabeth berdiri cepat. “Aktifkan pertahanan dalam. Lock semua akses ke ruang server!”

Namun semuanya sudah terlambat.

Mark, Denny, Roy, dan Samuel bersama pasukan elite Denny juga pasukan kepolisian dari Roy sudah menyusup ke jantung fasilitas. Dengan penyamaran ala pasukan pengaman, mereka bergerak cepat, tak terhentikan. Setiap penjaga yang mereka temui dilumpuhkan secara senyap dan efisien.

“Samuel, koridor utara aman. Roy, temani aku ke ruang kontrol,” ujar Mark, matanya tajam seperti elang pemburu.

Langkah mereka mantap.

Beberapa menit kemudian, ruang kendali tempat Elisabeth berada disergap cepat. Elisabeth yang hendak menekan alarm darurat dihentikan oleh todongan pistol Roy yang muncul dari belakang pintu.

“Jangan lakukan itu,” suara Roy dingin.

Elisabeth menoleh cepat dan... terdiam.

Mark membuka penyamarannya. Topi dan masker dilepas, wajah itu, wajah dari masa lalu muncul.

“Mark ...” gumam Elisabeth dengan nada seperti luka lama yang menganga. “Kamu ...”

“Kau masih mengingatku, ternyata,” kata Mark tenang, namun suaranya menyiratkan kekecewaan yang dalam. “Sayangnya ... kamu sudah terlalu jauh berubah.”

Elisabeth tertawa pelan, getir. “Kamu datang dengan senjata dan pasukan. Kamu yang berubah, Mark.”

Denny dan Samuel menyekat jalan keluar. Ruangan itu kini sepenuhnya dikuasai mereka.

Mark melangkah mendekat. “Aku tidak ke sini untuk bernostalgia. Aku ke sini karena kamu telah menculik Profesor Carlos dan menjadikan ilmuwan sebagai tahanan. Karena kamu ingin satu hal ... formula MR-112.”

Mata Elisabeth membelalak sejenak. “Oh namanya MR-112. Lalu apa hubungannya denganmu?”

Mark menatapnya dalam. “Robert adalah anakku.”

Elisabeth mundur selangkah. “Anakmu? Kebetulan banget. Serahkan dia bersama formula itu!”

“Tidak. Aku melindunginya. Dari orang seperti kamu.”

Elisabeth menghela napas, lalu duduk di kursi. “Kenapa kamu repot-repot melawan, Mark? Kamu tahu, formula itu ... bisa jadi ladang uang. Kita bisa kaya. Dunia farmasi akan tunduk pada kita. Kita bisa membuat obat, menjual patennya, mengontrol penyebarannya. Ini kekuatan. Ini ... dunia baru.”

Mark mendekat dan berbisik, “Dan kau pikir dunia akan lebih baik dengan itu?”

“Aku tidak peduli dunia,” kata Elisabeth tajam. “Aku hanya tidak ingin kehilangan kendali. Selama ini aku memimpin proyek besar. Sekarang kau datang ... dengan idealismemu yang sudah basi.”

Mark menggeleng. “Kau bukan Elisabeth yang kukenal dulu.”

Denny menyela, “Kita harus cepat. Tim kita sudah kuasai server utama. Amanda memberikan akses. Tapi kita hanya punya 15 menit.”

Mark menatap Elisabeth terakhir kali. “Kau akan dibawa untuk diadili. Tak ada lagi yang bisa kamu kendalikan.”

Saat Elisabeth digiring keluar oleh Samuel dan dua anggota tim, Mark memandangi ruangan itu. Tempat mimpi, kekuasaan, dan pengkhianatan bertemu.

Sirene telah berhenti. Fasilitas pusat Batu Langit kini dikuasai pasukan Mark dan Denny. Beberapa teknisi dan penjaga diamankan di ruang terkunci. Elisabeth telah dibawa pergi, masih dengan tatapan tajam yang seakan enggan mengakui kekalahannya.

Namun pertempuran sebenarnya belum selesai.

Di ruang server bawah tanah yang dijuluki para teknisi sebagai “Perut EVA”, Mark, Denny, Roy, dan Amanda yang bertemu mereka didalam Batu Langit bersiap memasuki sistem utama. Cahaya biru dari panel digital menyala seperti urat nadi yang menghidupi monster digital ciptaan Elisabeth.

Amanda berdiri di depan node utama, menggenggam chip kecil pemberi akses. Wajahnya pucat tapi tegas.

“Begitu chip ini masuk,” katanya, “kita punya waktu 15 menit sebelum EVA menyadari ada penyusupan dan memulai protokol pemusnahan data otomatis.”

Roy mengangguk. “Apa ada cara menghentikan protokol itu?”

“Tidak,” jawab Amanda. “Tapi kita bisa menyalin data yang kita butuhkan sebelum semuanya menghilang. Termasuk daftar eksperimen, lokasi-lokasi rahasia, dan data lainnya.”

Mark menatap chip itu lama, lalu berkata lirih, “Lakukan.”

Amanda menyelipkan chip ke dalam slot kecil. Bunyi klik terdengar, lalu layar utama berubah warna menyala hijau terang sebelum berubah cepat menjadi merah berkedip.

[ACCESS GRANTED - EMERGENCY PROTOCOL INITIATED]

Sistem mulai bereaksi.

“Waktu berjalan!” seru Denny. “Roy, aktifkan perangkat salinan data. Kita harus cepat.”

Roy menarik kabel dan menghubungkannya ke terminal. “Proses transfer dimulai. Kecepatan download penuh. Tapi ... firewall EVA mulai naik.”

Layar menyala dengan simbol-simbol algoritma yang berubah tiap detik. EVA melawan.

Amanda mengetik cepat, mengaktifkan pintasan bypass yang dia tanam bertahun-tahun lalu.

“Aku hanya bisa jaga jalur terbuka selama lima menit. Setelah itu ... kita butuh keajaiban.”

Mark memandang layar yang penuh kode lalu perlahan matanya menangkap satu nama di antara data yang muncul:

SUBJEK: ROBERT A. ALBERTUS – KODE: MR-112B / INHERITED VARIANT

“Apa ini ... Robert juga masuk dalam eksperimen?” tanya Mark, suaranya nyaris tak percaya.

Amanda terdiam, lalu mengangguk perlahan. “Formula itu ... bukan hanya hasil penelitian. Itu juga hasil modifikasi genetik dari subjek yang punya kecocokan paling sempurna: anakmu.”

Mark terdiam. Dunia seakan berhenti berdetak sesaat.

Denny memotong keheningan, “Kita hampir selesai. Tapi EVA mulai menutup system ...”

Tiba-tiba, lampu-lampu padam sejenak. Hanya layar merah yang menyala.

[OVERRIDE DETECTED - INITIATING COUNTER-HACK]

Amanda berteriak, “Dia sadar! EVA sadar kita di sini!”

Roy mengetuk keyboard cepat. “Download terputus! Aku butuh waktu”

“Lima detik lagi!” ujar Amanda. “Setidaknya salin file prioritas!”

Mark memaksa tetap tenang. Ia menarik napas dalam dan menatap Roy. “Ambil semua yang bisa kau dapatkan, bahkan jika cuma pecahan data.”

Detik-detik terakhir berjalan seperti ledakan waktu di kepala mereka. Satu suara di layar menyatakan:

[TRANSFER COMPLETE: 78% - FILES CORRUPTED: 12%]

Seketika itu, seluruh sistem padam.

Gelap.

Sunyi.

Tak lama, lampu darurat menyala. Server EVA kini hanya benda mati. Tapi mereka tahu ... tidak selamanya.

Amanda berdiri perlahan. “Kita dapat cukup.”

Mark menatap layar mati. “Semoga cukup untuk menyelamatkan dunia.”

1
Ferdian yuda
kerenn, sejauh ini ceritanya menarik, tapi agak bingung untuk konflik utamanya😭😭😭
Osmond Silalahi: wah makasih infonya
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
mantap jiwaaaa 😍
Osmond Silalahi: wah makasih
total 1 replies
VelvetNyx
Keren ihhh alurnya... Gambang di mengerti kayak lagi baca komik/Drool//Smile/
Osmond Silalahi: wah makasih
total 1 replies
Osmond Silalahi
wkwk
penyair sufi
mantap om. tua tua keladi. makin tua makin jadi
Osmond Silalahi: sepuh pasti paham
total 1 replies
lelaki senja
wih... gaya nyindirnya keren
Elisabeth Ratna Susanti
wah namaku disebut nih 😆
Osmond Silalahi: eh ... maaf. tapi kesamaan nama tokoh hanya kebetulan belaka lah kawan
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
good job untuk authornya 🥳
Osmond Silalahi: wah makasih banyak, kawan
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
tinggalkan jejak
Osmond Silalahi: makasih jejaknya
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
like plus 🌹
Osmond Silalahi: wah makasih
total 1 replies
Lestari
wah wah bikin panasaran cerita y,semangat nulisnya dan jgn lupa mampir
Osmond Silalahi: siap kak
total 1 replies
Lestari
ceritanya seru
Osmond Silalahi: wah makasih
total 1 replies
penyair sufi
ada efek samping yang mengerikan
Osmond Silalahi: itulah yg terjadi
total 1 replies
lelaki senja
wah ngeri jg ya
Osmond Silalahi: itulah realita
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
jangan putus asa.....terus cemunguuut
Osmond Silalahi: siap.
total 1 replies
Quinnela Estesa
seperti apa bahayanya masih belum keliatan, padahal dijelaskan: sampai mengancam nyawa.
Osmond Silalahi: wah makasih masih mengikuti
total 1 replies
💐~MiSS FLoWeR~💐®™
/Scare//Cry/
Osmond Silalahi: walaupun sudah habis masa nya bersama
💐~MiSS FLoWeR~💐®™: Hmm... sedih ya. Orang yg disayang melakukan perbuatan sebaliknya..
total 3 replies
💐~MiSS FLoWeR~💐®™
Gercep!/Good/
Osmond Silalahi: nah ini aq setuju
💐~MiSS FLoWeR~💐®™: Bener...dan 90 persen polisi itu ada yg kor*psi
total 5 replies
💐~MiSS FLoWeR~💐®™
Mampir lagi, Thor.
Osmond Silalahi: thanks
💐~MiSS FLoWeR~💐®™: it's a pleasure
total 3 replies
penyair sufi
aku mampir
Osmond Silalahi: makasih dah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!