NovelToon NovelToon
Kamar Jenazah

Kamar Jenazah

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / spiritual / hantu / Roh Supernatural
Popularitas:55.4k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Kamar jenazah, bagian dari rumah sakit yang agak dihindari. Misteri dan kisah mistis apa yang dialami oleh Radit Krisna yang bekerja sebagai petugas Kamar Jenazah. Tangisan yang kerap terdengar ketika menjalani shift malam, membuat nyalinya terkadang ciut.

Berhasilkah Radit melewati gangguan yang terjadi dan mengungkap misteri tangisan tersebut?

===

Hanya untuk penggemar kisah horror. Harap tidak membaca dengan menabung bab ya.

Follow IG : dtyas_dtyas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18 ~ Malam ini

Pernah menonton film horor, adegan di kamar mandi begini akhirnya berakhir dengan kemunculan makhluk gaib. Bergegas mengakhiri mandinya, lalu meninggalkan toilet bahkan sempat terpeleset untung saja tidak terjatuh.

“Kamu kenapa, Dit?”

“Nggak pa-pa, Bu.”

Ekstrem. Mungkin itu yang terpatri di benak Radit. Gangguan yang dia rasakan cukup ekstrem, seakan tidak tahu tempat dan waktu. Menempel ke mana pun ia berada, seperti perangko dan amplop. Tidak berselang lama, ia sudah tiba di rumah sakit. Menggunakan ojek online karena motornya ditinggal di sana.

Ada Ibu dan kerabat Deo di dalam kamar, Karta dan adik Deo berada di luar kamar saat Radit datang.

“Gimana keadaan Deo?” tanya Radit bahkan tanpa menyapa lebih dulu. Kedua pria dihadapannya saling tatap kemudian menghela pelan. “Kenapa?” tanya Radit lagi.

“Deo semalam sudah sadar, tapi aneh Dit. Kadang dia berteriak ketakutan, padahal ada gue dan Dio (adik Deo). Tangannya menunjuk ke pintu, terus ke toilet. Kayak dia melihat sesuatu, gitu,” tutur Karta.

“Yang lebih parah, dia sempat cabut jarum infus waktu kita berdua tidur dan dia lari ke jendela. Untungnya jendela nggak bisa dibuka,” ungkap Dio.

“Kalian udah tanya, dosa apa yang akhir-akhir ini sempat dia lakukan?”

“Dosa?” tanya Karta dan Dio.

“Sudahlah, nanti kita introgasi Deo. Kalau dia sudah tenang.”

“Tenangnya dia karena disuntik obat penenang,” seru Karta.

Ketiga pria itu akhirnya  duduk termenung dengan pikirannya masing-masing. Hanya Radit yang mencoba mencari benang merah antara dia dan Deo diganggu hantu yang sama. Yang aneh dan masih menjadi misteri adalah makhluk itu mengatakan Radit harus tanggung jawab bahkan minta diantar pulang. Sedangkan ia kenal juga tidak, walaupun dilihat-lihat lagi wajah makhluk itu sangat tidak familiar.

Radit bergidik membayang wajah menyeramkan makhluk yang biasa muncul mengganggunya. Berusaha menghilangkan pikiran apapun dan menunggu Deo bisa ditanya langsung.

“Kita ngopi atau nyantai dulu lah, Mami masih lama kayaknya,” ajak Dio dan diiyakan oleh Radit dan Karta, lalu menuju kantin rumah sakit.

***

Hampir jam tujuh malam, saat Radit dan Karta berniat menginterogasi Deo. Radit yakin tidak lama lagi, gangguan itu akan datang. Makhluk halus atau gaib itu akan muncul untuk mengganggunya dan juga … Deo.

“Sebenarnya, kamu ada masalah apa sih?” tanya Dio berdiri di samping ranjang, Deo sendiri dalam posisi duduk karena baru saja makan malam. Penampilan pria itu tidak biasanya, selain wajahnya yang terlihat lelah dan lingkaran hitam di bawah matanya menunjukan kalau ia kurang tidur dan berada dalam tekanan.

“Kalian pulanglah!” titah Deo tanpa menatap ketiga pria lain dalam kamar tersebut.

“Pulang dan lo di sini bakal coba melukai diri sendiri lagi,” seru Karta.

Deo berdecak lalu menoleh sekilas. “Aku tidak mencoba melukai diri sendiri apalagi mencoba bunuh diri. Kalian nggak ngerti dan nggak tahu yang aku rasakan.”

“Maka ceritalah agar kami mengerti,” sahut Radit dan Deo kembali berdecak lalu merebahkan diri. “Gue tahu kalau lo diganggu setan perempuan itu ‘kan?”

Pertanyaan Radit sukses membuat Deo kembali beranjak duduk lalu menatap Radit yang sudah berdiri tidak jauh dari ranjangnya.

Karta dan Dio belum memahami arah pembicaraan itu.

“Setan perempuan?” tanya Karta lirih.

“Lo apakan perempuan itu sampai dia mati dan sekarang gentayangan. Bukan hanya lo yang diganggu, tapi gue juga. Masalahnya gue nggak tahu siapa dia,” ungkap Radit.

“Jangan sembarangan, gue nggak … ahhh.” Deo mengacak rambutnya frustasi. “Gue nggak salah, sebenarnya gue nggak sengaja.”

“Deo, apa maksud kamu?” tanya Dio heran.

“Identitasnya, di mana lo sembunyikan?”

“Dit, sumpah, gue nggak sengaja.” Deo bahkan sampai turun dari ranjang dan memegang lengan Radit, berusaha meyakinkan kalau dia benar tidak bersalah. “Waktu lo sama Karta temukan gue di depan makan ….”

“Mayat perempuan itu ditemukan di sana. Makanya ada police line,” ujar Radit menyela ucapan Deo. “Dimana identitas perempuan itu lo simpan?”

Deo melepaskan cengkramannya, lalu meremass rambutnya sendiri. “Gue nggak ngerti, padahal gue kubur ngga jauh dari tempat itu. Ini gila, rasanya gue mau gila. Perempuan itu sudah mati, tapi terus muncul dan dia minta gue ikut dia. Malam ini, katanya malam ini dia akan jemput gue,” tutur Deo lalu menatap sekeliling dengan tatapan mata khawatir dan takut. “Gue nggak salah, gue nggak mau ikut!” teriaknya dan mengamuk, Karta dan Dio berusaha menahan tubuh pria itu sedangkan Radit menekan tombol darurat.

Dokter menugaskan perawat untuk kembali memberikan suntikan pada Deo, membuat pria itu lemas dan tertidur. Setelah petugas medis meninggalkan kamar, Deo dan Karta mencecar Radit dengan banyak pertanyaan.

“Hantu, mayat, sebenarnya ada apa ini?” tanya Deo pada Radit.

“Justru gue juga tunggu Deo cerita, apa hubungan dia dengan hantu yang selama ini mengganggunya dan mengganggu gue,” ungkap Radit. “Tunggu, Deo bilang malam ini dia akan dijemput?” Karta dan Dio menganggukan kepala karena Deo memang mengatakan itu, meskipun tidak mengerti apa maksudnya.

“Ck, gue harus ke tempat itu.” Radit berdiri, Karta ingin ikut serta. “Lo dan Dio tunggu di sini, pastikan dia tidak macam-macam kalau sadar nanti. Yang pasti itu bukan dia, mungkin saja Deo kerasukan hantu perempuan itu. Gue akan cerita nanti, ada yang harus segera diselesaikan agar hantu itu tidak terus mengganggu,” ungkap Radit lalu beranjak pergi dari kamar itu.

Setengah berlari sambil menghubungi dokter Lena, tapi tidak dijawab. Sampai akhir nya dia berbelok di koridor dan …

Bugh.

“Ya ampun.”

 

 

 

1
Rahmat Asward
aduh...alur ceritanya bikin deg2an aja..ampe bulu di jempol kaki meronding...
Rahmat Asward
Luar biasa
ky ice cream
lah, langsung kabor aja dah, udh trauma kayanya ya di gangguin trs sama mereka
ky ice cream
aihh, pertanyaannya.. mayat ke 2990 mba, maybe ahaha
ky ice cream
dan bhaaaa! dia terkikik sambil melotot ke arah mu Dit
ky ice cream
lagi galau dia karna keinginan dia belum tercapai ahaha
ky ice cream
nah kan mbak kun nya marah karna gak mau di anterin pulang dit
Nyi Roro Gendis
bagus banget ceritanya
Nyi Roro Gendis
jin qorin yang memiliki dendam dan telah di tumpangi oleh entitas lain akan menjadi sangat berbahaya
Nyi Roro Gendis
pasti deo membunuh / di suruh meletakan mayat pembunuhan itu di deket tlp penemuan dg memakai motor radit
kak agusaja
pulang tanpa pamit ya dit..🤣🤣🤣
kak agusaja
gatel hantunya,,org mandi pun diikutin
Lea_Rouzza
hii sereem toor
Ila Latifah
ahirnya tamat. aku nungu novel yg lain. ga mau baca horor🤣🤣🤣
Arieee
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Fatimah Ziyadatul Khair
seru ceritanya. semoga segera nelurin cerita horor baru lagi. semangat kak othor
Vita Liana
cerita baru lagi dung kak hehe
Zuhril Witanto
🤣🤣🤣bukanya seneng tapi senep tiap hari liat hantu
Zuhril Witanto
astaghfirullah...
Zuhril Witanto
itu balasan untukmu Deo ..karna kamu gak mau mengakui dan gak bertanggung jawab
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!