NovelToon NovelToon
Bukan Benih Suami

Bukan Benih Suami

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cinta Terlarang / Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:175.9k
Nilai: 5
Nama Author: Moena Elsa

Meyra Melati adalah istri dari Reynand, seorang manager perusahaan swasta yang besar.
Menjadi seorang manager mengharuskan dirinya untuk mengikuti segala kegiatan yang ada di kantor. setiap rapat internal tak ada yang boleh dilewatkan olehnya.
Hingga suatu hari, perusahaan tempat Meyra bekerja mengadakan pesta ulang tahun perusahaan. So pasti, Meyra pun ada ada di sana.
Tepat tengah malam Meyra merasakan pening yang luar biasa.
Saat sadar didapatinya, dirinya polos bertelanjang dada dan berada di ranjang yang sama dengan sang bos.
Apa yang terjadi? Bagaimana jika suamiku tahu? Saat pikiran sedang berkecamuk, sang bos terbangun.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? No one knows.
Stay tune di sini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dilema Meyra

'Tapi apa iya aku musti bekerja? Rafa dan Rafi aja masih merah dan butuh perhatian aku' Meyra dalam dilema.

Baru beberapa hari melahirkan dan masih dalam masa pemulihan juga.

Police line yang terbantang sudah disingkirkan, itu artinya kafe sudah bisa dibuka.

"Apa aku buka kafe dengan karyawan yang ada saja ya?" ujar Meyra bermonolog.

Meyra membuat keputusan untuk membuka kafe keesokan hari, meski hanya siang hari.

Tentu saja agar dapur tetap mengebul serta uang susu dan diapers bisa kebeli.

.

Karena beberapa hari tak buka, kafe Meyra masih sepi saat baru dibuka.

Meyra ambil kesempatan itu untuk promo-promo di akun sosmed kafenya.

"Kak, tuh sudah mulai ada pelanggan yang datang," seru karyawan cewek yang setia ikut membuka kafe.

"Wah, betul apa kata kamu nih Mel," tukas Meyra mengikuti arah mata Melanie.

Melanie, anak yatim yang menjadi karyawan kafe sejak Meyra membukanya.

Meyra menyambut sendiri pengunjung kafe yang pertama kali datang itu.

"Lama kali kak tutupnya?" tanyanya.

Meyra tersenyum, "Inginnya sih buka kak, tapi mau gimana lagi," jawab Meyra.

Meyra tak menyadari jika ada yang memperhatikannya di pintu masuk kafe.

Meyra menyodorkan buku menu yang ada.

"Silahkan kak, aku tinggal dulu. Kalau sudah siap, panggil aja," ucap Meyra menyilahkan.

"Siapppp," seru pengunjung itu.

Meyra menjauh dari meja yang ada di pojokan kafe untuk kembali ke meja kasir.

"Meyra!" panggil orang itu.

Reflek Meyra menoleh.

"Loh... Tuan Adnan?" Meyra bengong.

Adnan mendekat.

Pucuk dicinta ulam tiba. Batin Adnan.

Dua harian ini, Leo sudah menerornya bagai ******* gagal. Karena Adnan tak kunjung melakukan perintah untuk mencari keberadaan Meyra.

"Apa kabar?" basa-basi Adnan saat berada jarak dua meter di depan Meyra.

Meyra tersenyum, "Seperti yang anda lihat, aku baik. Tuan sendiri? Kok ada di sini?" tukas Meyra.

"Owh, kebetulan ada proyek di kota ini," tanggap Adnan.

"Kamu kerja di sini?" karena saat itu Meyra telah berposisi di balik meja kasir.

Meyra mengangguk, ngapain juga menjelaskan siapa dirinya yang sekarang. Toh Adnan juga bukan siapa-siapanya, meski laki-laki di depannya ini ada hubungannya dengan ayah biologis anak kembarnya.

"Mau pesan apa? Silahkan duduk?"Meyra menyilahkan.

"Oh ya, sampai lupa," Adnan terkekeh.

Adnan duduk dekat meja kasir, di mana Meyra berada. Membuat Meyra sedikit risih karena diperhatikan Adnan.

Dalam benak Adnan, 'Sebaiknya aku nggak usah lapor tuan bos dulu, sebelum tahu benar apa yang dikerjakan oleh Meyra di sini'.

.

Dalam tiga hari, Adnan dengan setia berkunjung ke kafe Meyra saat jam makan siang.

"Belum balik tuan?" kata Meyra dengan menyodorkan buku menu seperti biasa.

"Seminggu gue di sini," jawab Adnan tanpa menoleh.

"Menu di sini lumayan loh, taste rasanya seperti masakan di rumah. Pasti kokinya terkenal nih," puji Adnan.

Tak tahu saja, kalau ini menu andalanku. Sombong Meyra dalam hati.

Meyra masih berada dekat Adnan saat ponsel Adnan berdering.

"Wah, sialan nih bos. Nggak tahu apa kalau sekarang waktunya istirahat," gerutu Adnan, dan masih kedengaran sama Meyra.

Meyra tertawa, "Ternyata tuan Adnan berani juga memaki tuan muda,"

"He...he...," Adnan lupa kalau Meyra juga kenal Leo. Kenal luar dalam malah.

"Apa kabar tuan bos, tuan?" tanya Meyra tulus.

"Kok nanyain tuan Leo? Apa kamu tak sakit hati padanya? Setelah apa yang dilakukannya?" heran Adnan tanpa memperdulikan panggilan Leo.

"Untuk apa tuan, toh semua sudah lewat," Meyra mencoba berbesar hati. Meski telah banyak pengorbanan yang telah dilakukan olehnya untuk sampai di titik ini.

"Semua hanya masa lalu," lanjut Meyra.

"Eh, kok malah ngobrol. Ponsel anda demo tak mau diam tuh," ucap Meyra sembari meraih pesanan yang ditulis oleh Leo.

Meyra meninggalkan Leo yang mulai mengangkat panggilan dari sang bos.

"Ha...,"

"Share lok, aku sudah di kota B nih. Nggak pakai lama!" perintah Leo menyela sapaan Adnan yang terucap hanya awalan nya saja.

'Wah, bisa berabe nih kalau bos ketemu Meyra. Apalagi aku belum dapat info lengkap tentang Meyra yang tentu saja sudah melahirkan itu,' pikir Adnan yang melihat perut Meyra telah kempes.

Adnan sudah tahu kalau kafe itu milik Meyra.

Adnan beranjak, "Mey, sorry gue nggak jadi pesan. Ada rapat mendadak,"

Tak ada lagi panggilan nyonya buat Meyra, seolah Meyra adalah teman lama Adnan.

Tapi tak lupa Adnan mampir meja kasir untuk membayar makanan yang terlanjur dipesan olehnya.

"Temennya kak? Ganteng," sela Melanie dengan malu-malu.

"Issshhhh, tau aja kalau ada yang bening," Meyra menanggapinya sambil tersenyum. Melanie tergelak.

Sementara itu Adnan buru-buru menshare lok saat dirinya sudah berada dalam mobil menuju lokasi proyek yang tak jauh dari kafe milik Meyra.

"Ngapain nyusul ke sini tuan? Minggu depan aku sudah balik," kata Adnan saat Leo sudah berkacak pinggang di samping sedan mewahnya.

"Inspeksi mendadak," kata Leo ketus.

Hampir seminggu Leo menyuruh Adnan untuk mencari keberadaan Meyra.

Jangankan melaporkan, membalas chat Leo saja jarang.

"Kenapa?" tanggap Adnan.

"Tentu saja lihat kinerja kamu selama seminggu ini," jawab Leo ngasal. Sebal dengan ulah asistennya akhir-akhir ini.

Urusan kerjaan Leo yakin seribu persen jika Adnan mampu mengatasi. Tapi untuk urusan Meyra, tak biasanya Adnan lelet seperti ini.

Adnan menjelaskan perkembangan proyek hotel dan resto yang hampir sembilan puluh persen.

"Bulan depan anda sudah bisa meresmikannya," jelas Adnan bangga.

"Biasa aja. Gue hanya ingin tahu, apa Meyra sudah ketemu?" lanjut Leo.

"Belum," tandas Adnan singkat.

Adnan sengaja masuk ke area proyek agar Leo tak mengejar dengan seribu tanya.

Leo terus mengikuti langkah Adnan.

"Adnan, lo dengar nggak sih?" serunya.

"Apalagi tuan? Kerja di sini banyak menyita waktu, aku belum sempat mencari keberadaan Meyra," jelas Adnan.

Leo mengacak rambutnya yang klimis karena pakai pomade itu.

"Menyebalkan banget sih lo," tukas Leo.

Padahal tujuan Leo menyusul keberadaan Adnan karena jengah terus diusik oleh kakek Armando untuk segera tunangan dengan Alea.

Adnan memutar bola matanya malas.

'Bos pasti lagi bete,' tebak Adnan dalam hati.

"Heiii...Linda! Kesini kamu!" panggil Leo.

"Iya tuan," Linda mendatangi sang bos yang barusan duduk

"Laper gue, beliin makanan dong," suruh Leo.

"Wah, Tuan Adnan yang tahu makanan enak di kota ini tuan," beritahu Linda.

"Adnan," Leo kembali menoleh ke arah Adnan.

"Aku pesankan aja," seru Adnan. Tak mungkin baginya untuk mempertemukan Meyra dan tuan bos nya sekarang.

Adnan mencari kontak yang tertera di akun sosmed kafe milik Meyra, karena makanan yang dibawakan untuk Linda kemarin berasal dari kafe Meyra.

"Bisa diantar kak?" ketik Adnan setelah menulis menu makanan yang dipesan.

"Oke tuan, tunggu aja sebentar," Adnan mengajak sang bos untuk ke ruangan yang sudah beres. Karena di sana sudah ada pendingin ruangan.

Tak lama, ponsel Adnan berdering.

"Lurus saja, kemudian belok kanan. Ruangan paling ujung ya," kata Adnan memberi arahan.

"Siapa?" telisik Leo.

"Pengantar makanan," balas Leo.

Tok...tok...terdengar pintu diketuk.

"Masuk!" suruh Adnan.

Pintu terbuka dan Meyra berdiri di tengah pintu yang terbuka dengan membawa pesanan Adnan.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Sorry guyyssss, lama update nya. Makasih yang tetep setia dengan novel ini.

Like, komen and subscribe ya. Nuhun 😊😊😊

1
guntur 1609
itulah kebodohan leo. sdh jelas2 alea buron. sdh tahu otg ya dmna masih saja me yepelekanya
guntur 1609
ohh brti dirga sama rey ada kelainan. meyra hanya dijafikan kedok agar gak ada yg tahu tentang kelainan mereka
guntur 1609
pa penghiantanya adnan ya. karna dia berteman sm rey
guntur 1609
kau ja yg bodoh leo
guntur 1609
kau ngajak meyra hidup bersama. tapi kau belum juga cepat memyelesaikan masalahmu sm alea. dasar bos begok
guntur 1609
dasar bodat juga kau leo. laki2 plin plan..sdh tahu anaknya tubanak dia. tapi masih gak mau bertanggung jawab. karakter leo dsni kok begok amat ya
guntur 1609
mamous lah kalian dapat barang bekas
Titin Sri
sama kak. ulet bulu y terlalu pandai. apa ceo y yg bloon
Salsa 1933
jengg..jjeeengggg...
Dwi Estuning
ceritanya asik Thor
Ratna Sari
terlalu berputar putar aku jadi greget thor
Dlaaa FM
Lanjutannnnnnn
Romi Wasini
selamatkan bayinya thor,kasihan Leo sama Meyra
Dlaaa FM
Lanjutannnnnnn
Romi Wasini
dan akhirnya meyra sembuh dr amnesia
Dlaaa FM
Lanjutannnnnnn
mitra kreasindo
kelamaannnn...
Dlaaa FM
Lanjutannnnnnn
Tania
lanjutkan
Dlaaa FM
Lanjutannnnnnn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!