My Husband Om-Om SEASON 2..MOHON DUKUNGANNYA KEMBALI 🤗
Enrico dan Enzio, dua anak kembar yang harus ekstra ketat menjaga sang adik.
Gadis manis yang selalu membuat kaum adam panas dingin. Elga Maurer, gadis cantik dan pintar tapi juga ceroboh, Elga yang terlalu baik tidak tahu jika banyak orang-orang disekitarnya yang memanfaatkan dirinya. Karena hal itu dua kakak kembarnya begitu posesif dengan Elga.
"Hidupku seperti burung dalam sangkar."
Itulah yang Elga rasakan, selain kakak keduanya yang posesif, juga ada Daddy nya yang begitu posesif juga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Old but handsome man?
"Emeli.."
Emeli berlari kecil untuk sampai di tempat Elga.
"Kak Zio menghubungi ku." Emeli menyodorkan ponselnya.
Elga menatap ponsel Emeli lalu mengambilnya.
"Ya kak."
"Elga, where are you?" Tanya Enzio di seberang sana "Daddy dan aku tidak bisa menghubungimu. ada apa Elga?" Tanya Enzio lagi.
"Wait." Elga mengambil ponselnya di saku. "My phone doesn't have network." Tutur Elga, yang melihat ponselnya tidak ada jaringan.
"Itu tidak mungkin Elga." Kata Enzio.
Elga sedikit menjauh dari Emeli dan Edgar, gadis itu bicara dengan saudaranya.
Edgar menatap Elga yang sedang berbicara, sedangkan Emeli memindai pria dewasa yang baru dia lihat.
"Sorry sir, Apa anda guru baru?" Tanya Emeli.
Edgar mengalihkan tatapannya pada Emeli. "Do I look like a teacher?"
Emeli menggaruk kepalanya, penampilan Edgar sudah seperti bos, tapi kenapa bisa bicara dengan Elga, jika bukan guru lalu siapa?
"Em, Saya pikir anda guru baru di sini. Karena wajah dan penampilan anda cocok menjadi guru sir." Kata Emeli sambil tersenyum simpul.
Edgar mendelikkan matanya mendengar ucapan Emeli. "Dia pikir aku setua itu." Gumam Edgar.
"Em.." Elga kembali memberikan ponsel Emeli.
"Sorry Sir, aku harus kembali ke kelas." Elga bicara pada Edgar. "And for bubu, thank you for giving it to me" (Dan untuk bubu, terima kasih sudah memberikannya padaku).
Elga tersenyum tipis. "Thank You."
Elga berlalu pergi, tapi langkahnya terhenti saat Edgar kembali memanggilnya.
"Elga..!"
Elga menoleh kebelakang, dan Edgar berjalan mendekatinya sambil mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.
"Present for you." Edgar memeberikan sesuatu.
Elga menatap kotak kecil ditangan Edgar.
"Sorry Sir. Saya tidak bisa menerimanya." Elga langsung pergi dengan menggandeng lengan Emeli.
Melihat pemberiannya di tolak, Edgar meremat kotak kecil yang dia pegang.
Edgar menatap Elga yang semakin jauh dan menghilang, dirinya mengehela napas panjang.
"Ck, kenapa harus bocah." Edgar menyentuh bagian dadanya.
.
.
"Sudah aktif Dad." Enzio melihat layar ponselnya yang kembali menunjukan warna hijau, di mana keberadaan Elga kembali bisa di lihat.
"Zio, kamu tahu Edgar Aldofo?" Tanya Mario pada putranya.
"Em, pernah mendengar tapi belum pernah bertemu. Dia memegang kekuasaan di Inggris, keluarga Aldofo sangat di segani dan dihormati. Bahkan mereka juga memiliki perusahaan yang bergerak di bidang telecommunication, dan Daddy tahu, EA Telecommunication setara dengan M&H Telekomunication."
"Jadi kejadian barusan adalah ulahnya." Gumam Mario yang tidak di dengar Enzio.
Edgar kembali ke dalam mobilnya, pria itu kembali melanjutkan perjalanan menuju tempat tinggalnya.
Drt ..Drt...
Ponselnya berdering, Edgar melihat nama Chelsea di layar ponselnya.
"Ck, mengganggu saja." Kesal Edgar malah mematikan panggilan istrinya.
"Edgar..!" Chelsea berteriak kesal, wanita itu datang ke kantor suaminya tapi Edgar tidak ada, sudah dua hari Edgar tidak pulang.
"Edgar kamu tidak bisa seperti ini padaku." Chelsea nampak kesal dan marah, dirinya langsung keluar untuk mendatangi seseorang.
"El, apa kau mengenal pria tadi?" Emeli bertanya.
Elga menatap bonekanya dengan seksama, tidak di sangka jika dirinya akan bertemu dengan orang yang memberinya bubu.
"Hm, tidak. Tapi dia yang memberikan bubu." Jawab Elga tanpa melihat Emeli.
"What? bubu? jadi dia pria yang memberimu boneka?" Kata Emeli sedikit keras.
"Slow down your voice Emily ." Elga menatap Emeli kesal, karena suara Emeli yang keras membuat perhatian sekelas melihatnya.
Emeli menutup mulutnya dengan tangan, dan melirik sekitar. "Hm, tapi El apa kamu yakin dia yang memberikan bubu. Dia terlihat seperti Om-Om beristri." Emeli cekikikan di akhir ucapanya.
Elga tidak menjawab, tapi apa yang di katakan Emeli memang benar.
"Old man, but so handsome." Kata Emeli mengingat wajah Edgar.
"Terserahlah." Elga terseyum, dan tak lama kelas mereka kembali di mulai.
.
.
Pria tua, tapi tampan 😩😩