hai ... gais di larang bom like di lapang ini. hargailah karya orang lain,
Kimberly ligh Hugo, seorang wanita tangguh dan memiliki karir yang sangat cemerlang di dunia modeling.
memiliki sejuta jam terbang pekerjaan, membuat Kimberly tak menyadari perselingkuhan suaminya, malvin Abraham dan sahabatnya Charlotte.
sehingga di malam dimana Kimberley, melihat sendiri perselingkuh suami dan sahabatnya itu, di dalam kamarnya.
hati istri mana tak sakit, saat menyaksikan sendiri suami yang kita cintai melakukan hubungan intim di ranjang mu.
dan dimalam itu juga semua karir Kimberly hancur, karena harus membekam di penjara.
akibat jebakan Charlotte.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon uma_bhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 35
"Dasar, pelayan rendahan. bisa-bisanya mereka memperlakukan ku, seperti ini." geramnya yang sedang menatap enggan, kamar yang di tempatinya sekarang.
Sebuah kamar yang terlihat tidak begitu luas, tapi masih terlihat mewah, dengan dinominasikan warna dinding, putih dan biru dan di lengkapi ranjang yang sedana dengan dinding kamar.
Lotte yang masih bersungut-sungut itu, menjatuhkan tubuhnya keatas tempat tidur.
"Ranjangnya, saja tidak senyaman yang dikamar sebelumnya. aku tidak akan menerima diperlakukan seperti ini. aku juga berhak atas semua kemewahan di mansion ini. bukankah, aku juga istri Malvin,? dan aku bukan tamu disini, tapi nyonya Abraham, aku tidak boleh tinggal diam, aku harus melakukan sesuatu, agar aku juga bisa menikmati kemewahan mansion ini. aku yakin, mansion ini pemberian Malvin untuk wanita gila itu."
"Akhh, dasar wanita, gila." umpat Lotte dengan nada geraman yang tertahan.
"Aku, tidak boleh mengalah dan terus terhina di tempat suamiku sendiri. aku harus menunjukkan pada semua orang disini, kalau aku adalah nyonya Malvin Abraham, dan aku harus memberikan pelajaran buat para pelayan rendaha itu." Lotte masih bermonolog di atas ranjang.
"Aku, harus melakukan sesuatu." ujarnya, sambil bangkit dari ranjang.
"Aku, harus tunjukkan pada mereka, siapa aku ini." gumamnya dan melangkah memasuki kamar mandi.
"Lihatlah, kamar mandinya saja sangat menyedihkan," akhh, ini tidak boleh dibiarkan. aku bukan babu yang harus mendapatkan pasilitas buruk seperti ini. seharusnya aku mendapat semua kemewahan sebagai istri dari, Malvin Abraham." Lotte, berteriak frustasi di dalam kamar mandi.
Wanita itu tidak terima, di perlakukan seperti babu di kediaman suaminya sendiri. dia yang berharap akan mendapatkan kemewahan yang sama, seperti Kim yang selalu di limpahan kemewahan dan juga materi dari Malvin suaminya sekarang.
*
*
*
Sedangkan di kamar lain yang tidak jauh berbeda dengan kamar yang di tempati Lotte.
Malvin yang menatap pantulan dirinya di cermin besar yang berada di kamar itu. dia masih menelisik penampilannya, mencari kekurangan dari penampilannya itu. Malvin yang mengenakan, sebuah kemeja hitam yang kancingnya di biarkan terbuka dua, memperlihatkan dadanya yang bidang dan kedua lengannya dia gulung hingga siku. sedang bawahannya dia padukan warna senada dengan atasannya. rambutnya di biarkan sedikit berantak, tidak lupa parfum dengan wangi maskulin yang sangat di sukai oleh Kim.
Malvin, tersenyum puas menatap pantulan dirinya sendiri. dia sangat yakin kalau istrinya Kim akan terpesona dengan penampilan yang sangat di sukainya itu.
"Perfect," serunya dengan senyum sumringah.
"Kim-ku, paling suka kalau penampilan ku seperti ini. aku yakin dia akan tersenyum dan menatap kagum padaku. seperti yang selalu ia lakukan dulu." gumam, pria itu didepan pantulan dirinya sendiri.
Malvin, menatap jam tangan mahal dan super mewahnya, keningnya mengerut dan memeriksa sekali laki penampilannya. setelah yakin dengan penampilannya pria itu berjalan kearah pintu kamar yang masih berada di lantai tiga. di bersedia pisah ranjang dengan Kim, asalkan dirinya di bolehkah menempati salah satu kamar yang ada di lantai tiga. dan pria itu juga menolak satu kamar dengan Lotte, dia tidak akan mengambil resiko, yang akan membuat rencananya untuk mengambil hati Kim gagal. Malvin tidak menghiraukan, teriakan dan makian Lotte, dia seakan menulikan semua umpatan yang keluar dari mulut istri keduanya itu.
Malvin, berjalan menuruni tangga yang berkelok-kelok itu, dengan wajah ceria sambil bersenandung kecil. senyum tampannya tidak pernah lepas dari wajahnya itu. sesekali pria itu menarik nafas dan membuangnya kembali, saat kegugupan melandanya.
"Oh, kenapa aku gugup sekali,? ini mengingatkan ku pada saat melamar kim-ku." desisnya dan tersenyum miring.
"Aku, sudah tidak sabar ingin melihat wajah, istriku yang sangat aku rindukan." gumamnya, yang sekarang sudah berada di lantai bawah. Malvin menghampiri jendela besar dan menatap keluar gerbang. dia ingin memastikan Kim kembali dan orang pertama penyambutnya adalah dirinya.
Malvin masih menatap jendela dan jam tangannya bergantian. dia kini mondar-mandir di depan pintu megah mansion itu, dengan perasaan campuran aduk, bahagia, takut, rindu dan gugup.
"oh, Tuhan. kenapa aku seperti ini." keluhnya dan menatap keluar jendela lagi.
Lotte, yang melihat kelakuan Malvin hanya bisa mengepalkan tangannya di kedua sisi. dia begitu tidak terima dan merasa diabaikan. dia ingin mendapatkan perhatian Malvin juga dan bukan hanya Kim. dia menyoroti penampilan Malvin yang sedikit berbeda itu. kali ini Malvin terlihat sangat menawan dan maskulin. dadanya langsung bergemuruh saat melihat dada terbuka Malvin. ingin rasanya dirinya membawa Malvin kedalam kamar dan mengurungnya di sana. dia tidak akan membagi pria yang sudah menjadi suaminya itu.
"Kau, hanya milikku, Malvin Abraham, ... hanya milikku." geramnya. wanita itupun berjalan menghampiri Malvin yang sedang memunggunginya.
"Sayang."