Seorang gadis yang diam-diam suka dengan seorang tentara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hijab Art, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 18 Jadi Murid SMA
"Rah-ma-dany....Rah-ma-dany....mm...mana namaku yah?" Ucap Rahma yang tengah mencari namanya di mading. Setelah menjalankan kegiatan PLS kemarin, sekarang mereka resmi menjadi murid di SMA itu. Dan mulai pembagian kelas.
"Ketemu!, aku kelas 10-Mipa 4." Ucap Rahma menemukan namanya di kertas selembaran yang berada di mading itu. Ia pun dengan segera mencari ruang kelasnya.
"Wah!, ternyata udah banyak orang di dalam" Ucap Rahma yang sampai di depan pintu ruang kelasnya, ia pun langsung masuk dan mencari bangku kosong untuk ditempati.
"Hei!...Rahma kita satu kelas!" Ucap Novi heboh membuat semua murid menatap mereka berdua.
"Eh! Iya..vi, kebetulan ya!." Ucap Rahma
"Kalau begitu, kita satu bangku saja, sini!" Ucap Novi menunjuk kursi di sebelahnya yang masih kosong.
"Iya!" Ucap Rahma kemudian duduk disebelah Novi.
Sebenarnya, banyak orang yang menjauhi Rahma, karena Rahma memiliki kulit hitam. Di SMP dulu, kalau karena bukan kepintarannya mungkin tidak ada orang yang mau bicara kepadanya. Namun, berbeda dengan Novi, dia terlihat sangat tulus berteman dengan Rahma setelah Lisda. Dan beruntungnya, mereka dipertemukan lagi dalam satu kelas.
"Nidar!, kenalkan ini Rahma teman satu kelasku di SMP!" Ucap Novi memperkenalkan Rahma kepada teman didepannya.
"Ini Nidar, satu kampungku Rahma" Ucapnya lagi sambil menatap Rahma.
"Eh, iya kenalkan nama aku Rahma!, salam kenal!" Ucap Rahma kemudian mengulurkan tangannya kepada Nidar.
"Iya!" Ucap Nidar datar sambil membalas uluran tangannya Rahma.
Rahma tak mempedulikan sikap Nidar yang datar, karena hal itu sudah menjadi makanannya setiap hari kalau bertemu dengan orang. Bukannya dibalas senyum, malah mereka seakan tidak mau menatap wajah Rahma.
"Hai!..." Ucap seseorang dari arah belakang,
"Hai!" Ucap Rahma ragu, takut-takut bukan dia yang diajak bicara.
"Kenalkan, nama aku A. Deby Febriani, kamu Rahma kan?, salam kenal yah!" Ucap seorang siswi dari belakang Rahma, ia nampak terlihat bertubuh kecil tapi imut.
"Iya!" Jawab Rahma kemudian,
"Kamu biasa dipanggil apa?" Tanya Rahma mulai mengakrabkan diri dengannya karena merasakan anak itu cukup ramah dan berbeda dengan yang lain.
"Deby...., panggil aku ajah begitu" Jawabnya dengan senyuman sumringah.
"Owh, Deby...." Ucap Rahma. Kemudian, Deby terlihat berjalan untuk berkenalan dengan yang lain. Sungguh anak yang ceria.
Rahma mulai mengedarkan pandangannya, melihat seisi ruangan yang dipenuhi oleh siswa siswi baru. Rahma baru sadar, ternyata di dalam kelasnya tidak ada Reyhan. Sebenarnya ada bagusnya dia tidak sekelas Reyhan lagi, dari mulai SD dan SMP ia selalu satu kelas dengannya, apalagi terjadi hal buruk di SMP dikarenakan kesalahpahaman diantara mereka, mungkin dengan begini akan membuat Rahma tidak mengingat kejadian buruk itu lagi.
Rahma kemudian berjalan keluar kelas, melihat ada tempat-tempat duduk di depan kelas barunya itu, ia memutuskan untuk duduk di situ.
"Hm...ternyata dia ambil jurusan IPS" Ucap Rahma melihat Reyhan dari kejauhan yang tengah berada di bagian ruang kelas IPS.
"Eh! Iyan juga ternyata, Wawan juga" Ucap Rahma dalam hati melihat mereka semua di situ. Pantesan nggk sekelas, mereka ambil jurusan yang berbeda dengan Rahma.
Tiba-tiba, beberapa murid dari kelasnya datang dan duduk di sebelah Rahma.
"Weh, siapa nanti wali kelas ta dih?" Tanya salah satu dari mereka.
"Ndk tau mi" Jawab beberapa dari mereka.
"Weh, ternyata ada cowok ganteng di kelas ta, namanya Nizam." Ucap salah satu dari mereka lagi.
"Iyo nah!, mbe ganteng sekali. Cuman kayaknya pendiam ki," Gosip mereka.
Sementara mereka mengobrol satu sama lain, berbeda dengan Rahma yang lebih memilih diam dan tidak nimbrung, ia hanya memilih menjadi pendengar yang baik sambil memandangi suasana sekolah yang dipenuhi oleh murid baru.
***
"Perkenalkan, nama ibu Fatmawati. Ibu yang akan menjadi wali kelas kalian nanti. Ibu ingin sebelum nantinya pembelajaran dimulai, kelas ini sudah lengkap struktur kelasnya, mulai dari ketua kelas, wakil ketua kelas, sekertaris, bendahara, dan seksi-seksinya. Owh iya, sebelum itu, ibu ingin kalian perkenalan dulu, karena berhubung kalian baru masuk. Silahkan dimulai dari samping sana!" Ucap bu Fatma menunjuk tempat siswa yang berada diujung dekat pintu.
"Perkenalkan, nama saya Radit, biasa dipanggil didit", ucap Siswa itu sambil berdiri, dan kemudian disusul oleh teman disampingnya.
" Perkenalkan, nama saya Boni"
"Perkenalkan, nama saya Sry Rahayu Amelia Akib, biasa dipanggil Ayu",
...
Begitu seterusnya, hingga sampai pada dua siswa laki-laki yang penuh misterius tapi mereka cukup tampan.
"Perkenalkan, nama saya Muh. Aldy, biasa dipanggil Aldy"
"Perkenalkan Saya Nizam," Ucap mereka hampir bersamaan.
Aldy dan Nizam yang terlihat cool itu membuat seisi ruangan menjadi riuh, terutama cewe-cewe yang histeris mendengar nama mereka. Kecuali Rahma yang hanya menganggap mereka biasa saja.
Ada yang mengatakan "owh, namanya Aldy", yang lain mengatakan " Nizam ganteng banget, kayak opa-opa Korea deh!", "Aldy cool banget!",
Begitulah tanggapan mereka, hingga yang disamping mereka hampir lupa memperkenalkan dirinya.
Dan tak berapa lama, akhirnya tiba pada giliran Rahma.
" Perkenalkan, nama saya Rahmadany. Biasa dipanggil Rahma" sekian kalinya Rahma memperkenalkan dirinya lagi selama masuk di sekolah ini.
Kegiatan perkenalan terus berlanjut hingga akhirnya semua selesai memperkenalkan dirinya masing-masing.
"Sekarang, siapa yang mau mengajukan diri menjadi ketua kelas?, kita butuh calon dulu, ayo! Ibu mau lihat siapa yang berani" Ucap bu Fatma kepada anak-anak muridnya.
"Saya bu!"
"Saya bu!"
Ucap Ayu dan Radit bersamaan
"Ya, jadi ada dua calon. Ayu dan Radit."
Musyawarah untuk pemilihan ketua kelas dan struktur lainnya berlangsung hingga jam terakhir.
Dan sampailah pada keputusan Ayu yang menjadi ketua, dan Radit yang menjadi wakil ketua.
Setelah selesai, semuanya pun beranjak pulang ke rumah masing-masing.
Di parkiran hendak pulang, Rahma melihat Reyhan dan Vivi yang masih bersama. Ternyata, Vivi juga sekolah SMA di situ, hal itu memungkinkan Vivi akan selalu bersama Reyhan. Entah kenapa, tapi rasanya sakit. Tapi Rahma mencoba tegar,
"aku bukan siapa-siapanya Reyhan, dan Reyhan pun udah punya pacar. Lagipula, pasti dia nggk suka sama aku yang jelek ini" Ucapnya dalam hati.
"Ish! Ngapain sih aku berpikir seperti itu,...ngk ngk..." Ucap Rahma dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Rahma kemudian menaiki motor scoopy berwarna pinknya itu dan melaju keluar ke arah gerbang sekolah melewati Reyhan dan Vivi yang masih asyik mengobrol.
"Rahma!" Ucap Reyhan dalam hati menatap Rahma melewatinya begitu saja. Reyhan sebenarnya merasa janggal akan sikap Rahma yang begitu cuek padanya. Memang sih!, dulu juga cuek, tapi sekarang sangat cuek, bahkan tidak mau melihat wajah Reyhan.
Reyhan belum tau saja, kalau pacarnya itulah yang membuat Rahma seperti itu. Vivi dengan tatapan sinis nya melihat Rahma lewat sekilas dan kemudian tersenyum puas, merasa bahwa berhasil menjauhkan Rahma dari Reyhan.
Vivi sebenarnya cemburu dengan Rahma, karena dari mulai pacaran, Reyhan hanya selalu membicarakan Rahma. Bahkan, dengan teman-temannya pun Reyhan hanya selalu membicarakan Rahma. Reyhan selalu memperhatikan sahabatnya itu, hingga tak sadar kepada siapa dia membicarakannya.
***next
Semoga secepatnya bisa update lagi.
Semangat 🌻
Gimana nih Thor?