Zein terkejut saat melihat gadis yang selama ini dicarinya duduk di depannya sebagai calon 'Baby' nya.
"Mulai sekarang kau adalah milikku dan aku tidak akan melepaskanmu!"
Hilang sudah harapan Pamela untuk membatalkan niatnya menjadi seorang 'Baby'. Apakah Kak Rayhan, cinta pertamanya akan tetap menerimanya kalau dia tahu dirinya adalah seorang 'Baby'?
Warning!!!
-Ada unsur 21+ di beberapa bab (tidak semua bab)
-Bukan novel mes um, jadi jangan berekspektasi lebih karena judulnya
-Jika suka mohon tinggalkan jejak sebagai dukungan, jika tidak suka mohon tidak dibaca dan jangan berkomentar buruk (kritik dan saran membangun tetap otor harapkan!)
Terimakasih banyak buat yang berkenan mampir😘😘😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izzati Zah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Tidak seperti biasanya, kali ini Pamela merasa sangat resah saat akan menemui Daddy Zein. Sudah hampir satu jam Pamela mematut-matut dirinya di depan cermin. Pamela memakai sebuah dress tanpa lengan bermotif floral yang manis, lalu memakai cardigan berwarna hitam di bagian luar agar penampilannya tidak terlalu seksi. Nenek Zubaedah bisa cerewet nanti, kalau dia keluar rumah dengan gaun tanpa lengan.
Pamela mengenakan sedikit make up natural dan mengoleskan lipstik berwarna peach pastel. Penampilannya terlihat amat manis dan segar. Tapi kenapa Pamela merasa ada yang kurang? Ah ya, dirinya memang sudah cantik dari lahir, tapi tubuhnya mungil imut seperti Mommy, dan dadanya yang kecil hanya terlihat menyembul sedikit saja dari balik baju. Terkadang Pamela juga bisa merasa insecure dengan penampilannya. Posturnya yang kecil membuatnya merasa kurang 'seksi' dan menarik di mata laki-laki.
Ah ya, kenapa juga dia ingin tampil menarik di depan Daddy Zein? Apa karena nanti mereka akan bertemu di hotel? Dan apakah Pamela akan benar-benar menyerahkan dirinya begitu saja? Ah Daddy Zein yang selalu baik padanya. Apa yang akan mereka lakukan di kamar hotel nanti? Apa dia harus mengalami seperti apa yang dialami Vanessa, sahabatnya. Atau bolehkah dia meminta keringanan pada Daddy Zein? Pamela sendiri tidak tahu apa yang dia inginkan sebenarnya. Tentu dia tidak ingin kehormatannya terenggut begitu saja. Tapi dia juga ingin Daddy Zein tertarik padanya. Atau setidaknya, Pamela ingin Daddy Zein menganggapnya cantik. Bukan gadis kampung lugu seperti yang diperlihatkannya saat pertama bertemu dulu.
Akhirnya Pamela berangkat menuju hotel yang telah mereka sepakati.
"Daddy?"
Di lobby hotel ternyata Daddy sudah menunggu Pamela.
"Ayo kita naik, aku sudah pesan kamar untuk kita..."
Dan mengekorlah Pamela di belakang Daddy Zein dengan kepala tertunduk. Kenapa Pamela merasa malu sekali malam ini? Apa dia terlihat seperti gadis murahan yang mau saja diajak ke hotel? Ya tentu saja! Dia kan menemani Daddy Zein sebagai gadis bayaran, gimana sih?
Tiba-tiba Pamela bingung dengan isi pikirannya sendiri.
"Kenapa? Kau tidak cerewet seperti biasanya?"
"Aku malu, belum pernah aku pergi ke hotel bersama seorang pria Daddy!"
"Baguslah kalau begitu!"
"Apanya yang bagus Daddy?"
"Bagus kalau kesayanganku ini belum pernah macam-macam dengan lelaki!"
Kata Daddy Zein gemas, sambil mencubit pipi Pamela.
"Kamu mau makan malam di restoran atau di dalam kamar saja?"
"Terserah Daddy saja..."
"Baiklah, ayo kita pergi ke restoran dulu! Aku tidak suka kalau kamu makan sambil ketakutan begini!"
Dan keluarlah mereka menuju restoran romantis yang berada di rooftop hotel. Dan benar saja, disana Pamela bisa lebih rileks dan sedikit lebih banyak bicara.
"Pamela, boleh aku tahu lebih jauh tentang kehidupanmu..."
"Tanya saja Daddy, tidak ada yang spesial tentang hidupku, aku hanya remaja biasa dan hidupku agak membosankan..."
"Apa yang membuatmu bosan?"
"Karena Mommy jarang dirumah sedangkan aku selalu diawasi kakek dan nenek yang kaku..."
"Oh ya, tapi tahukah kamu kalau pekerjaan yang kamu ambil ini sangat berbahaya? Ini bukan sekedar mainan yang bisa dijadikan pelarian saat kamu bosan!"
"Aku tahu Daddy, tapi saat aku menyesal, aku sudah terlanjur menandatangani kontrak itu dan aku tidak bisa mundur..."
"Lalu, apa kamu punya pacar?"
"Tidak Daddy, karena itu aku kesepian, kalau Daddy punya pacar tidak?"
"Aku juga tidak punya pacar..."
"Apa Daddy juga kesepian?"
"Ya, mungkin..ehm sepertinya aku juga kesepian..."
"Mari kita saling menghibur Daddy, agar tidak kesepian lagi!"
Dasar gadis polos! Apa jadinya kalau bukan aku yang menemukanmu?
Umpat Daddy Zein dalam hati.
Setelah selesai makan, mereka kembali ke dalam kamar. Dan kecanggungan mulai mnyelimuti keduanya.
"Aku ke kamar mandi dulu Daddy.."
"Ya..."
Di kamar mandi Pamela membersihkan diri dan gosok gigi. Pamela tidak ingin nafasnya bau kalau-kalau Daddy Zein menciumnya nanti.
Keluar dari kamar mandi Pamela kembali bingung, mau kemana dan melakukan apa.
"Sini! Berbaringlah, apa kamu tidak pegal berdiri saja disitu?"
Pamela lalu melangkah dan duduk di tempat tidur sambil memainkan ponselnya. Daddy Zein kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Apa yang biasa kamu lakukan malam-malam sebelum tidur?"
"Hmm, nonton televisi atau drama korea, atau bermain ponsel saja sampai malam Daddy dan kadang-kadang sedikit belajar..."
"Hmm, baiklah, ayo kita nonton saja!"
Dan Daddy Zein akhirnya menemani Pamela menonton sebuah chanel di tv kabel yang menyiarkan sebuah drama korea.
"Kalau tidak suka jangan dipaksakan Daddy, tidur saja sana!"
Ledek Pamela mulai berani.
"Baiklah, kamu juga, sudah malam, ayo matikan tv-nya, kita tidur sama-sama..."
"Daddy, maaf, bolehkan malam ini..hmm.."
"Kau mau apa? katakan saja!"
"Aku belum siap Daddy..."
"Astaga!"
Daddy Zein menepuk dahinya dengan geram.
"Ayo kita tidur bersama...tidur! Jangan berfikir macam-macam Pamela!"
Daddy Zein pun langsung berbaring sambil memeluk tubuh kecil Pamela.
Pamela kaget, tapi kemudian merasa nyaman hingga perlahan-lahan tertidur.
Pamela tidur nyenyak sekali. Sampai-sampai bangunannya kesiangan.
Daddy Zein sudah selesai mandi saat Pamela bangun.
"Sudah bangun tuan putri?"
Pamela pun jadi malu, masih ileran di depan Daddy Zein yang terlihat segar sehabis mandi. Apalagi Daddy hanya memakai boxer.
"Aku ke kamar mandi dulu Daddy!"
Jawab Pamela untuk melarikan diri.
Setelah mandi dan merasa segar barulah Pamela punya nyali untuk menghampiri Daddy Zein.
"Daddy!"
"Ya?"
"Boleh aku tanya sesuatu?"
Pamela sebenarnya malu untuk bertanya, tapi juga penasaran.
"Kenapa kau belum menyentuhku sampai sekarang, padahal kau membayarku mahal bukan?"
"Karena aku menyayangimu dan aku akan menjagamu...."
Pamela jadi tersipu malu. Benarkah Daddy Zein sudah jatuh cinta padanya secepat itu? Padahal pertemuan mereka masih hitungan jari.
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu