Gadis umur 18 Tahun itu harus merasakan pahitnya kehidupan dan penderitaan hidup karena Ayah dan Ibu angkat nya tidak percaya lagi pada nya.
Karena sebuah hukuman Gadis itu harus kerja jadi pembantu di rumah Pria duda anak satu Tampa di gaji dan pria itu juga seringkali menyiksa Gadis itu.
Gadis itu hanya bisa mengikuti jalan hidup nya saja Entah kapan berakhirnya penderitaan nya.
Ayok!!! Kalau penasaran langsung kepoin aja.
Selamat membaca 🙂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syakira edianwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18
Rati Menatap tajam ke arah Tiara yang menunduk.
"Heh!!!" ucap Rati.
Tiara terkejut dia pun mendongak kan kepala nya menoleh ke arah Rati.
"Kamu gak ngerti bahasa yah, saya minta dari tadi kamu untuk membersihkan ini semua, namun Kenapa malah semakin berantakan! Anak saya tidak suka melihat yang kotor dan berantakan!" ucap Rati marah.
"Maaf buk, tapi dari tadi putri Sangat cengeng dan tidak mau di tinggal!" ucap Tiara.
"Saya tidak mau tau, saya mau kamu segera membersihkan ini! Jangan harap kamu bisa keluar dari rumah ke ini karena saya sudah beli kamu dari Enjel!" ucap Rati dan segera keluar.
Seketika air mata Tiara keluar.
"Ya Allah aku kira aku bisa keluar dari rumah itu bisa sedikit lega namun semakin aku keluar dari sana aku sangat rapuh bahkan tidak ada satu orang yang aku kenal di sini!" Batin Tiara.
Dia segera membersihkan kamar yang sangat luas itu.
Setelah merapikan dan menyapu-nyapu, Tiara membersihkan mainan Putri ke kamar mandi.
Setelah itu dia menata kembali dan dia pun membersihkan lantai.
"Huff akhirnya selesai juga!" ucap Tiara sambil menyandarkan tubuhnya di sofa kecil kamar itu.
Tiara melihat jam yang ada di kamar itu karena dia tidak punya handphone.
"Hah! Sudah jam Enam!'' ucap Tiara.
"Seperti nya aku harus mandi!" ucap Tiara dia segera mandi.
Setelah selesai mandi. Dia bingung harus ngapain lagi, bahkan dia tidak tau dia akan tidur di mana.
Di sana ada Kasur Putri dan juga ada Kasur satu lagi di samping nya namun Tiara takut salah dia pun memilih untuk keluar karena perut nya sangat lapar.
"Permisi Mbak, kalau boleh tau dapur di mana yah?" tanya Tiara.
Monik yang di tanyain seperti itu Bingung.
"Apa kamu tidak membaca jadwal Buku putri?" tanya Monik.
"Saya sudah membaca nya Mbak, tapi tidak semua nya!" ucap Tiara.
"Di buku itu tertulis kalau pengasuh tidak boleh masuk ke dapur karena di sana sangat lah banyak kuman dan Jika Masuk ke dapur tidak boleh memegang putri Sebelum mandi!" ucap Monik.
Tiara terdiam.
"Tapi saya sangat lapar! saya mau Makan!" ucap Tiara.
"Mari saya antar kan!" ucap Monik.
Tiara pun di antar kan ke lantai dua di mana di sana sudah ada Rati, Vandi dan juga Putri.
Rati tidak jadi pulang ke rumah nya karena Vandi melarang nya.
"Kamu sudah selesai! Segera lah beri kan Putri makan malam!" ucap Rati.
Vandi menoleh ke arah Tiara.
"Kenapa aku sangat tidak asing dengan wajah wanita ini, aku pernah melihat nya di mana!" batin Vandi.
"Kamu dengar tidak?" tanya Rati pada Tiara yang hanya diam.
"Dengar buk!" ucap Tiara dia pun mau mengambil Tiara dari pangkuan Vandi namun tiba-tiba Vandi mengawas kan tangan Tiara.
"Biar kan saya yang memegang nya, kau suapi lah!" ucap Vandi dengan nada datar.
"Baik Tuan!" jawab Tiara.
"Vandi! Kamu juga harus segera makan dan istirahat! Untuk apa Kamu menghabiskan uang untuk membayar nya sementara dia tidak ngapa-ngapain!" ucap Rati.
"Sudah! Berikan putri pada dia!" ucap Rati mengambil putri dari Vandi dan memberikan nya pada Tiara.
Tiara pun segera membawa Tiara menjauh dari meja Makan agar enak di berikan makan.
Tiara tidak lupa mengaduk dulu bubur untuk putri.
"Bagaimana pekerjaan kamu di kantor nak?" tanya Rati.
"Semua nya baik-baik saja buk!" ucap Vandi.
"Oh iya ibu mau bilang kalau Tiara akan kerja di sini ibu sudah membayar nya langsung pada Teman ibu!" ucap Rati.
"Vandi tidak ingin tau itu buk, Vandi hanya ingin dia bekerja dengan becus!" ucap Vandi.
Sementara Tiara menahan lapar nya, karena sangat lapar dia terkadang memakan bubur Putri.
Setelah selesai memberikan putri makan Tiara menggendong Putri ke kamar.
Sementara Rati sudah ijin pulang karena melihat Putri sudah aman dengan Tiara.
Tiara menemani Putri bermain menghibur nya, Tiara Melihat ada cemilan di dalam laci dia pun memakan nya.
"Permisi!" Ucap wanita yang kelihatan masih muda dan juga wajah nya cantik.
Tiara menoleh kearah wanita itu.
"Maaf mengganggu! Saya hanya ingin memberitahu kalau kamu bisa tidur di sini di kamar putri!" ucap wanita itu.
"Terimakasih mbak!" ucap Tiara, wanita itu pun keluar.
"Kenapa semua nya Pelayan dan yang ada di rumah ini sangat cantik dan berpenampilan menarik sementara aku biasa Saja, wajar saja jika Tuan tidak percaya pada ku;" ucap nya.
Namun lagi-lagi pintu terbuka sehingga dia terkejut.
Vandi mendekati Putri dan mengambil nya.
"Jangan mentang-mentang saya diam, kamu pikir saya tidak ingat sama kamu!" ucap Vandi dia sudah ingat siapa Tiara.
Tiara Sudah menunduk badan nya sudah sangat gemetar.
"Saya yakin kamu sengaja berpura-pura jadi pengasuh di rumah saya karena ingin mencoba melakukan rencana baru kamu kan? apa kamu tidak cukup dengan uang yang kemarin!" ucap Vandi.
"Saya minta maaf Tuan, di saat itu saya khilaf!" ucap Tiara.
"Cihh, sekarang kamu berpura-pura lugu sementara dia waktu itu kamu adalah wanita yang tidak tau malu dan mencoba mencari masalah agar bisa mendapatkan uang!" ucap Vandi.
Dia pun meminta putri di bawa keluar terlebih dahulu oleh Pengawal.
"Maaf tuan tapi saya bukan seperti yang bapak maksud;" ucap Tiara tetap menunduk.
"Saya Bingung harus melakukan apa pada kamu, jika memecat kamu tentu nya ini saya akan protes karena dia telah menghabiskan uang banyak untuk membeli wanita seperti kamu, namun saya tidak tau apa permainan kamu!" ucap Vandi.
Seketika Tiara berdiri dan menatap wajah Vandi.
Dia tidak terima Vandi mengucapkan jika dia sudah di beli.
"Saya tau saya di sini hanya sekedar pembantu Tuan, tapi tuan juga harus bisa menghargai saya!" ucap Tiara.
Seketika Vandi tersenyum meledek.
"Maaf saya tidak bisa menghargai wanita seperti kamu," ucap Vandi.
Tiara seakan ingin sekali menghajar Vandi dengan wajah sombong nya itu namun di saat mau mendekati Vandi pengawal nya langsung menahan Tiara.
"Dasar pria sombong! Di saat itu wajar saja jika saya memaki Anda, karena anda tidak punya sopan santun!" ucap Tiara Sangat kesal dia tidak lagi berfikir sebelum berbicara.
...----------------...
***Assalamualaikum kakak-kakak semuanya terimakasih sudah mau mampir ke karya ku ini ya jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author, jika ada saran tulis di kolom komentar ya jangan bosan tungguin terus kelanjutan ya.
Like, komen dan vote sebanyak-banyak nya.
biar author tambah semangat lagi.
Terimakasih 🙏***
biar makin seru 👍👍👍