Cerita cinta seorang duda dewasa dengan seorang gadis polos hingga ke akar-akarnya. Yang dibumbui dengan cerita komedi romantis yang siap memanjakan para pembaca semua 😘😘😘
Nismara Dewani Hayati, gadis berusia 20 tahun itu selalu mengalami hal-hal pelik dalam hidupnya. Setelah kepergian sang bunda, membuat kehidupannya semakin terasa seperti berada di dalam kerak neraka akibat sang ayah yang memutuskan untuk menikah lagi dengan seorang janda beranak satu. Tidak hanya di situ, lilitan hutang sang ayah yang sejak dulu memiliki hobi berjudi membuatnya semakin terpuruk dalam penderitaan itu.
Hingga pada akhirnya takdir mempertemukan Mara dengan seorang duda tampan berusia 37 tahun yang membuat hari-harinya terasa jauh berwarna. Mungkinkah duda itu merupakan kebahagiaan yang selama ini Mara cari? Ataukah hanya sepenggal kisah yang bisa membuat Mara merasakan kebahagiaan meski hanya sesaat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rasti yulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TCSD 18 : Hal Aneh
Brruuuum... Brruuuum... Brruuuum....
"Lah ini kondisi mesin mobil Sampeyan baik-baik saja Pak? Kok tadi bilangnya mogok?"
Beberapa mahasiswa yang tengah camping di sekitar curug, membuntuti Dewa dan juga Mara menuju tempat di mana Dewa semalam mengalami mogok mesin. Beberapa mahasiswa yang kebetulan mahasiswa jurusan teknik mesin itu dimintai tolong oleh Dewa untuk mengecek kondisi mobilnya. Namun, setelah salah satu dari mereka mencoba untuk menghidupkan mesin, pada kenyataannya mesin mobil Dewa baik-baik saja.
"Aku juga kurang paham. Padahal semalam berkali-kali aku mencoba untuk menghidupkan mesin ini benar-benar tidak bisa nyala sama sekali."
Dewa menatap heran mobil yang berada di hadapannya ini. Ia ingat betul bagaimana semalam ia berupaya mati-matian untuk menghidupkan mesin mobil miliknya ini, namun tidak bisa bahkan sampai membuatnya frustrasi. Dan pagi ini, tatkala salah seorang mahasiswa yang ia mintai tolong untuk mengecek kondisi mobilnya, tanpa memerlukan waktu yang lama, mesin mobil itu bisa kembali menyala bahkan terlihat baik-baik saja? Sungguh sesuatu yang aneh menurut Dewa sendiri.
"Atau mungkin ada sesuatu yang membuat mesin mobil Bapak ini tiba-tiba mati?"
Dewa terperangah. "Maksudnya bagaimana?"
Mahasiswa itu hanya tersenyum simpul. "Banyak terjadi kasus seperti ini Pak, mesin mobil tiba-tiba mati padahal tidak ada kerusakan sama sekali. Dan itu karena...."
"Karena diganggu oleh makhluk tak kasat mata? Jika kamu mengatakan seperti itu, aku katakan bahwa aku tidak percaya. Mana ada makhluk tak kasat mata bisa mensabotase mesin mobilku?"
Dewa memangkas ucapan salah satu mahasiswa yang berada di depannya ini. Ia sungguh tidak percaya jika ada makhluk tak kasat mata yang bisa membuat mesin mobilnya tiba-tiba mati. Jika bagi kebanyakan orang hal itu merupakan suatu kewajaran, namun baginya itu semua merupakan sebuah mitos belaka. Tidak mungkin makhluk tak kasat mata itu bisa mensabotase mesin mobilnya, kecuali jika makhluk tak kasat mata itu dahulunya merupakan seseorang yang merupakan ahli permesinan. Namun jika makhluk tak kasat mata itu dahulunya merupakan penjual mie ayam keliling, pasti sangat mustahil ia dapat mensabotase mesin.
Mahasiswa itu hanya tersenyum simpul. "Percaya atau tidak percaya Pak. Namun, hal seperti ini sering terjadi di sekitar tempat ini. Banyak pengemudi mobil yang mengalami mati mesin di tempat ini." Mahasiswa itu menatap lekat ke arah belakang mobil milik Dewa. "Dan apakah Bapak sadar, bahwa sedari tadi ketika berada di dalam hutan, Bapak dan istri Bapak ini diikuti oleh seorang wanita cantik?"
Dewa terperanjat. Dua poin yang membuat Dewa terkejut. Yang pertama, mahasiswa ini menganggap gadis yang bersamanya merupakan istrinya dan yang kedua ada wanita cantik yang mengikutinya. "Apa maksudmu? Wanita cantik siapa?"
Mahasiswa itu kembali tersenyum. "Mungkin hanya istri Bapak lah yang dapat melihatnya. Sedangkan Bapak tidak dapat melihat."
Ucapan mahasiswa di depannya ini sungguh membuat bulu kuduk Dewa meremang. Sesuatu yang dari dulu selalu ia anggap sebagai hal yang tabu antara percaya dan tidak percaya, namun saat ini ia alami sendiri. Jika semalam, Mara mengatakan bahwa ada sosok sang ibu yang berdiri tidak jauh dari gua. Dan sekarang mahasiswa itu mengatakan ada sosok cantik tak kasat mata yang mengikutinya.
Mara yang kebetulan duduk di dalam mobil sembari menunggu Dewa berbincang dengan para mahasiswa itu hanya mencoba memahami apa yang menjadi topik pembicaraan kumpulan lelaki itu. Sayup-sayup terdengar mahasiswa itu berbicara tentang makhluk tak kasat mata. Mara mulai mengedarkan pandangannya ke sekeliling mobil milik Dewa ini. Dan ia pun hanya bisa tersenyum tatkala sorot matanya menangkap satu bayangan yang tak lain adalah sang ibu.
"Apakah kamu indigo?" tanya Dewa yang begitu penasaran dengan mahasiswa yang ada di depannya ini.
Mahasiswa itu mengangguk pelan. "Saya memang memiliki kemampuan untuk dapat melihat sesuatu yang tak kasat mata, Pak. Saya melihat, sejak dari dalam hutan, Bapak dan istri Bapak dibuntuti oleh wanita cantik."
Kali ini ucapan mahasiswa di depannya ini begitu mengusik rasa ingin tahunya. "Benarkah seperti itu? Jika memang benar, apakah makhluk itu memiliki niat jahat terhadapku?"
Mahasiswa itu menggeleng. "Saya rasa tidak. Sedari tadi saya melihat wanita itu selalu tersenyum ke arah Bapak."
Lagi, bulu kuduk Dewa kembali meremang. Perlahan, ia mengusap-usap tengkuknya. Apa maksud dari makhluk tak kasat mata itu selalu tersenyum ke arahnya? Apakah mungkin makhluk tak kasat mata itu jatuh cinta kepadanya? Dan mencoba menarik perhatiannya dengan senyum yang selalu ditampakkannya? Namun bagaimana Dewa bisa melihat senyum makhluk tak kasat mata itu jika ia sendiri tidak diberikan kemampuan untuk melihat sesuatu yang tak kasat mata? Dan meskipun ia sangat sadar bahwa wajahnya memiliki tingkat ketampanan yang berada di atas rata-rata, namun ia juga masih ingin menjalani hubungan percintaan dengan sesama manusia bukan malah dengan makhluk ghaib.
Dewa semakin larut dalam pikirannya sendiri. Semakin ia larut, ia justru semakin bergidik ngeri. Mahasiswa itu hanya terkekeh geli melihat raut wajah Dewa yang seperti orang yang tengah ketakutan itu.
"Bapak tidak perlu merasa over confidence, makhluk tak kasat mata itu selalu tersenyum ke arah Bapak, bukan karena makhluk itu jatuh cinta kepada Bapak. Namun, dia sepertinya percaya kepada Bapak untuk menjadi pelindung dari putrinya."
Dewa terperanjat. "Putrinya? Maksudmu?"
"Wanita itu sepertinya ibu dari istri Bapak, yang tak lain adalah almarhum mertua Bapak. Saya melihat wajah wanita itu mirip sekali dengan istri Bapak yang tengah duduk di dalam mobil."
Dewa terperangah. Ternyata apa yang semalam dikatakan oleh gadis asing yang baru saja ia temui itu bukan merupakan isapan jempol belaka. Bahwa memang benar sang ibu, mengawasi apa yang ia lakukan di gua itu.
Ya Tuhan, untuk apa ibu dari gadis itu mengikutiku? Apakah itu merupakan pertanda bahwa aku memang harus melindungi gadis ini? Dan apa yang sebenarnya aku rasakan? Bahkan sejak pertama aku mengetahui jika gadis ini berada di dalam bahaya karena dipaksa untuk menikah dengan laki-laki yang bernama juragan Karta, ada dorongan dari dalam tubuhku untuk menyelamatkannya. Apakah memang benar jika ibu dari gadis ini yang memintaku untuk menjaga anaknya?
"Pak, apakah Bapak baik-baik saja?"
Pertanyaan mahasiswa di depannya ini membuat Dewa bangun dari lamunannya. Ia mengulas sedikit senyumnya. "Ya, aku baik-baik saja."
"Baiklah kalau begitu. Saya rasa tidak ada masalah dengan mobil Bapak. Dan Bapak bisa melanjutkan perjalanan honeymoon Bapak dengan istri Bapak," ucap mahasiswa itu sambil tersenyum simpul.
Mata Dewa membola. "Honeymoon?"
"Iya bukankah Bapak ini adalah pengantin baru? Karena sudah tidak sabar untuk segera berbulan madu, Bapak sampai tergesa-gesa membawa istri Bapak untuk melakukan perjalanan ini, bahkan tidak memberikan kesempatan kepada istri Bapak untuk mengganti kebayanya terlebih dahulu?"
Dewa tersenyum kecut sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Benar, bahwa gadis itu masih mengenakan kebaya.
Apakah dalam posisi seperti ini, orang-orang juga menganggapku melakukan upaya kawin lari? Atau menculik istri orang? Ya Tuhan... Mengapa menjadi seperti ini upaya menenangkan diriku di kota ini?
.
.
. bersambung...
mengecewakan😡