Terjerat Cinta Sang Duda
Awan mendung memayungi langit di salah satu pelosok desa sebuah kota yang terkenal dengan sebutan kota pelajar. Meskipun mashyur dengan sebutan kota pelajar, namun banyak penduduk yang tinggal di kota itu yang tidak memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan hingga ke jenjang yang tinggi. Masih banyak yang memiliki nasib kurang beruntung. Sehingga membuat mereka putus sekolah di tengah jalan atau bahkan mungkin tidak sempat menikmati bangku sekolah sama sekali.
Nismara Dewani Hayati, nama yang memiliki arti perempuan yang hidup dalam ketenangan dan mulia nampaknya berbalik seratus delapan puluh derajat dari kehidupan nyatanya. Kehidupan gadis yang belum genap berusia dua puluh tahun itu sangat jauh dari kata tenang. Bahkan di usianya saat ini, ia justru lebih sering mengalami hal-hal rumit yang membuat keceriaan gadis itu seolah tenggelam di wajahnya. Tidak ada raut wajah ceria. Yang tersisa hanya raut wajah sendu karena hanya air mata lah yang menjadi teman untuk menemani perjalanan hidupnya. Untuk menutupi itu semua, ia merubah dirinya untuk menjadi wanita kuat yang sanggup melawan apapun yang ia anggap menindas harga dirinya.
Semenjak kepergian sang bunda untuk selama-lamanya membuat dunianya seakan luluh lantak seketika. Keputusan sang ayah dengan menikahi seorang janda beranak satu, ternyata hanya membawanya ke dalam kerak neraka yang terasa semakin menyiksa batinnya. Dan kini, seorang laki-laki yang seharusnya bisa menjadi malaikat pelindung bagi anak gadisnya justru tidak dapat melakukan apapun. Setelah penyakit stroke datang menyerang, kehidupan lelaki itu semakin terbelenggu di atas kursi rodanya.
Ditambah lagi dengan kebiasaan berjudi yang dulu dilakukan oleh pria paruh baya itu justru semakin menambah beban di masa kini. Gadis yang baru akan menginjak dewasa itu sering mendapati sang ayah menjadi sasaran kekalapan dari para penagih hutang yang meninggalkan bekas luka di wajah tampan sang ayah. Bagi seorang gadis yang memiliki hati yang lemah dan lembut bisa saja hal itu menjadi salah satu pemicu seseorang mengalami guncangan psikis atau mungkin trauma. Namun, Mara selalu bersikap acuh dan hatinya seakan kebal dengan apa yang setiap hari ia lihat.
"Aku tidak perduli. Kamu harus menikah dengan juragan Karta. Itulah satu-satunya jalan agar hutang-hutang ayah kamu yang tidak berguna itu bisa lunas!"
Ucapan lantang wanita paruh baya di hadapannya ini terasa begitu menggerus hati Mara. Namun sebisa mungkin ia memasang wajah yang terlihat baik-baik saja seolah tidak terjadi apapun terhadap hatinya.
Mara tersenyum sinis. "Apa hak Anda mengatur jalan hidup saya? Anda bukanlah siapa-siapa yang harus saya penuhi semua kemauan Anda. Anda hanyalah ibu tiri. Ibu tiri yang tidak memiliki hati sama sekali!" Mara kembali berdecih. "Mengapa bukan anak kandung Anda sendiri saja yang Anda nikahkan dengan juragan Karta?"
Tanti, yang merupakan lawan bicara Mara seperti tersulut emosi tatkala mendengar bantahan dari anak tiri di depannya ini. Kepalanya seakan mendidih, dipenuhi oleh amarah yang meletup-letup. Harga dirinya serasa diinjak karena ada yang berani melawannya. "Dasar anak durhaka! Siapa yang mengajarimu untuk berkata lantang kepada orang tua, hah!"
"Anda yang memaksa saya untuk menjadi anak durhaka. Selama ini saya sudah teramat sabar menghadapi kelakuan Anda yang seperti ini. Namun tidak untuk kali ini. Kali ini, saya tidak akan pernah membiarkan Anda menginjak harga diri saya lagi."
"Benar-benar anak tidak tahu diuntung kamu, Ra. Sudah jelas kamu akan hidup layak jika kamu mau menikah dengan juragan Karta. Apalagi yang masih kamu ragukan, hah!"
Sudut bibir Mara sedikit naik, hingga menampilkan mimik wajah sinis di hadapan sang ibu tiri. "Pastinya akan layak untuk Anda juga, bukan? Bukankah setelah Anda berhasil membujuk saya untuk menikah dengan juragan Karta, Anda akan mendapatkan banyak imbalan? Saya dengar Anda akan mendapatkan bagian tiga hektar kebun jati yang berada di tanah perbatasan, jika sampai Anda berhasil membujuk saya untuk menikah dengan juragan Karta."
Kedua bola mata milik Tanti seketika terbelalak. Wanita itu teramat terkejut karena sang anak tiri mengetahui apa yang menjadi kesepakatan antara dirinya dengan juragan Karta. "Apa yang kamu bicarakan? Tidak ada kesepakatan apapun antara aku dengan juragan Karta. Jangan asal bicara kamu Ra!"
Tanti berupaya untuk mengelak. Semua cara harus ia lakukan, agar sang anak tiri mau menuruti keinginannya. Hamparan kebun jati seluas tiga hektar begitu membuat jiwa hedonis dalam dirinya seakan meronta-ronta ingin segera ia miliki. Kehidupan dengan gelimang harta yang melimpah seakan terus menggoda dan merayunya agar ia melakukan cara apapun untuk mencapai tujuannya. Termasuk dengan cara-cara kotor sekalipun.
Mara kembali tersenyum sinis. "Saya sudah mengetahui semua tentang kesepakatan Anda dengan juragan Karta. Bahwa ada timbal balik dengan pernikahan yang akan terjadi diantara saya dengan juragan Karta. Bukankah itu sama saja Anda menjual saya?"
Tanti berdecih. "Bukankah kamu akan sangat beruntung karena dibeli oleh seorang juragan kebun jati? Dengan kamu menjadi istri keempat juragan Karta, kamu bisa menikmati semua harta milik juragan Karta. Apalagi kamu adalah istri muda. Itu jelas akan membuat juragan Karta lebih memperhatikan semua kebutuhanmu daripada kebutuhan ketiga istrinya yang lain. Paham kamu Ra?"
Mara menggelengkan kepala seraya memainkan sedikit rambut bergelombang miliknya. "Saya tidak akan pernah merendahkan harga diri saya dengan menerima apa yang telah menjadi rencana Anda."
"Cih, wanita sepertimu tidak seharusnya berbicara tentang harga diri. Harga dirimu bahkan sudah tidak kamu miliki ketika ayahmu jatuh miskin seperti saat ini. Kamu seharusnya merasa sangat beruntung karena akan menjadi istri juragan Karta. Sebuah kesempatan yang tidak pernah didapatkan oleh para wanita yang berada di sini."
Mara membalikkan badannya, mencoba menghindar dari pembahasan yang ia rasa tidak bermanfaat ini. Namun, sebelum ia benar-benar meninggalkan ruangan ini, sejenak ia hentikan langkah kakinya. "Jika Anda atau anak Anda ingin mengambil kesempatan itu, saya persilakan. Akan saya berikan kesempatan itu secara cuma-cuma. Dan asal Anda tahu, saya hanya akan menikah dengan lelaki yang saya cintai. Bukan dengan lelaki yang memanfaatkan keadaan saya untuk mencapai apa yang ia inginkan."
Tanti terbahak mendengar ocehan yang keluar dari bibir sang anak tiri yang ia anggap sebagai sebuah lelucon belaka. "Jangan terlalu naif kamu Ra. Cinta tidak akan pernah membuatmu kenyang. Dan cinta tidak akan pernah bisa membeli barang-barang mewah. Camkan itu baik-baik Ra! Camkan!"
"Saya tidak perduli dengan apa yang Anda katakan. Saya rasa sudah tidak ada yang perlu kita bahas lagi. Saya menolak perjodohan dengan juragan Karta!"
Hampir saja Mara kembali melangkahkan kakinya. Namun di saat ia hendak mengayunkan kakinya...
"Jika sampai kamu menolak perjodohan dengan juragan Karta. Aku pastikan hidup ayahmu akan semakin menderita Ra! Ingat kata-kataku ini!"
Mara terkesiap. Gegas, ia membalikkan tubuhnya untuk kembali berhadapan dengan sang ibu tiri. "Apa maksud ucapan Anda? Jangan pernah sekalipun mengancam saya dan menyentuh ayah saya!"
Tanti menyilangkan lengan tangannya di dada sembari tersenyum menang. Ia merasa ancamannya kali ini akan membuat Mara mengikuti semua kemauannya. "Aku tidak mengancammu. Aku hanya sedikit bernegosiasi denganmu. Jika kamu menerima perjodohan dengan juragan Karta, aku pastikan hidup kamu akan sempurna. Namun jika kamu menolak, itu artinya kamu sendirilah yang mendorong ayahmu ke dasar jurang dan siap untuk hancur bersamaan dengan tubuhnya yang tiada lagi bernyawa."
Kedua netra Mara semakin membulat sempurna. "Benar-benar wanita kejam!"
"Aku tidak perduli! Aku beri waktu untukmu hingga esok hari!"
.
.
. bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
💗vanilla💗🎶
mampir ni thor /Smile/
2024-03-02
0
Elisanoor
sy mampir, pemburu novek edn 😂 bagus tulisan nya enak di baca 😘
2023-01-29
0
Maliqa Effendy
Bapaknya yg bikin Anaknya sengsara..waktu sehat,anak kandung di sia2.. kalau anaknya membalas di bilang durhaka..ternyata kejadian kyk gini ga di novel aja,di dunia nyata jg ada..
2022-10-16
0