WARNING!!! BIJAKLAH MEMBACA!!! NOVEL 21+!!! JIKA TIDAK SUKA SKIP SAJA . MARI SALING MEMPERMUDAH URUSAN ORANG LAIN MAKA HIDUP ANDA PASTI JUGA AKAN DI MUDAHKAN OLEH TUHAN.
Laura Elsabeth Queen tidak menduga ia akan bertemu kembali dengan Zafran Volkofrich mantan kekasihnya, di acara ulang tahun teman sekelas mereka, 10 tahun yang lalu mereka berpisah dengan tidak damai, orang tua Laura menentang keras hubungan mereka karena Zafran pria miskin. Zafran masih sakit hati pada Laura dan ingin membalas dendam.
Di sisi lain Laura mengetahui rahasia kedua orang tuanya setelah mereka meninggal, dan kini beban berat berada di pundak Laura.
Sedangkan Zafran pria miskin itu kini telah berubah menjadi penguasa dunia bisnis.
Bagaimana kisahnya yuk baca kelanjutannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 18
Kedekatan Arnold dan Laura sangat menyinggung mata dan perasaan Zafran, dengan sangat bersemangat Zafran siap menggerakkan seluruh otot serta syarafnya untuk memisahkan mereka, kemudian menekan perusahaan Arnold sampai batas paling dasar, dan mengeluarkannya dari lingkaran bisnis yang kini di bawah kendalinya.
Zafran sudah siap untuk mematahkan tulang-tulang Arnold terlebih lagi tangan jahanam pria itu yang sudah dengan lancang dan berani menyentuh kulit Laura yang tak kunjung turun dan lepas dari punggung Laura.
"Dasar Bajing*n, pria itu beraninya menyentuh Laura!!!" Umpat Zafran kemudian dengan cepat Zafran melangkahkan kaki panjangnya dan menerobos kerumunan.
Zafran keluar ruangan dengan langkah beringas, kakinya yang panjang berjalan dengan kecepatan maksimal, menelusuri setiap lorong Mansion dengan wajah amarah, kepalanya hampir meledak dan akhirnya menemukan mereka sedang berada di ruang museum. Museum yang penuh dengan lukisan, terlihat Laura berdecak kagum.
Zafran masuk ke dalam ruangan dan dengan sekali tarikan Laura jatuh ke dalam pelukan Zafran, Laura terkejut, tiba-tiba dipeluk seorang pria bertubuh besar dan tinggi dari belakang.
Tangan besar yang kuat itu merantai tubuhnya, mendadak wajah Laura bersemu merona, ia tahu itu adalah Zafran, aroma khas tubuh Zafran menyeruak ke dalam indra hidungnya.
Kemudian Zafran mencium leher sisi kanan milik Laura menekannya dengan ciuman yang penuh gairah hingga menimbul kan tanda merah, membuat sekujur tubuh Laura merinding, gadis itu sedikit menggeliat dan terlihat manja. Meski itu bukan keinginannya namun tubuhnya bereaksi demikian.
Laura bersandar pada dada Zafran karena mendadak kakinya terasa lemas, dan Laura dengan spontan menutup matanya seolah menikmati sentuhan pria itu.
"Apa kau tersesat sayang? Kenapa berada jauh dari ku, aku mencarimu kemana-mana." Kata Zafran pada Laura sembari matanya melirik tajam ke arah Arnold.
Sikap Zafran jelas membuat Arnold terkejut, pria itu tak percaya bahwa Laura datang bersama Zafran, Laura gadis lugu, cantik, pintar, dan polos datang bersama seorang pria buas yang terkenal sering brgonta-ganti wanita. Bagi seorang Zafran cap playboy sudah melekat padanya. Wanita bagi Zafran hanyalah seperti pakaian sekali pakai.
"Kau seharus nya tidak menaruh tangan mu dengan lancang!" Kata Zafran tegas pada Arnold.
"Aku tidak tahu dia datang denganmu, kau asik bersama wanita-wanita yang lain." Serang Arnold.
"Meski begitu seharus nya kau menyimpan tanganmu dengan baik."
"Kenapa kau begitu marah? Biasanya kau tidak akan begitu peduli dengan wanita. Kau memungut dan membuang mereka sesukamu." Kata Arnold sembari tertawa mengejek.
"Bukan urusanmu, yang jelas aku sudah memperingatkanmu."
"Kau sangat kekanakan." Arnold menyeringai.
"Aku jelas tahu pikiran mu!!!"
"Apa maksudmu." Kata Arnold santai.
Zafran geram dengan sikap Arnold yang santai dan senyuman penuh ejekan, sedang Zafran siap melayangkan tinjunya.
"BUGH!!! BUGGH!!!"
"Zafran, apa yang kau lakukan!!!" Laura mencoba menghentikan tubuh Zafran yang berada di atas Arnold, memukuli pria itu.
Wajah Arnold penuh dengan darah.
"Ada apa denganmu!!!" Laura tidak percaya dan begitu kebingungan kenapa dan ada apa dengan sikap Zafran.
"Ingat dengan baik, jangan sembarangan menaruh tangan laknatmu!!!" Geram Zafran.
Kemudian Zafran membawa Laura pergi, terlihat jelas bahwa pria itu sangat marah, mereka melangkah dengan cepat hingga pergelangan tangan Laura terasa sangat sakit karena cengkraman Zafran, apalagi kakinya yang memakai heels tinggi terasa seakan ingin patah.
Dengan sigap Stark membukakan pintu kamar VVIP, sekilas Laura menatap Stark meminta pertolongan namun pria itu hanya diam dan kembali menutup pintu ruangan itu.
"Zafran kenapa kau menciumku lagi dan kau memukul orang lain!!!" Bentak Laura.
Zafran terkejut dengan bentakan dan amarah Laura hingga membuat wajah pria itu semakin muram karena kemarahannya.
"Aku yang seharus nya marah padamu!!! Kau yang seharusnya bisa menjaga dirimu, berani sekali kau membuatnya hingga sejauh itu menyentuh tubuhmu, pasti kau menggodanya!!!"
"Aku tidak menggodanya, kami hanya mengobrol dan bertukar pendapat!" Bantah Laura.
"Kau menggodanya!!!" Tuduh Zafran dengan sorot mata yang penuh amarah.
Laura sadar kali ini Zafran benar-benar di butakan oleh kemarahannya.
"Zafran kami mengobol biasa, membicarakan tentang seni, kau tahu aku sangat menyukai seni, lalu Arnold membawaku melihat lukisan di museum." Laura mulai mendinginkan kepalanya memberikan penjelasan pada Zafran.
"Ya, dan kau menikmatinya ketika dia menyentuh punggung mu!!!" Bentak Zafran.
"Dia tidak akan pernah berani menyentuhmu jika dia tahu kau berada di sini dengan ku, kau seharusnya selalu berada di sisihku bukan berkeliaran seperti kucing liar!!!" Suara Zafran menggema memenuhi ruangan itu.
"Apa aku harus menempel padamu seperti lem, dan kau harus menandaiku seperti aku adalah budakmu, atau kau menandai aku seolah aku adalah peliharaanmu, tak ada orang yang boleh berbicara dengan ku atau bertegur sapa, apa kau yakin orang lain tidak akan mencemoh dan mengejekku bagai budak yang dirantai lehernya, dan betapa memalukannya nya itu bagiku!!!" Laura berteriak tak mau kalah.
"Jangan berlebihan, kau bukan budak dan aku tidak pernah menganggapmu sebagai BUDAK!!! Aku hanya mencium mu di leher tidak menyentuh yang lain, aku hanya memberikan peringatan pada Arnold bahwa kau datang bersamaku!!!" Geram Zafran.
"Terserah, aku tahu aku adalah milikmu sekarang karena ikatan perjanjian itu, tapi jangan perlakukan aku seperti binatang peliharaan yang selalu tunduk dengan semua ucapanmu, aku juga perlu bernafas, dan kau harus ingat perjanjian kita hanya 3 bulan."
"Aku benar-benar tidak mengerti Zafran kenapa kau harus semarah ini, kita hanya memiliki hubungan antara atasan dan karyawan bukan sesuatu yang spesial lainnya!"
Zafran menggertakkan giginya begitu marah dengan semua perkataan Laura, pria itu kemudian ingin menarik tubuh Laura namun dengan cepat gadis itu mundur.
Laura terpeleset, kakinya hampir terkilir dan dengan tanggap serta tangkas Laura menyandarkan punggungnya pada dinding tangannya berpegang pada meja.
"Jangan menyentuhku dengan keadaanmu yang sekarang Zafran, kau sedang di penuhi dengan amarah, suasana hatimu tidak baik." Kata Laura, memperingatkan Zafran dengan gemetar.
Zafran terkejut mendengar perkataan Laura.
"Aku tidak akan pernah menyakitimu Laura, semarah apapun, aku tidak akan pernah memukulmu."
Zafran menurunkan tangannya, dan hanya berdiri ditempatnya, ia terlihat putus asa, akhirnya Laura mempercayai ucapan Zafran.
"Laura." Kata Zafran, suaranya seakan hampir putus asa.
"Aku tahu sifat dan karakter Arnold, aku tahu sifat para pria di lingkaran bisnis, dan untuk Arnold aku tahu dia tertarik padamu." Suara Zafran pelan.
"Tapi itu adalah tugasku, kau menyuruhku untuk menemani para tamu yang datang, dan memberikan keramahan pada mereka bukan? Lagi pula tidak seharusnya kau bertindak sejauh itu dengan memukuli Arnold." Laura masih kekeh pada pendiriannya.
"Aku hanya ingin memperingatkan dia." Jawab Zafran tegas dengan rahang yang menegang.
Kemudian Zafran maju dengan pelan mendekati Laura. Tangan pria itu meraih dan menyentuh lembut lengan Laura.
Tanpa sadar tatapan mempesona Zafran seolah menyihir Laura menjadi manusia kaku, tidak dapat bergerak dan hanya diam.
"Aku benar-benar bingung dengan sikapmu ini terhadapku, apa yang harus ku lakukan." Kata Laura lirih dan menatap pada mata pria tampan di hadapannya.
Debar jantung Laura berdegup dengan keras, hingga ia malu apakah Zafran juga mendengarnya. Zafran dengan pelan menarik tubuh Laura ke dalam pelukannya.
Tangan kekar pria itu melingkar di punggul dan punggung Laura, membuat wajah Laura bersemu merah, bahkan seperti terbakar.
Zafran tidak pernah melihat wanita-wanita di sekelilingnya menunjukkan ekspresi polos dan lugu seperti Laura. Ekspresi malu Laura masih sama seperti saat mereka berpacaran dulu, ketika mereka masih muda dan masih duduk di bangku sekolah.
Setelah menjadi pria miliarder Zafran melihat wajah-wajah para wanita yang ada di sekelilingnya hanyalah seperti topeng beralaskan bedak tebal dengan riasan warna warni.
Para wanita di sekelilingnya hanya memiliki wajah-wajah rakus, haus akan kepopularitasan, haus akan uang, dan rela meninggalkan harga diri mereka hanya untuk uang.
Zafran selalu merindukan wajah polos dan lugu milik Laura, selalu ingin melihat lagi, dan lagi ekspresi Laura yang bersemu merah, dan pria itu dengan kuat menahan gairah kerinduannya pada Laura.
Bersambung~