Liam Ang atau Liam Halley Anggara adalah seorang model majalah remaja yang menjadi idola para remaja perempuan.
Liam yang juga merupakan anak laki-laki satu-satunya di keluarga Halley adalah sosok yang supel, humoris, mudah bergaul, dan mudah akrab dengan siapa saja.
Yumi Arishta, seorang gadis gendut, pendek, dan pemalu yang kuliah dan merantau seorang diri di luar kota.
Pertemuan tak sengaja antara Yumi dan Liam di suatu malam, membuat keduanya terlibat dalam sebuah hubungan yang sulit dijelaskan.
Liam yang merasa berhutang budi pada Yumi, terus berusaha mendekati gadis pemalu tersebut. Meskipun beragam penolakan terus saja Yumi lontarkan karena Yumi merasa tidak sepadan dengan Liam yang tampan, kaya, terkenal, dan punya banyak teman.
Perbedaan antar Yumi dan Liam itu bagaikan bumi dan langit. Jadi bagaimana bisa seorang Yumi menjadi kekasih dari Liam Ang?
Bagaimana akhirnya hubungan Yuni dan Liam?
Apakah keduanya akan bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CEMBURU?
Yumi baru saja akan membuka kunci kamar kost-nya, saat gadis itu mendapati pintu kost yang ternyata tidak dikunci.
Hah apa?
Perasaan pagi tadi Yumi sudah menguncinya.
Yumi mendorong pintu tersebut dengan kasar dan mendapati ruang belajar serta dapurnya yang masih rapi sama seperti saat Yumi tinggal tadi pagi. Yumi memeriksa satu persatu barang-barangnya untuk memastikan kalau tidak ada barang miliknya yang hilang.
Eh, tapi Yumi memang tidak punya barang berharga di kost-an ini. Hanya laptop serta printer pemberian Liam saja satu-satunya barang berharga milik Yumi. Dan Yumi juga menaruhnya di kamar saat pergi ke kampus.
Tapi sebaiknya Yumi memeriksa barang-barang tersebut. Karena Yumi sudah bertekad untuk meminjam sementara barang-barang itu dari Liam. Nanti kalau uang Yumi sudah cukup, Yumi akan membayar semuanya.
Yumi benar-benar tidak mau berhutang apapun pada Tuan Model itu.
Yumi mendorong pintu kamarnya.
Namun pemandangan di dalam kamar Yumi saat ini membuat Yumi benar-benar naik pitam.
Liam sedang tidur mendengkur di atas kasur Yumi sambil bertelanjang dada.
Dasar gila!
Yumi mengambil guling dan memukulkannya secara membabi-buta pada Liam yang masih tertidur pulas.
"Menyebalkan! Dasar tidak sopan!"
Bugh! Bugh!
Yumi tak berhenti memukuli Liam hingga akhirnya pria itu bangun dengan raut wajah bingung.
"Yumi! Kau kenapa?" Tanya Liam yang kini mengangkat tangannya dan berusaha untuk menangkis serangan guling yang datang bertubi-tubi dari Yumi.
"Kau itu yang kenapa?" Yumi memukul Liam sekali lagi demi meluapkan rasa kesal yang memenuhi dadanya.
"Kenapa masuk ke kost-an orang sembarangan dan tidur di atas kasur tanpa minta izin? Dasar menyebalkan!" Yumi sudah melempar gulingnya dan ganti memukul-mukul dada Liam karena sekarang Yumi benar-benar kesal pada pria kaya ini.
"Yumi! Yumi! Stop!" Liam berusaha menghentikan tangan Yumi yang masih memukulinya dengan membabi buta. Hingga akhirnya Liam berhasil mencekal tsngan Yumi dan membalik posisi gadis itu menjadi dibawahnya.
Yumi masih melotot hotor ke arah Liam.
"Lepaskan aku!" Gertak Yumi galak.
"Ada apa denganmu?" Tanya Liam bingung.
"Lepaskan aku sekarang! Lepaskan aku Liam! Dasar playboy! Cowok brengsek!" Yumi terus mengumpat dan mengatai Liam drngan airmata yang sudah jatuh bercucuran karena Liam yang tak kunjung melepaskan cekalannya pada kedua tangan Yumi.
Liam yang melihat Yumi menangis tersedu-sedu segera melepaskan kedua tangan Yumi. Gadis itu langsung menjauh dari Liam dan lanjut menangis di sudut kamar.
"Maaf atas sikapku tadi, Yum! Apa kau terluka?" Tanya Liam khawatir dan penuh rasa bersalah.
Liam hendak menghampiri Yumi, namun Yumi menghindar dengan gesit dan keluar dari kamarnya.
"Yum, apa kau marah karena aku datang kesini tanpa minta izin darimu?" Tanya Liam tak mengerti.
Liam terus mengikuti Yumi yang terus menghindarinya. Dua orang itu terus berputar-putar di kost-an sempit Yumi karena yang satu berusaha menghindar dan yang satu terus saja mengejar.
"Berhenti mengejarku! Aku tidak mau dekat-dekat dengan tuan model brengsek sejenis dirimu!" Gertak Yumi pada Liam yang terus mengekorinya.
"Jelaskan dulu apa salahku!" Sahut Liam merasa tidak paham.
"Aku tidak perlu menjelaskan apa kesalahanmu! Kesalahanmu terlalu banyak dan aku tidak mau melihatmu lagi!" Jawab Yumi dengan nada kesal.
"Yum!" Liam yang geram segera meraih tangan Yumi dengan cepat dan meraih tubuh berisi Yumi ke dalam dekapannya.
"Jelaskan! Aku tidak mengerti!" Psksa Liam menahan rasa kesalnya karena jawaban Yumi yang hanya berputar-putar sejak tadi.
"Lepaskan aku!" Gertak Yumi galak.
"Tidak akan sampai kamu bicara semuanya dan menjelaskan kepadaku!" Sahut Liam tak kalah galak.
"Aku membencimu!" Yumi memukul-mukul dada Liam demi meluapkan kekesalannya.
Yumi juga tidak tahu kenapa dirinya bisa sekesal ini pada Liam, hanya karena melihat foto Liam bersama gadis lain pagi ini.
Yumi bahkan bukan istri atau pacar Liam.
"Ada apa sebenarnya?" Tanya Liam yang suaranya sudah berubah lembut.
"Menjauhlah dari kost-ku dan juga dari hidupku! Cari saja gadis lain di luaran sana jika kau hanya ingin bermain-main atau butuh seorang pemuas nafsu!" Tutur Yumi seraya mengusap kasar airmatanya yang kemvali bercucuran.
"Apa maksudmu dengan pemuas nafsu? Kau pikir aku itu pria macam apa?" Sergah Liam merasa tak terima.
"Tidak usah munafik! Kau mencuri motorku kemarin lusa agar kau bisa pulang ke apartemen mewahmu dan tidur bersama model cantik yang tinggi, putih, dan langsing itu kan?"
"Kenapa harus kau kembalikan motorku? Kenapa harus kembali lagi kesini, lalu pura-pura jatuh di kamar mandi agar aku merasa iba dan merawatmu."
"Lalu setelahnya kau mencuri ciuman pertamaku dan sok-sokan mengajaku menikah! Apa kau selalu merayu semua gadis yang baru kau temui untuk kau ajak menikah?" Cerocos Yumi panjang lebar nyaris tanpa jeda menumpahkan semua kekesalan dalam hatinya.
"Sejauh ini baru kau yang aku ajak menikah. Karena aku sudah lupa kapan terakhir kali aku punya pacar," jawab Liam santai.
"Bohong!" Teriak Yumi emosi.
"Ya sudah kalau tidak percaya!" Liam hanya mengendikkan bahunya dengan santai. Pria itu sudah melepaskan Yumi dan masuk ke kamar Yumi sebelum kembali keluar membawa ponsel di tangannya.
"Jika kau cemburu hanya kare-""
"Aku tidak cemburu!" Sergah Yumi galak memotong kalimat Liam.
"Baiklah, jika kau marah karena foto ini," Liam menunjukkan foto dirinya bersama Chelsea, sama persis seperti yang Yumi lihat di kampus tadi.
"Aku benar-benar tidak tahu kalau Chelsea memfotoku diam-diam seperti itu."
"Kau lihat!" Liam memperbesar foto tadi tepat dibagian wajahnya yang terlihat cuek dan cenderung membuang pandangannya dari Chelsea yang berpose dengan lebay.
"Mana ada orang selfie dengan membuang wajah begitu?" Lanjut Liam lagi dengan nada bicara yang terdengar kesal.
"Bukankah seharusnya aku berpose mesra, jika memang aku punya hubungan spesial dengan Chelsea?"
"Seharusnya ekspresiku kan seperti ini," Liam sudah menarik Yumi dan merangkulnya, lalu pria itu mengarahkan kamera ponselnya ke wajahnya sendiri dan wajah Yumi tentu saja. Dan dengan satu gerakan, Liam sudah berhasil mengambil foto nyengirnya bersama Yumi.
"Liam apaan, sih! Hapus, nggak?" Yumi berusaha merebut ponsel Liam. Namun Liam lebih gesit dan sudah mengirim foto dirinya bersama Yumi ke story media sosial miliknya.
"Ups! Sudah terkirim!" Sahut Liam dengan ekspresi wajah lebay.
"Apa? Liam kau gila! Cepat hapus sebelum ada yang melihat!" Yumi mulai panik dan masih berusaha merebut ponsel Liam.
"Maaf, sudah ada seratus orang yang melihatnya," jawab Liam santai seraya menunjukkan layar ponselnya ke arah Yumi.
Gila!
Berapa banyak follower tuan model sinting ini?
Yumi mengambil tas selempangnya dan mencari-cari keberadaan ponselnya. Segera Yumi membuka aplikasi media sosial berlogo kamera miliknya dan mencari-cari story Liam Ang.
Dapat!
Setelah melihat pembaharuan story Liam, Yumi akhirnya bisa sedikit bernafas lega karena ternyata Liam memasang stiker yang cukup besar untuk menutupi wajah Yumi. Namun caption di story tersebut, lumayan membuat Yumi merasa kesal.
"Pacar baru dong!"
"Bukan model, bukan artis, bukan penyanyi terkenal. Hanya gadis sederhana yang terlalu chubby untuk di peluk."
Menyebalkan!
Apa Liam pikir Yumi adalah guling yang bisa ia peluk-peluk sesuka hati?
"Aku bukan pacarmu!" Tegas Yumi seraya mendelik ke arah Liam.
"Memang bukan! Kau calon istriku!" Klaim Liam yang sontak membuat Yumi memutar bola matanya.
"Jadi, sudah berapa gadis yang kamu klaim sebagai calon istri?" Tanya Yumi sinis.
"Sejauh ini baru kamu, Yumi Arishta!" Sahut Liam santai.
"Karena aku bukan pria brengsek seperti tuduhanmu!" Sambung Liam lagi yang tiba-tiba sudah mendekatkan wajahnya ke arah Yumi dan menatap lekat netra hitam milik Yumi.
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.
meskipun orang yang berada,tapi tidak memandang rendah yang kurang mampu
apalagi seorang YUMI yang punya badan berisi.
pada umumnya pasti jadi bahan Bullying.
Tapi seorang Liam tidak seperti itu🖤
saking sukanya🖤🖤
tetaangganya gx pd julidddd
terimakasih author 👍👍👍😍😍😍😍