Jian Wuyou adalah"Jenius Seribu Tahun"yang dielu-elukan,hingga sebuah pengkhianatan keji dari sekte dan sahabat terdekatnya merenggut segalanya. Dituduh mencuri artefak suci, ia dihina di depan umum, kehilangan lengan kanan andalannya, dan dilempar ke Jurang Pembuangan untuk membusuk.
Namun, di kedalaman jurang, keputusasaan Wuyou mengkristal menjadi dendam yang membara. Dengan satu tangan yang tersisa dan ditemani pedang karatan yang memalukan, ia melakukan hal yang mustahil: memindahkan inti Dantian ke lengan kirinya, terlahir kembali sebagai kultivator di Tahap Penyatuan Roh.
Kini, dengan wajah renta, tekad baja, dan julukan barunya yang mematikan,'Hantu Pedang',Wuyou memulai perjalanan balas dendamnya. Dunia kultivasi akan segera mengetahui bahwa seorang Dewa Pedang tidak membutuhkan kedua tangan untuk menebas langit.
Ikuti kisah Jian Wuyou saat ia mengungkap konspirasi besar di balik pengkhianatannya dan menuntut darah dari setiap orang yang pernah menertawakan kejatuhannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17: Kebangkitan Kedua dan Teratai Qi Dua Helai
Di dasar jurang yang sangat dalam itu, di tengah kegelapan yang pekat dan kelembaban yang mencekam, tergeletaklah tubuh Jian Wuyou yang bersimbah darah. Dia tampak tak bernyawa.
Darah dari luka di kepala mengucur sangat deras, dan anak panah yang tertancap di punggungnya menusuk jauh hingga menembus dada bagian depan. Posisi tubuhnya kaku, matanya melotot, seakan-akan rasa pengkhianatan dan penyesalan karena mati sebelum membalas dendam masih tertinggal.
Tiba-tiba, energi merah pekat dari Yue Sha yang tergeletak di sebelah Jian Wuyou meluap dan menyebar. Pedang itu seolah-olah memiliki kesadaran, bergetar hebat seperti panik, memancarkan resonansi yang dingin. Energi merah, yang terasa sangat purba dan hidup, merasuki tubuh Jian Wuyou, mengalir ke dalam Dantian Lengan Kiri-nya.
Setelah melakukan intervensi aneh itu, Yue Sha kembali diam dan hening, kembali menjadi pedang sederhana yang dingin. Sementara itu, tubuh Jian Wuyou terlihat tidak ada respons apa pun.
Lalu, jari tangan kirinya sedikit bergerak—sebuah kedutan kecil. Kemudian, matanya yang kosong kembali dipenuhi cahaya yang tajam. Ia sadar total dan terkejut masih hidup.
Napasnya terengah-engah. Ia bangkit dan duduk. Tangan kirinya yang kini memegang Dantian mengusap kepalanya yang bocor. Anehnya, luka itu terasa sudah membaik dan menutup berkat intervensi aneh dari Yue Sha.
"Haaah... Haaah... Syukurlah aku masih selamat. Ada di mana ini?" Jian Wuyou sedikit bingung, ingatannya terganggu oleh serangan jiwa musuhnya.
Setelah beberapa menit, akhirnya ingatannya kembali, dipicu oleh rasa sakit yang menusuk di punggungnya. Ia bangun dan mengambil Yue Sha, lalu berjalan sempoyongan ke depan tanpa arah, menyadari dia telah melompat ke jurang.
"Jurang apa ini? Kenapa rasanya seperti ada yang menatapku... hawa yang mencekam?" Jian Wuyou melihat sekeliling. Tempat gelap tersebut sangat mengerikan, hawanya terasa berat, dan dipenuhi kabut energi gelap yang pekat.
Jian Wuyou berhenti berjalan, ia kembali duduk bersandar di batu yang besar. "Aku harus istirahat. Aku tak bisa bergerak. Seluruh tubuhku terasa remuk, seperti diinjak oleh Artefak Kuno."
Jian Wuyou menatap ke seluruh badannya yang perlahan pulih. "Energi merah itu... Yue Sha. Pedang ini bukan pedang biasa. Entah memiliki kesadaran sendiri, atau mungkin... pedang ini adalah artefak yang telah menyatu dengan Qi-ku? Aku tidak punya waktu memikirkannya. Yang penting, ia menyelamatkanku."
Jian Wuyou kemudian merobek jubahnya yang sudah basah oleh darah. Ia menggunakan mulut dan tangan kiri untuk melakukan hal sulit tersebut, membagi kain menjadi beberapa perban.
Setelah beberapa kain telah terbagi, ia memerban kepalanya yang bocor. Dengan tarikan tajam, ia mencabut panah di punggungnya lalu memerbannya dengan cepat, menahan erangan sakit, dan terakhir membalut tangan kirinya yang terluka karena pertempuran.
Setelah semua luka telah ditutupi seadanya, Jian Wuyou mulai duduk bersila. Ia akan melakukan kultivasi dalam waktu yang cukup lama.
"Aku meremehkan musuh. Kekuatan Jiwa Sejati terlalu berbahaya. Aku memang belum mampu untuk pergi menuju Lembah Bintang Jatuh. Aku harus menggunakan tempat ini untuk menguatkan diri dan mengasah teknik pedangku lalu akan pergi berkelana sambil menantang ahli pedang kuat." tekadnya.
Jian Wuyou memejamkan mata, ia mulai fokus ke seluruh indranya. Energi gelap di dasar jurang ini sangat pekat dan bersifat merusak. Jian Wuyou harus menyaringnya menjadi energi murni agar dapat diserap oleh tubuh, sebuah proses yang berisiko.
Jian Wuyou cukup kesulitan dalam melakukan ini. Tetapi dengan sabar, sedikit demi sedikit energi gelap tersebut menjadi energi murni dan masuk ke dalam Dantian Lengan Kiri.
Energi besar mulai melingkari tubuh Jian Wuyou. Perlahan, sebuah bunga teratai dari energi Qi biru terbentuk di atas kepalanya. Helai demi helai terbentuk.
BOOM!
Jian Wuyou berhasil menembus ke tahap Penyatuan Roh Tahap 2! Ia merasakan tubuhnya meningkat drastis, kekuatannya berlipat ganda, dan seluruh indranya semakin tajam. Dia berhasil menguatkan 'jiwa' di dalam Dantian Lengan Kirinya.
GRRRRR! RAAAARRR!
Suara hewan buas terdengar, langkahnya berat dan kuat sehingga membuat getaran hebat di dasar jurang. Getaran yang terasa bukan dari batu, melainkan dari energi spiritual.
Jian Wuyou membuka mata. Ia tetap tenang. Aura yang baru dideteksinya kini jauh lebih lemah dari aura Kultivator Jiwa Sejati yang ia hadapi, tetapi jauh lebih buas.
Ia menatap makhluk tersebut. Itu adalah seekor makhluk besar, dengan mata merah menyala, berbulu hitam tebal, dan aura kerusakan yang menyelimutinya.
"Makhluk iblis ya?" gumam Jian Wuyou, matanya kini memancarkan cahaya dingin yang siap berburu. "Tempat yang bagus untuk berlatih."
Terobosan mendadak Jian Wuyou menarik perhatian Makhluk Iblis di dasar jurang. Dengan kultivasi Tahap 2, mampukah ia mengalahkan musuh barunya dan menggunakan Iblis ini sebagai tungku untuk kultivasinya, atau hanya menjadi santapan yang mempercepat kematiannya?