NovelToon NovelToon
Balada Cinta Suratih

Balada Cinta Suratih

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Irawan Hadi Mm

Cinta membuat seorang gadis bernama Suratih, menentang restu ayahnya. Damar, pemuda yang membuat hatinya lebih memilihnya daripada apa yang dikatakan orang tuanya, membuatnya mengambil keputusan yang sebenarnya mengecewakan sang ayah. Apakah Suratih akan bahagia membangun rumah tangga bersama Damar, setelah jalan yang dia tempuh salah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irawan Hadi Mm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB. 17

Mariam membuka pintu kamar mandi.

Grap.

"Ibu!" Suratih langsung memeluk Mariam dengan suara bergetar kedinginan.

"Udah gak apa sayang! Udah ada ibu!" seru Mariam yang di balas anggukan kepala dari Suratih.

Mariam mengendurkan pelukan Suratih, ia menelisik keadaan anak perempuannya itu.

"Kamu gak apa-apa kan? Apa nya yang sakit? Babeh gak pukulin kamu kan, nak?" cecar Mariam dengan tatapan khawatir.

Suratih menggelengkan kepalanya, "Gak bu, babeh cuma pukul kepala Ratih pake gayung!"

"Kening kamu merah, Tih!" khawatir Mariam melihat kening anaknya merah.

"Cuma kejedot dinding bak mandi waktu babeh dorong Ratih!" adu Suratih, ia kembali memeluk sang ibu.

"Ibu antar kamu ke kamar ya, Tih!" Mariam meraih handuk yang gak jauh dari pintu, lalu menyelimuti tubuh Suratih yang ba sah dengan handuk.

"Babeh udah pergi, bu?" tanya Suratih dengan tatapan takut.

Keduanya melangkah meninggal kan kamar mandi menuju kamar yang di tempati Suratih. Melewati kamar yang di tempati Mariam dan dan Ali yang dekat dengan kamar mandi.

"Ada di kamar, kamu jangan buat babeh marah lagi ya, Tih! Ibu khawatir sama lu! Lu kan anak perempuan ibu atu atunya. Ibu sayang bangat sama lu sama Jaka." jelas Mariam dengan tatapan prihatin.

Air mata kembali membasahi pipi Suratih, "Buuu, tolong ngertiin Ratih! Ratih gak bisa hidup tanpa bang Damar! Ratih cuma cinta sama bang Damar!"

"Tapi babeh gak setuju, Tih!"

"Ratih mau sendiri dulu, bu!" beo Suratih dengan tatapan kecewa.

Tanpa peduli saat Mariam hendak melangkah masuk ke dalam kamarnya. Ia sudah lebih dulu menutup pintu kamarnya.

"Langsung ganti pakaian lu ya, Tih! Jangan sampe demam, Tih!" seru Mariam, berharap Suratih masih mau mendengarnya.

Suratih luluh dalam kesedihan, ia menyandarkan tubuhnya pada daun pintu, ke dua kakinya kian merosot hingga memuat dirinya duduk di atas lantai yang dingin.

"Ya rab, gimana cara ku bisa meyakinkan babeh! Aku gak mau kehilangan bang Damar. Aku juga gak mau melihat kemarahan babeh lagi!" gumam Suratih dengan tatapan putus asa.

Siang itu, Ali bersikeras mengantar Suratih ke tempat kerjanya.

"Babeh yang antar lu. Tapi kalo lu gak mau babeh antar, gak ada kerja buat lu! Masuk lagi lu ke dalam rumah!" titah Ali dengan tatapan mengintimidasi.

"Gak apa, Tih! Babeh lu cuma pengen pastiin lu sampe ke tempat kerja lu! Babeh lu khawatir sama lu, Tih!" timpal Mariam, meyakinkan Suratih.

‘Aku terpaksa terima tawaran babeh, gak kerja hari ini sama aja gak kerja buat selamanya. Di kata gampang cari kerjaan.’ dumel Suratih meski dalam hati.

Motor yang membawa Suratih dengan Ali yang mengendarai, melintas di depan Damar dengan begitu aja.

Suratih tampak menatap Damar meski jarak kian menjauh, ‘Aku mencintai mu, bang!’

"Jadi itu alasan lu gak mau babeh antar? Udah janjian kan lu sama si Damar?" tebak Ali yang tepat sasaran.

"Bang Damar cuma nganterin Ratih doang, itu pun karena kami searah." dusta Suratih.

"Kalo searah, harusnya Damar jemput lu di rumah! Itu baru itikad baik buat bareng. Ini apaan lu! Pake janjian di jalan, yang benar aja lu! Di mana harga diri lu sebagai perempuan?" sarkas Ali dengan nada gak santai.

Bukanya menyusul Suratih, Damar melajukan motornya kembali memasuki area perumahan tempat ia tinggal.

"Mpok Mar! Boleh Damar ngomong sebentar sama mpok?" seru Damar, ia bergegas memarkir motor sport miliknya di balik semak yang rindang. Menghalangi pandangan dari rumahnya ke pekarangan Suratih.

Mariam menghentikan aktivitasnya, menjemur pakaian yang sudah di cuci sebelumnya oleh Suratih.

“Mpok duluan yang harus bicara sama kamu, Damar!' tegas Mariam.

"Mpok minta, kamu jauhin Ratih! Tolong lakukan ini demi kebaikan kalian berdua!" imbuh Mariam, kala Damar sudah berdiri di hadapan nya.

"Bukan demi kebaikan Ratih dan Damar, Mpok! Tapi demi bang Ali biar gak ngamuk lagi kan?" tebak Damar.

"Kamu kan udah dewasa, Damar! Sementara Ratih masih remaja yang belum siap mentalnya jika di hadapakan dengan mertua yang gak setuju padanya! Akan banyak rintangan yang akan kalian hadapi jika hubungan ini tetap di paksakan!" ujar Mariam panjang kali lebar. Mencoba membuat Damar mengerti.

"Cinta gak memandang usia, mpok! Damar dan Ratih sama sama cinta, kami yakin bisa mempertahankan hubungan ini." tegas Damar.

"Jangan keras kepala, Damar! Bertahan tanpa restu hanya akan menyiksa batin kalian berdua! Di saat ada pertikaian, kamu pasti akan lebih memihak pada ibumu dari pada membela Ratih." sarkas Mariam.

Damar menghembuskan nafasnya kasar, "Damar janji, ibu pasti akan memberikan restu buat hubungan kami. Dan sampai saatnya tiba, Damar harap mpok dan bang Ali… bisa restui hubungan kami juga! Damar permisi, Mpok"

"Dasar keras kepala!" gumam Mariam, menatap kepergian Damar dari pekarangan rumahnya.

***

Tin tin.

Sebuah mobil membunyikan klakson. Di depan gerbang rumah Sumi yang tertutup rapat.

"Inah, jangan diam bae lu! Sono gidah liat ada siapa yang datang! Jangan jangan itu adek gua si Sari, Inah!" teriak Sumi dari dalam kamarnya, dengan pintu yang sengaja ia biarkan terbuka.

Inah yang berada di tempat menggosok pakaian, langsung berlari menghampiri sang majikan.

"Iya mak haji! Ini juga Inah mau bukain pintu gerbang." seru Inah dengan nafas tersengal.

Tin tiiiiiiiiiiiiin.

Suara klakson kembali berbunyi nyaring.

Inah menggaruk kepalanya dengan frustasi, "Ya allah, niat bertamu apa niat mancing ribut si itu orang!"

Inah bergegas ke luar rumah, gak ingin mendengar suara klakson mobil di bunyikan kembali oleh si tamu.

"Dasar lelet, orang juga gak bakal bunyiin klakson kalo lu langsung bukain gerbang nya, Inah! Orang si punya otak kaga di pake! Saking bae gua masih butuh tenaga lu! Kalo gak, udah lama gua pecat lu, Inah!" dumel Sumi meski Inah gak lagi mendengar ocehannya.

Sari menyembulkan kepalanya dari balik kaca mobil bagian penumpang, saat Inah membuka pintu gerbang untuk mobil mereka.

"Pantes lama buka gerbangnya! Kamu ternyata! Masih betah kerja sama mpok Sumi, Inah?" ejek Sari.

Mobil yang di kendarai suami Sari memasuki pekarangan rumah Sumi. Tampak Sari dan suaminya ke luar dari dalam mobil yang sudah berhenti, pasangan yang gak lagi muda, kisaran usia 45 tahunan terlihat lelah usai menempuh perjalanan jauh.

Wanita dalam balutan gamis lengkap dengan kerudung panjangnya. Dengan hebohnya menyambut kedatangan saudara jauh dari mendiang suaminya.

"Sari, ya allah akhirnya lu nyampe juga di rumah gua!" seru Sumi, ia bahkan sampai memeluknya, gak peduli dengan make up Sari yang luntur dengan keringat di wajah.

“Iya alhamdulilah mpok, itu juga kita nyasar dulu sebelum akhirnya nyampe rumah mpok!” gerutu Sari, melirik sang suami dengan jengkel.

“Kok bisa?" Sumi menjarak pelukannya dari Sari, netranya menatap Sari penuh selidik.

"Yah mak haji, apa lagi kalo bukan malu bertanya sesat di jalan! Bukan begitu, bu Sari?" ejek Inah yang mendengar pembicaraan ke duanya.

"Gak usah nyamber kaya bensin kamu, Inah! Gak sopan tau gak!" Sari ngegas, netranya menatap tajam Inah.

***

Bersambung …

1
Gaby
Geregetan sama author, Suratih kenapa dibikin begitu
Liliana
gemes bener ini sama Suratih, cinta boleh oon jangan dong. Thor bikin gemes bener
Jia
saya nonggol thor
Jia
lanjutkan up thor
Shafa Adeena
hadir
Be-Trhee
semangat untuk upgrade
Kinanti Putri
terus kan kak, di tunggu bab berikut nya
Kinanti Putri
semangat ya kak
Ummu Marhamah
bagus untuk karya mu kak, jangan lupa jaga kesehatan biar selalu up
Kiki Fitri
lanjutkan up nya kak
Kiki Fitri
is the best
Dinda Shaza
hadir kak
Amanda
sipppp keren banget thor
Amanda
keren
Alana
semangat terus thor
Nesia
keren banget nih💪💪💪😍
Sonia
💪💪💪💪💪 semangat terus thor
Nona
lanjutkan up nya kak
Ayah Fifi
👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Donita
Bagus sih, lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!