NovelToon NovelToon
Luka Dibalik Senyum Azalea

Luka Dibalik Senyum Azalea

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Faroca

Azalea, Mohan, dan Jenara. Tiga sahabat yang sejak kecil selalu bersama, hingga semua orang yakin mereka tak akan pernah terpisahkan. Namun dibalik kebersamaan itu, tersimpan rahasia, pengkhianatan, dan cinta yang tak pernah terucapkan.

Bagi Azalea, Mohan adalah cinta pertamanya. Tapi kepercayaan itu hancur ketika lelaki itu pergi meninggalkan luka terdalam. Jenara pun ikut menjauh, padahal diam-diam dialah yang selalu menjaga Azalea dari kejauhan.

Bertahun-tahun kemudian, Jenara kembali. Dan bersama kepulangannya, terbongkarlah kebenaran masa lalu tentang Mohan, tentang cinta yang tersimpan, dan tentang kesempatan baru bagi hati Azalea.
Kini, ia harus memilih. Tetap terikat pada luka lama, atau membuka hati pada cinta yang tulus, meski datang dari seseorang yang tak pernah ia duga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Faroca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hati Yang Mulai Berpaling

Azalea berjalan dengan langkah yang berat, nampak mahasiswa yang sedang berbisik pelan saat Azalea melewatinya. Azalea tau, jika drama yang terjadi di kantin tadi—sudah menjadi pusat berita di kampusnya.

Azalea berhenti berjalan, tangannya mengepal lalu matanya terpejam. Dia mulai menghapus air mata yang sejak tadi mengalir dipipinya.

"Azalea!!!" Jenara memanggilnya. Lelaki itu, menyusul dengan langkah lebarnya. Azalea tidak menjawab panggilan itu, namun tubuhnya tetap diam ditempat... Seakan menunggu Jenara menghampirinya.

"Masih nangis? Nyesel udah buru-buru ngambil keputusan?" ledek Jenara ketika berada tepat dibelakang gadis itu. Gadis itu berbalik, memukul bahu Jenara pelan.

"Nih tas sama laptop lo," tiba-tiba Fani dan Regi sudah berada diantara keduanya.

Azalea terharu pada kedua temannya, sejak tadi kedua temannya ini tidak sekalipun meninggalkan Azalea. Bahkan mereka turut menyerang Amara dan teman-temannya. "Maaf, gue lupa. Makasih ya udah mau bawain," Azalea memeluk kedua temannya itu.

"Za, jangan ngerasa sendiri ya. Kita berdua akan selalu ada buat lo, meskipun gue nggak tau dengan pasti apa permasalahan kalian—tapi gue yakin, lo bukan orang jahat." Regi berkata sambil menggenggam tangan Azalea.

"Gue juga ngerasa, kalo cewek itu biang masalahnya. Anak fakultas mana sih tu cewe, gayanya sok cantik," Fani ikut menimpali.

Azalea tersenyum, "tapi emang cantik kan Fan?" ucapnya

"Dihhhh... Seliwer lo, masih cantikan juga gue. Dia menang menor doang," dengan pe-denya Fani berkata sambil mengibaskan rambutnya. Membuat Regi dan Azalea tertawa.

"Za, lo nggak apa-apa sama keputusan yang udah lo ambil? Mohan sahabat lo dari kecil, gue yakin itu berat banget kan buat lo?" Regi berkata dengan nada pelan.

"Tapi gue gedek banget sama Mohan, kok bisa sih dia bucin banget sama cewek modelan kaya gitu. Egois parah," timpal Fani

Azalea membuang nafas kasarnya, "Gue yakin Mohan nggak bisa milih. Gue liat kebingungan di wajahnya, Makanya mendingan gue yang ngejauh dari dia. Mungkin gue bakalan kehilangan banget awalnya, tapi nanti juga biasa aja kok," Ucapnya dengan suara bergetar.

"Lo yakin, gue rasa susah Za. Apalagi kalian bertiga udah temenan sejak kecil," Regi berkata ragu.

Fani melihat ke arah Jenara, "Za, sahabat lo yang onoh emang mukanya kenceng Mulu yak?" ujarnya sambil menunjuk ke arah Jenara, yang berdiri tidak jauh dari mereka.

"Hahaha... dari lahir, soalnya waktu masih bayi dibedongnya kuat banget. jadi mukanya ikutan ketarik," canda Azalea yang ditanggapi dengan tawa keras dari Regi dan Fani.

"Bisa aja lo Za, tapi dia emang ganteng banget sih. Jadi cocok aja sama sifat dinginnya," celetuk Regi

"Lo nggak ada niatan buat suka sama dia Za?" Tanya Fani iseng,

Azalea melotot, wajahnya bersemu merah, entah kenapa pertanyaan Fani membuat detak jantung menggema dengan lantang dan cepat.

"Lah kenapa nih anak, tiba-tiba mukanya merah..." ucap Regi ketika sadar perubahan dari rona wajah temannya itu.

"Cie Aza salting, baru aja ditanyain kaya gitu" Goda Fani

Azalea jadi panik karena godaan dari Fani, "Apaan sih kalian, gue habis nangis jadi wajar kalo merah pipinya" ngelesnya kaya bajaj.

"OH GITU !!!!" keduanya hanya ber-oh.

EHEM !!!

Jenara berdeham keras, membuat tiga gadis itu menatapnya. "Apa kita masih mau berdiri disini sampai malam?" Ucap Jenara datar, wajah dinginnya masih setia.

"Aza, bodyguard lo udah ngasih peringatan," bisik Regi pelan. Azalea tersenyum mendengarnya.

"Ya udah Za, kita balik duluan ya. Besok kan nggak ada kelas, gimana kalo kita bikin girls time." usul Fani yang langsung di setujui oleh mereka berdua.

Regi dan Fani cipika-cipiki ke Azalea, tidak lupa mereka berdua berpamitan pada cowok dingin itu.

"Temen lo berisik ya," seru Jenara ketika keduanya sudah berlalu. Azalea melirik Jenara tajam tidak terima dengan respon cowok itu kepada kedua temannya.

"Jangan tatap gue kaya gitu... tapi gue suka sama keberisikan mereka berdua. Karena mereka bikin lo ketawa tanpa beban," lanjutnya lagi

"Waw... Jarang-jarang loh, cowok dingin ini muji seseorang." Azalea takjub dengan kemajuan Jenara

"Udah jangan pasang wajah kaya gitu, ayo kita pulang. Gue ikutin mobil lo dari belakang," ajak Jenara sambil merangkul Azalea.

"Gimana perasaan lo sekarang," tanya Jenara, ketika mereka sampai diparkiran fakultas psikologi.

"Ya sedikit terhibur, karena celetukan dan semangat dari Fani dan Regi. Meskipun hati gue ngerasain sakit dan kecewa karena masalah tadi," ucap Azalea, dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Apa ini alasan Mohan, nggak pernah nemuin gue dan minta maaf ke gue atas kesalahannya waktu itu?" sambungnya lagi.

"Apa lo kecewa sama Mohan?" tanya Jenara.

"Kecewa karena dia jadiin gue tameng, yang bikin gue dapet masalah. Dan berakhir harus ngejauhin dia Je, lo tau itu berat banget rasanya..." Azalea memainkan jari-jarinya, menahan tangis yang hampir pecah.

"Apa karena perasaan cinta lo ke dia?"

"Bukan itu, karena kita udah sahabatan dari dulu." Azalea menatap Jenara.

"Seandainya itu lo, gue juga bakalan berat buat jauh dari lo. Karena kalian berdua adalah rumah kedua buat gue setelah bunda nggak ada," Azalea tak bisa menahan lagi bulir air matanya, gadis itu sesegukan. Gadis itu merasa harus kehilangan lagi orang yang selalu tulus menjaganya.

Jenara menghapus air mata Azalea, tak dihiraukannya bisik-bisik dari mahasiswa lain yang sedang berlalu-lalang diparkiran tersebut.

"Hei... Jangan nangis, masih ada gue kan? Gue nggak akan kemana-mana," hibur Jenara

"Kalo nanti lo punya cewek juga, gue pasti sendirian."

"Ya kalo gitu, gue jomblo aja biar Lo nggak sendirian..." ucap cowok itu

"Jangan dong, masa cuma gara-gara gue lo jadi jomblo seumur hidup!" Azalea melotot ke arah Jenara.

"Ya kalo gitu, kita nikah aja... jadi dapet dua keuntungan kan. Lo nggak sendirian, gue nggak akan jadi jomblo seumur hidup," celetuk Jenara, sebenernya itu bukan celetukan biasa. Jenara sengaja ingin memancing reaksi dari gadis mungil itu.

"Nggak lucu bercandanya Jenara," seru Azalea sambil membuang mukanya, menutupi kesaltingan yang saat ini dia rasakan.

Deg !!!

'Ya ampun, ini apa? Kenapa rasanya kaya dilamar, Jenara.... Bercanda lo bikin hati ini kaya roller coaster, gue nggak boleh keliatan grogi didepan dia. Harus tetep santai, jangan sampe Jenara tau—kalo saat ini hati gue udah berpaling ke dia,' batin Azalea berisik.

1
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
Dewi Faroca: terimakasih kak, sudah mau membaca.
total 1 replies
Ff Gilgamesh
tetap semangat 💪tetap berkarya
Dewi Faroca: terimakasih...
total 1 replies
Raka Yoga Pratama
tema cerita bagus, alur cerita mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yg mudah dimengerti juga. sukses selalu untuk penulis 😍😍
Dewi Faroca: makasih ya
total 2 replies
Raka Yoga Pratama
semangat buat penulis nya, cerita begini bikin flashback ke masa-masa abg dulu 🤣🤣
Andhika teguh Nurhidayat
keren, semoga lebih baik lagi
Hakim Bohiran
Duh, hati rasanya meleleh.
Dewi Faroca: makasih udah mau baca🙏 semoga terus dibaca lanjutannya ya.
total 1 replies
ahok wijaya
Waktu membaca cerita ini rasanya seperti di masa lalu, indah dan penuh warna.
Dewi Faroca: makasih😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!