Berliana dan Exsel dulunya adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Sebuah insiden terjadi, hingga muncul kesalahpahaman diantara mereka.
Masing-masing saling membenci dan mengelak rasa sayang yang masih sama meskipun 5 tahun telah berlalu.
Dengan status dan kekuasaan Exsel, sangat sulit bagi Berliana untuk bisa lepas dari genggaman Exsel.
“Bagiku tak ada kata kembali! kaca yang pecah tak akan bisa memantulkan bayangan seperti semula.” ~Berliana
“Rasanya sulit melepaskan wanita itu, sekalipun dia yang salah. Kenapa?” ~Exsel
Jadi sebenarnya siapa yang salah? dan siapa yang benar?
Hingga perlahan-lahan kebenaran mulai terungkap, kesalahpahaman pun mulai terpecahkan. Hingga pada akhirnya menunjukkan Berliana tidak bersalah. Lalu bagaimana cara Exsel menebus kesalahpahaman itu pada sosok Berliana yang masih dicintainya?
Dan bagaimanakah sikap Berliana yang akan membalas ketidakadilan yang ia terima pada musuh-musuhnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ArumSF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa?
Terdengar gelak tawa yang terdengar sangat puas dari seorang wanita. Suara gelak tawa itu tak lain datang dari seorang wanita yang tak lain adalah Berliana.
Disampingnya terlihat Efron yang tidak berhenti meringis karena lebam-lebam. Pukulan Madam Zoya bukan hanya sekedar pukulan main-main. Jelas Madam Zoya dulunya adalah seorang atlet petinju wanita.
Itu tak lain karena dia belajar dari suaminya yang tak lain adalah ayah dari Efron.
“Berhenti tertawa Berliana! bukankah kamu terlalu kejam saat ini?!”
Pelayan yang sedang mengobati Efron terlihat hanya tersenyum saat mengobati Efron yang terus meringis kesakitan.
Payah'
Itu kata yang dideskripsikan dari tatapan mata Berliana yang penuh dengan ledekan. Efron yang melihat itu hanya bisa menggeram menahan amarah.
Sementara Madam Zoya memilih ke dapur memasak makanan sebagai permintaan maaf untuk Efron.
“Baiklah-baiklah.”
Berliana kini menghentikan tawanya, ia memberi isyarat pada pelayan untuk membiarkan dirinya yang akan mengobati Efron.
“Kalau begitu saya permisi dulu Tuan,” pamit pelayan yang hanya diangguki oleh Efron.
Berliana mengobati lebam dengan sedikit menekan lebam itu hingga membuat Efron benar-benar menatap dirinya kesal.
“Entah laki-laki mana yang sial menjasi suami kamu,” kesal Efron.
Berliana tidak mengambil hati ucapan Efron. Ia kini dengan telaten mengobati laki-laki itu dari wajah hingga lengannya yang seakan penuh luka karena menahan pukulan dari ibunya.
“Sebagai permintaan maaf saya akan traktir makan,” ujar Berliana yakin.
Efron hanya memutar bola matanya malas. “Memang aku semudah itu hanya disogok dengan makanan?”
“Ya terus maunya apa?”
“Sebuah permintaan.”
“Maksud?” Berliana terlihat tak mengerti dengan ucapan Efron yang seakan ambigu baginya.
“Ayo kita makan,” ujar Madam Zoya yang tidak seperti biasanya akan membawa makanan ke ruang makan.
“Tumben makannya di sini Mah?”
“Ya karena kamu memang masih mampu berjalan?”
Memilih diam saat Madam Zoya dengan telaten menyuapi makanan ke mulutnya. Efron berusaha mengabaikan tatapan meledek dari Berliana.
“Tadi Mamah tanpa sengaja membicarakan tentang sebuah permintaan pada Berliana?”
Efron awalnya hanya diam, tapi tak lama ia menatap ke arah ibunya seakan meminta bantuan. Madam Zoya yang paham akan tatap itu hanya diam dan menatap ke arah Berliana yang terlihat fokus menatap ke arah televisi.
“Berliana,” panggil Madam Zoya.
Berliana sontak menoleh dengan tatapan bertanya.
Madam Zoya terlihat gugup dan menelan ludahnya dengan sedikit susah payah. “Madam ingin meminta tolong pada kamu. Anggap saja ini sebuah permintaan yang akan saling menguntungkan nantinya.”
“Tidak perlu sungkan Madam. Katakan saja,” yakin Berliana.
Berliana yakin jika ia akan membantu mewujudkan apa permintaan Madam Zoya jika memang dirinya mampu.
“Apakah kamu memiliki kekasih?” pertanyaan tiba-tiba Madam Zoya tentu membuat Berliana heran.
Bukankah Madam Zoya lah yang paling tahu bagaimana masa lalu Berliana dulu? Jelas dengan percintaan sepahit itu Berliana akan sulit untuk membuka hatinya lagi.
“Tidak.”
Menghela nafas lega Efron terlihat yakin akan rencana dirinya yang telah ia diskusikan langsung dengan ibunya itu. Meski tak mudah bagi Efron untuk bisa membuat ibunya yakin akan rencananya.
“Efron berniat untuk membantu kamu menjadi kekasih di depan publik,” ujar Madam Zoya ragu-ragu.
“Maksud Madam apa?”
“Beberapa kali Saya sudah berusaha membujuk Mamah agar menyetujui rencana yang saya buat. Saya hanya ingin membantu menghilangkan rumor kamu bersama dengan asisten kamu Sinta. Anggap aja kamu juga telah membantu saya.”
Berliana hanya diam sejenak.
“Saya nggak peduli dengan rumor itu.”
“Saya mengerti Berliana. Mungkin rumor itu sudah tidak sepopuler dulu. Hanya saja jika tidak segera dihentikan mungkin karir kamu akan hancur secara perlahan.”
“Jadi maksud Kakak tunangan rahasia yang ada di berita adalah saya?” Efron hanya diam mendengar pertanyaan menohok Berliana.
“Tunangan rahasia tuan Efron yang ada di berita itu Berliana?”ulang Berliana, terlihat raut wajah Berliana yang seakan merasa keberatan dengan hal itu.
“Anggap saja kamu menolong saya Berliana,” pinta Efron yang sebenarnya juga telah memiliki perasaan pada Berliana.
Berliana bukan tak sadar akan hal itu, karena jelas Berliana sudah dengan tegas menolak Efron.
Kedekatan mereka saat ini terjalin karena Efron setuju mereka menjadi seperti adik Kakak sungguhan.
“Jika kamu tidak setuju tidak perlu dipaksakan!” putus Madam Zoya menengahi perdebatan itu.
“Mah ...,” terlihat Efron sedikit kecewa akan hal itu.
“Kamu ingat 'kan Efron, meski kamu bujuk Mamah berkali-kali Mamah akhirnya setuju, asal Berliana juga mau,” ujar Madam Zoya seakan mengingatkan.
Efron hanya bisa menghela nafas panjang.
“Memang jika kita melakukan pertunangan pura-pura sampai kapan? setahun atau dua tahun? apa sampai menikah? lalu pernikahan itu juga apakah pura-pura? dan berapa lama pernikahan itu akan bertahan?”
Pertanyaan Berliana yang bertubi-tubi hanya dijawab kebungkaman dari Efron. Laki-laki itu sudah menebak jika memang tak mudah menjalin hubungan dengan Berliana yang seakan penuh trauma.
Hanya saja Efron tak menyangka akan separah ini.
“Setidaknya jika rumor itu sudah hilang kita bisa bicara pada publik jika hubungan ini berakhir baik-baik,” bujuk Efron yang berharap jika dengan hubungan yang penuh kepura-puraan ini suatu saat akan menjadi hubungan yang serius.
“Apakah setelah hubungan pura-pura itu berakhir rumor itu tak akan muncul lagi?”
Lagi-lagi Efron hanya diam bergeming mendengar apa yang Berliana katakan. Memang benar dengan apa yang wanita itu bilang. Sekalipun rumor itu bukanlah kebenaran dan berusaha menunjukkan dengan sebuah hubungan palsu, bukan hal yang mustahil jika rumor itu akan muncul lagi saat hubungan pura-pura Efron dan Berliana berakhir.
Efron akhirnya memilih tidak berbicara lebih jauh. Ia bingung harus mengelak seperti apa. Sementara itu Madam Zoya berusaha untuk mencairkan suasana.
Tiba-tiba berita yang sedang mereka bahas muncul.
Kebenaran mengenai hubungan Berliana dan Sinta ternyata jebakan dari musuhnya.
Itu judul berita yang terlihat di televisi.
Menampilkan seorang wanita yang di duga paparazi yang menyebarkan berita tak benar itu. Muka orang yang memfitnah Berliana terlihat sedikit ketakutan walau berusaha untuk ditahan.
Bukti-bukti mengenai kejahatan serta alasan dia melakukan itu pun dibeberkan langsung ke publik. Bahkan dalang yang seharusnya mustahil untuk bisa disentuh pun kini publik tahu.
Chelsea.
Nama wanita itu kini terseret sebagai orang yang telah memfitnah Berliana. Keluarga dari wanita itu bahkan ikut tersorot. Aneh rasanya jika nama yang terpandang seperti itu bisa dengan mudah terseret ke awak media yang bahkan mungkin dengan kekuasaan keluarga Safety bisa dengan mudah membungkam itu semua.
Tapi yang menjadi pertanyaan Berliana saat ini siapa yang membongkar itu semua?