NovelToon NovelToon
Bayi Pemersatu Mantan

Bayi Pemersatu Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Menikah Karena Anak
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aida

Edgar dan Louna dituduh membuang bayi hasil hubungan mereka. Enggan berurusan dengan hukum, akhirnya Edgar memutuskan untuk menikahi Louna dan mengatakan bayi itu benar anak mereka.

Selayaknya mantan kekasih, hubungan mereka tidak selalu akur. Selalu diwarnai dengan pertengkaran oleh hal-hal kecil.

Ditambah mereka harus belajar menjadi orang tua yang baik untuk bayi yang baru mereka temukan.

Akankah pernikahan yang hanya sebuah kesepakatan itu berubah menjadi pernikahan yang membahagiakan untuk keduanya ?

Atau mereka akan tetap bertahan hanya untuk Cheri, si bayi yang menggemaskan itu.

Yuk ikuti kisahnya...!!

Setiap komen dan dukungan teman-teman sangat berharga untuk Author. Terimakasih 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memberi Louna Hadiah

Louna terbangun saat Nyonya Monik dan kedua adik Edgar sudah pulang. Begitupun dengan dua pelayan yang menemani mereka.

"Kemana semua orang ? Kenapa nampak sepi ?" Louna bicara sendiri sambil melangkah kearah dapur.

"Pulas sekali kau tidur, Lou". Kata Edgar dari belakang Louna.

"Ih kau mengagetkanku saja". Louna begitu terkejut saat tiba-tiba mendengar suara Edgar.

"Maaf".

"Kau sudah baikan ?" Louna memegang dahi Edgar untuk mengecek apa masih panas atau tidak.

"Kau sudah benar-benar sembuh ya. Syukurlah". Kata Louna senang.

"Iya. Ini berkat Cheri yang menemani ku dari tadi". Kata Edgar menyindir Louna.

Louna yang merasa Edgar menyindir nya hanya bisa tersenyum. Ia benar-benar tidak tau kenapa bisa tidur selama dan sepulas itu.

"Sejak tadi ponselmu berbunyi. Banyak sekali panggilan dari Leo. Siapa dia ? Kekasihmu ?" Tanya Edgar.

"Leo ? Kenapa ya dia menghubungiku ?' Bukannya menjawab pertanyaan Edgar ia malah balik bertanya.

"Ya mana ku tau. Kenal saja tidak". Sungut Edgar.

Louna kembali ke kamar. Ia mengambil ponselnya yang berada diatas meja. Rupanya benar. Ada tiga belas panggilan dari Leo.

Louna membuka pesan dari Leo. Rupanya ia hanya menanyakan tentang berkas-berkas yang akan dibawa untuk rapat dengan klien. Dan setelahnya Leo mengirim pesan lagi sudah ketemu.

Louna merasa tidak enak dengan Leo. Terlebih lagi Bos nya. Mulai besok, ia berencana akan masuk kerja setiap hari.

"Kau sudah baikan kaa, Ed ? Besok aku bekerja ya". Kata Louna . Ia duduk disebelah Edgar. Cheri nyaman berada di dalam ayunannya.

"Iya. Sebenarnya tadi kau bekerja sama tidak apa-apa. Pasti Bos mu memarahi mu ya ?".

"Hmm kau itu.. dijaga bukannya mengatakan terimakasih malah menyalahkan ku tidak masuk kerja". Lagi-lagi Louna mudah tersinggung dengan ucapan Edgar.

"Aku tidak bermaksud begitu". Edgar jadi bingung sendiri. Apa iya kata-kata nya salah.

"Kalau bukan aku yang merawat mu tadi kau pasti sekarang masih diatas tempat tidur tidak bisa menggendong Cheri. Tidak ada terimakasih". Sungut Louna.

Edgar menghela nafas panjang kemudian mengeluarkannya perlahan. Menghadapi Louna dari dulu dan sekarang tetaplah sama. Harus penuh kesabaran. Jika dulu ia tidak mengerti jika Louna sensitif, maka sekarang ia harus lebih berhati-hati.

Edgar membuang jarak yang memisahkan mereka. Ia dekati Louna dan memeluknya. Masih tidak ada pergerakan dari Louna. Hanya bibirnya saja yang sudah maju satu centi.

"Maafkan aku kalau menyinggung mu. Sungguh, aku sangat berterimakasih karena kau membuka bajumu tadi aku jadi sehat kembali". Kata Edgar dengan wajah bersungguh-sungguh.

Tapi bukannya menerima permintaan maaf Edgar, Louna justru mencubit perut Edgar. Bisa-bisanya pria itu mengatakan tentang kejadian memalukan tadi saat ia membuka bajunya.

"Ed, kau sungguh menyebalkan". Kata Louna melepaskan cubitannya yang terasa sia-sia.

"Ed, perutmu keras sekali". Kata Louna. Tanpa di duga, ia membuka sedikit baju Edgar dan nampaklah otot-otot diperut Edgar yang berjumlah delapan kotak.

Louna menganga melihatnya. Tubuh idaman para wanita. Tapi kenapa Louna tidak merasakan tertarik ? Apa dia sudah tidak normal.

"Kalau kau menyentuhnya aku tidak keberatan". Edgar mengarahkan tangan Louna untuk menyentuh perutnya yang padat tanpa lemak.

Louna diam dan mengikuti kemana tangannya dituntun. Memang keras. Ia kemudian membandingkan dengan perutnya sendiri yang mungkin masih ada lemaknya.

"Dasar tukang pamer". Kata Louna sengit kemudian meninggalkan Edgar untuk ke dapur.

Melihat Cheri yang pulas dalam ayunannya, membuat Edgar tidak takut meninggalkan nya sebentar.

Ia pergi ke kamar Louna dan membuka lemari yang terdapat baju-bajunya. Disana ia mengeluarkan sebuah kotak beludru berbentuk love berwarna merah.

Edgar kembali lagi ke sisi Cheri dan Louna masih berkutat di dapur. Ia meletakkan kotak beludru itu di bawah ayunan Cheri.

"Kau sedang apa, Lou ?" Tanya Edgar.

"Membuat kopi. Kau mau ?" Tawar Louna.

"Tentu saja". Jarang-jarang Louna mau membuatkan nya sesuatu. Jadi saat dia menawarkan tidak boleh menolak.

Louna datang membawa dua cangkir kopi. "Aku tidak pandai meraciknya. Kalau tidak sesuai selera mu jangan diminum". Katanya sambil menyerahkan satu cangkir pada Edgar.

Edgar menerimanya dan mengatakan terimakasih banyak istriku.

Membuat wajah Louna tiba-tiba memerah. Edgar yang mengetahui itu pura-pura tidak melihatnya. Ia seakan asik menikmati kopi buatan Louna meskipun rasanya memang sedikit aneh. Terlalu manis di lidah nya.

"Bagaimana, Ed ?" Tanya Louna. Rupanya wanita itu ingin mendengar penilaian dari Edgar.

"Enak. Belum pernah aku merasakan kopi seperti ini. Enak. Bisa diminum". Kata Edgar manggut-manggut sampir menyesal kopi yang tinggal setengah.

Louna juga ikut mengangguk. Edgar memujinya. Tapi sepertu ada yang aneh menurut Louna. "Ahh mungkin hanya perasaanku saja. Edgar memujiku kan ?'.

"Lou, aku ada pekerjaan sedikit. Tolong kau jaga Cheri ya". Edgar bangkit dan bil membawa gelasnya ke dapur.

Ia berharap Louna mengambil kotak perhiasan itu dan terkejut. Kemudian ia senang dan mengatakan terimakasih banyak Ed. Lalu Louna mencium pipinya dan memeluknya.

Edgar sudah senyum-senyum membayangkan hal itu akan terjadi. Ia membawa laptopnya ke depan televisi.

Lama ia menunggu sampai tiga puluh menit tapi tidak ada tanda-tanda Louna akan kemari. Bahkan pekerjaannya di laptop saja sudah hampir selesai.

Edgar yang penasaran apa yang dilakukan oleh Louna akhirnya kembali ke tempat dimana Cheri berada. Rupanya disana Louna masih duduk dengan tenang tapi sedang asik bermain game di ponselnya.

Sungguh dugaan yang meleset. Edgar hanya bisa mengelus dadanya. Istrinya sangat sulit ditebak.

"Lou, coba kau bawa Cheri kemari". Teriak Edgar.

"Tapi dia masih tidur. Kasihan jika terkena guncangan".

"Tidak apa-apa. Bangunkan saja. Aku akan membuatkan nya susu. Dia sudah lama tidur".

Edgar pergi ke dapur dan membuat susu. Louna menggendong Cheri. Saat melihat ke bawah ayunan Cheri ternyata ada sesuatu. Louna mengambilnya.

"Kotak perhiasan ?"

"Ed, apa ini ?" Tanya Louna.

"Bom. Hati-hati". Balas Edgar masih tidak menoleh.

"Bom dibungkus sebagus ini". Pikir Louna. Dengan satu tangan ia mencoba membuka kotak itu. Rupanya ada sebuah kalung yang sangat cantik.

Kalung itu tidak banyak hiasan nya. Hanya emas putih dan liontin nya berbentuk hati.

"Itu untukmu". Bisik Edgar yang tiba-tiba sudah berada dibelakang Louna.

"Dari siapa ini ? Apa dari kekasih mu yang lain ?" Tanya Louna.

"Enak saja. Aku membelinya khusus untuk mu saat kita membeli cincin pasangan. Tapi aku memang lupa memberikan nya padamu". Jelas Edgar yang membuat senyum Louna terukir indah.

"Ini untuk hari-hari. Untuk Lesta nanti aku belikan lagi. Biasanya kau dibelikan hadiah mahal tapi tidak cocok dengan seleramu". Tambah Edgar.

"Memangnya kapan kau memberikan hadiah untukku ?" Tanya Louna. Tapi tatapan nya masih fokus pada kalung emas putih itu.

Edgar hanya menarik nafas menetralkan rasa kesalnya. Louna benar-benar sudah salah terlalu banyak padanya.

"Sini aku pakaikan. Jangan hanya dilihat". Edgar mengambil kalung itu dan memakaikannya di leher Louna. Sangat cocok dileher Louna yang putih bersih. Louna senyum-senyum sambil menggendong Cheri.

"Sudah". Kata Edgar.

"Terimakasih, Ed. Ini sangat cantik". Tidak disangka Louna mencium pipi Edgar sesuai dugaan Edgar. Kali ini wajah Edgar yang bersemu merah.

...

Dukungannya jangan lupa ya Kak. Tolong dukung karya ini. Tinggalkan komen yang banyak juga🙏

1
Sunaryati
Akhirnya jadi suami istri sesungguhnya, selamat Louna dan Edgar.
olyv
nagihhh bgt ceritanya
lanjut thor
Ayudya
akhirnya belah duren juga edgar
Sunaryati
Nah lama - lama urai kesalahpahaman, dan Max selidiki yang dikatakan sahabat lamamu
Sunaryati
Sudah ada kemajuan, nih. Lou mau cium pipi Edgar. Kalian sudah halal, bebas.
Radika Hamdi
Jagan terlalu lama kk
Ayudya
semangat kk
olyv
wkwk lucu yaa edgar yg cemburu pd max 😂
nonoyy
edgar ungkapin perasaan mu pd louna lagi
nonoyy
tuan max g nyaka respon balik louna sperti ituuuu.. mngkin g jodoh yaa,tuan max pasti dpt pasangan yg lbh baik wkwk 🤣
nonoyy
patah hati yaa tuan max 😅😅😅
Ayudya
asyeeeeekkkk dapat kejutan dari suami
nonoyy
wkwkwk edgar salting 😁
Ayudya
cie cie yg dapat ciuman mau juga dong /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
sweyy
aiihh gemessss 😄😄🤣
Ayudya
Lumayan
Ayudya
max kamu ganteng dan baik kamu akan menemukan kan wanita yg baik juga
Ayudya
laona kamu mantan terindah
Ayudya
angel kamu seorang dokter masa harus merendahkan harga diri mu demi seorang laki laki yg Uda punya istri
Ayudya
cie cie yg mau dapat hadiah bahagia selalu buat Edgar dan louna
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!