Anatari Gayatri yang sedang magang di hotel. Ia adalah cewek yang sama sekali tak suka dengan cowok bule.
Erland yang saat itu sebenarnya sedang patah hati dan ingin menyendiri, jadi kesal dengan teriakan Anatari yang tak suka cowok bule. Ia pun bertekad hendak membuat gadis itu jatuh cinta lalu meninggalkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang ke Rumah
Hari minggu sebenarnya hari yang paling menyenangkan bagi Anatari. Ia akan bangun pagi dan menghadiri ibadah pagi jam 9 setelah itu ia akan mempergunakan waktunya untuk jalan-jalan. Namun hari ini tidak berlaku pada Anatari.
Pulang dari ibadah pagi, ia harus berada di dapur dan menyiapkan makan siang bagi suami bulenya yang nampak masih asyik dengan tabletnya sejak semalam.
"Erland, selesai masak aku mau pulang ke rumahku dulu ya? laptop ku ketinggalan. Orang tuaku pasti akan bertanya mengapa aku tak pulang. Boleh kan?" tanya Anatari selesai mengatur masakannya di atas meja makan.
Erland yang memang sedang duduk di depan meja makan, meletakan tabletnya lalu menatap Anatari. "Boleh. Aku akan mengantarmu."
"Aku naik taxi saja."
"Bagaimana jika kamu melarikan diri?"
Anatari nampak kesal. "Bagaimana aku bisa melarikan diri sementara anak buahmu diam-diam mengawasi aku?"
Erland kaget karena keberadaan bodyguard nya diketahui oleh mereka. "Kamu tahu?"
"Tahulah. Aku pikir aku bodoh?"
"Aku memang berpikir kalau kamu bodoh sehingga pria yang kamu sukai diambil oleh teman baikmu sendiri."
"Erland....!" Anatari melotot. Tentu saja hatinya masih sakit jika diingatkan tentang Weda. Lelaki itu adalah cinta pertamanya.
Erland hanya tersenyum seadanya. "Temani aku makan dulu baru kamu pergi."
"Aku tak lapar."
"Kamu kurus."
Anatari pun mengambil piring dan duduk di depan Erland. Ia mengambil makanan dan menuangkan di piringnya. Erland tiba-tiba berpindah tempat dan duduk di samping Anatari. Ia mengambil makanan dan menambahkan laki ke piring Anatari.
"Erland, ini banyak sekali."
"Kamu tidak baca peraturannya kan? Salah satu berbunyi, jika kita berpisah, berat badanmu harus naik 10 kg. Jika tidak makan masa hukuman mu bersama ditambah 1 bulan."
"Ini pemaksaan." Anatari jadi semakin kesal.
"Kamu sudah menyetujuinya. Makanlah. Apakah kamu tidak suka dengan makanan buatan tanganmu sendiri? Aku lihat tadi pagi kamu hanya minum segelas susu."
Anatari terdiam. Ia tak percaya kalau si bule tengil ini memperhatikan dirinya.
"Makan saja. Supaya kamu semakin cepat untuk pulang ke rumah."
Anatari akhirnya memasukan makanan itu ke dalam mulutnya. Ia berusaha tak menangis karena tak ingin si bule merasa senang.
"Sudah. Puas?" tanya Anatari sambil menunjukan piringnya yang sudah kosong.
"Jangan galak-galak Nata sayang. Aku kan melakukan semua ini untuk kebaikanmu." Erland mencolek pipi Anatari membuat gadis itu langsung berdiri.
"Jangan panggil aku Nata. Aku tak suka."
"Tapi aku suka, Nata sayang."
Anatari semakin kesal. Ia mencuci piring dan sendok yang digunakannya untuk makan lalu segera pergi ke kamar. Diambilnya tas kecilnya yang berisi dompet dan ponselnya lalu segera pergi.
"Sebelum makan malam sudah kembali ya, Nata." teriak Erland membuat Anatari semakin meradang.
"Ah.......!" teriaknya marah. Ia bahkan membanting pintu pagar saking marahnya.
Dengan menumpangi ojek online, Anatari tiba di rumahnya. Rumahnya sepi. Hanya ada seorang pelayan.
"Yang lain ke mana, bi?" tanya Anatari.
"Nyonya dan tuan sedang ke Manado. Baru pergi tadi pagi. Art yang lain sedang off kerja.
"Oh....." Anatari hanya tersenyum hambar. Mamanya sama sekali tak peduli dengannya. Dia lebih peduli dengan suami bulenya itu. Ayah sambung Anatari memang sangat suka menyelam. Hampir setiap bulan mereka akan pergi ke tempat-tempat yang ada taman lautnya.
Anatari pun naik ke atas dan masuk ke kamarnya. Ia merindukan suasana kamarnya. Ia memeluk bantal kesayangannya. Anatari merasa lelah dan dia ingin tidur.
Entah berapa jam ia terlelap dalam tidurnya. Yang pasti saat ia membuka mata, langit sudah mulai gelap. Anatari pun bangun lalu segera ke kamar mandi. Ia mandi dan berganti pakaian lalu segera turun ke bawah.
"Nona mau makan?" tanya sang pelayan.
"Tidak, bi. Aku mau pergi. Motornya aku bawa ya?" Anatari kin segera ke garasi dan bermaksud akan mengambil motornya.
"Motornya sudah dijual oleh nyonya."
Langkah Anatari terhenti. Ia membalikan badannya. "Apa?"
"Motornya dijual dua hari setelah nona pergi dari rumah."
"Kok mama menjualnya tanpa memberitahukan padaku, sih? Itu kan motor kakak." Anatari langsung menelepon mamanya.
"Ada apa Ana?"
"Mengapa mama menjual motornya."
"Motornya kan jarang dipakai. Lagi pula sudah ketinggalan model. Mama justru ingin membelikan kamu mobil. Apakah kamu di rumah?"
"Mama tidak punya hak untuk menjual motor itu karena motor itu dibeli oleh kakak. Aku benci mama!" teriak Anatari lalu segera memutuskan panggilannya. Mamanya menelepon kembali namun Anatari segera menolak panggilan itu. Bahkan karena kesal mamanya selalu menghubungi, Anatari pun segera memblokir nomor mamanya.
Gadis itu segera pergi dari rumah setelah memesan taxi online. Namun dia tidak menuju ke villa tempatnya menginap.
Gadis itu justru turun di Pantai Seminyak sambil berjalan tak tahu arah. Hatinya sakit, pikirannya kacau.
Ia duduk di salah satu cafe dan memesan segelas minuman. Awalnya hanya minuman biasa saja namun akhirnya ia nekat memesan minuman beralkohol.
Kepala Anatari mulai pusing. Ia pun melangkah keluar dari cafe.
Gadis itu berhenti di salah satu trotoar, lalu duduk di tepinya. Ia menatap orang-orang yang lalu-lalang di hadapannya. "Kakak, aku sangat membutuhkan kamu!" Anatari menangis sambil memeluk dirinya.
"Dasar pemabuk! Kenapa kamu duduk di sini? Mau digangguin oleh lelaki iseng?" Entah dari mana Erland kini muncul di hadapannya.
"Kenapa kamu bisa tahu aku ada di sini? Oh...dari anak buah mu ya? Kamu mau apa?" tanya Anatari dengan gaya yang sempoyongan. Tangannya menunjuk-nunjuk wajah Erland. Lalu ia berbicara dalam bahasa Indonesia. "Bule sok cakep, sok kaya, sok berkuasa. Kamu tahu, aku akan mengenang hari-hari bersamamu sebagai hari paling sial sepanjang sejarah hidupku."
"Kamu berisik!" Erland langsung meraih tubuh Anatari dan menggendongnya seperti membawa sekarung beras di bahunya.
"Turunkan aku, bule.....!" teriak Anatari. Namun Erland tak peduli. Ia tetap menggendong gadis itu lalu memasukannya ke dalam mobilnya dan pergi.
"Joel, tolong cari motor Ana yang dijual mamanya. Beli kembali berapapun harganya." telepon Erland sebelum akhirnya menjalankan mobilnya.
**************
"Bangun pemalas !"
Anatari membuka matanya saat ia merasakan kalau wajahnya basah. Ternyata Erland sudah menyiramkan air ke wajahnya.
"Apa-apaan kamu?" protes Anatari sambil menyeka wajahnya dengan tangannya.
Erland menunjuk jam dinding. Pukul 6 lewat 45 menit.
"Astaga.....!" Anatari langsung melompat dari ranjang dan berlari ke kamar mandi.
Ia hanya mandi seadanya dan segera keluar dari kamar mandi. Untung Erland tak ada sehingga Ana dapat leluasa berganti pakaian.
Saat ia keluar dari villa nampak Erland sudah menunggunya di atas mobil. "Naik!" perintah Erland.
"Aku nggak mau!"
"Naik kataku!"
Anatari pun terpaksa naik dan duduk di samping Erland. Ini adalah mobil Lamborghini yang tak ada kursi belakangnya.
Mobil pun tiba di depan lobby hotel. Anatari turun sambil menutup wajahnya sambil berharap kalau tak ada yang melihat. Namun kenyataan nya, banyak para karyawan yang berdiri di lobby hotel.
"Anna, kamu bersama si bos tampan itu? Kok bisa?" tanya Ayu.
Anatari jadi bingung harus jawab apa. "Eh....., tadi ketemu di jalan. Bos nya baik mau memberikan aku tumpangan."
Anatari bergegas ke meja resepsionis. Ia menandatangani absen khusus mahasiswa magang.
"Anatari....!" panggil Lizzy.
"Yes."
"Mulai hari ini kamu pindah ke bagian administrasi hotel." ujar Lizzy.
Anatari bernapas lega. Setidaknya ia tak harus bertemu dengan Alea.
"Ruangan administrasinya di bagian mana, bu?" tanya Anatari sambil mengikuti langkah Lizzy.
Perempuan itu tersenyum. "Di ruangan suamimu." bisik Lizzy membuat Anatari mau pingsan rasanya.
*************
Apa yang akan Anatari lakukan?
Anatari blum pengalaman jd meski di arahkan dl sama si sutradara nya yaitu Erland 😀🤣😍🫢🤭
Erland ngeselin sekali buat Anatari..
apakah mereka akan malam pertama yg sdh sll tertunda itu hehehehehe..
lanjut thor 🙏
lanjut thor 🙏
Anatari bnyk akal tp Erland kyknya tdk kurang akal utk mengerjai nata 😄😁🫢🤭