NovelToon NovelToon
Selalu Mengingatmu

Selalu Mengingatmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa Fantasi / Diam-Diam Cinta / Romansa / Idola sekolah
Popularitas:234
Nilai: 5
Nama Author: Fayylie

Olivia pernah memberanikan diri melakukan hal paling gila di hidupnya: menyatakan perasaan ke cowok populer di sekolah, Arkana. Hasilnya? Bukan jawaban manis, tapi penolakan halus yang membekas. Sejak hari itu, Olivia bersumpah untuk melupakan semuanya, terlebih dia harus pindah sekolah. Namun, dia pikir semua sudah selesai. Sampai akhirnya, takdir mempertemukan mereka lagi di universitas yang sama.
Arkana Abyaksa—cowok yang dulu bikin jantungnya berantakan. Bedanya, kali ini Olivia memilih berpura-pura nggak kenal, tapi keadaan justru memaksa mereka sering berinteraksi. Semakin banyak interaksi mereka, semakin kacau pula hati Olivia. Dari sana, berbagai konflik, candaan, dan rasa lama yang tak pernah benar-benar hilang mulai kembali muncul. Pertanyaannya, masih adakah ruang untuk perasaan itu? Atau semuanya memang seharusnya berakhir di masa lalu? Dan bagaimana kalau ternyata Arkana selama ini sudah tahu lebih banyak tentang Olivia daripada yang pernah dia bayangkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fayylie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 7

Malam udah turun, kampus mulai sepi. Setelah drama sore tadi di taman yang bikin mukanya panas semaleman, Olivia jalan cepat ke arah asrama. Lampu jalanan nyala kuning temaram, angin malam bikin rambutnya agak berantakan.

“Duh, kenapa sih hari ini nggak kelar-kelar bikin malu gue…” Olivia ngedumel sendiri. Langkahnya makin cepat, kayak orang dikejar dosa.

Begitu sampai di kamar, Olivia langsung banting diri ke kasur bawah. Ranjang atasnya kosong, Lea entah kemana. Dari ujung kasur bawah satunya, masih kosong juga—Arkana mungkin belum balik. Untunglah.

Dia ambil HP, niatnya scroll sosmed biar pikiran nggak terlalu mumet. Tapi baru sebentar rebahan, layar HP nyala, Arjuna Calling.

Olivia langsung senyum. “Akhirnya Kak Juna nelpon juga.”

Dia geser layar, terus jawab dengan suara agak manja.

“Hallooo Kak Juna…”

Suara cowok lembut langsung kedengeran dari seberang. “Halo sayang, lagi ngapain?”

“Baru aja balik ke kamar. Capek abis pertemuan panjang banget.” Olivia sambil tiduran miring. “Kak Juna lagi apa?”

“Baru selesai kerjaan. Eh, gimana persiapannya?”

“Lumayan… ribet, tapi seru. Tadi bikin video promosi, latihan fashion show, pokoknya macem-macem deh.” Olivia ketawa kecil. “Kak Juna besok harus dateng nonton, ya.”

“Dateng nggak yaaa?” Suara Juna dibuat main-main.

Olivia langsung merengek. “Dateng lah, Kak. Pleaseee. Nggak boleh nggak. Aku butuh suporter paling ganteng di tribun.”

“Hm… ya boleh aja. Tapi coba bilang dulu dong yang bener dulu biar semangat dateng"

Olivia nutup mata, ketawa kecil. “Ih dasar Kakak iseng. Yaudah… aku kangen sama Kak Juna. Pokoknya harus dateng ya, biar aku ada tenaga tampil.”

Suara Juna makin lembut. “Hmm… gitu dong. Oke, kakak dateng.”

Percakapan mereka lanjut, isinya manis banget. Olivia pake nada manja, Juna ketawa-ketawa gemes.

“Pokoknya nanti kalau Kak Juna nggak dateng, aku mogok tampil,” Olivia ngancam manja.

“Siap, siap. Kakak bakal duduk paling depan besok, bawa banner gede!”

Olivia ngakak keras. “Kakak malu-maluin banget sumpah.”

“Biar kami makin semangat lah. Oke ya, janji.”

“Janji. Love you, Kak Juna.”

“Love you too, adek manis.”

Olivia senyum puas, terus nutup telepon. Dia masih tiduran sambil nyengir ke layar HP.

Tapi begitu dia bangun, berbalik badan—

“ANJIR!” Olivia hampir teriak.

Di depan matanya, Arkana lagi berdiri santai, bersandar di lemari, ekspresi adem kayak nggak ada dosa.

“APA-APAAN LO DI SINI?!” Olivia langsung lompat dari kasur, jantungnya nyaris copot.

Arkana ngangkat alis. “Ya, ini kamar gue juga kali. Gue baru balik.”

“GILA LO NGAPAIN MASUK TANPA SUARA?! Gue kira hantu!”

Arkana nyengir tipis. “Lo lagi asik telponan sih, sampe nggak sadar gue masuk.”

Olivia melotot. "Bangsat." Oliv mengumpat kecil.

Olivia refleks melempar bantal ke arah Arka. Cowok itu nangkep bantal dengan santai.

“Apaan sih lo, ganggu banget.” Olivia masih ngomel, wajahnya panas.

Arkana diem, nggak komentar lagi. Suasana kamar akhirnya agak tenang, walau Olivia masih deg-degan.

......................

Beberapa jam kemudian, lampu kamar udah diredupkan. Lea belum balik, Jevan juga masih entah kemana. Jadi cuma Olivia sama Arkana yang ada di kamar.

Mereka sama-sama rebahan di ranjang bawah. Posisi kasurnya sejajar, cuma dipisahin lemari kecil. Tapi tetap aja, dari sudut tertentu mereka bisa saling lihat.

Olivia rebahan miring ke kanan, main HP buat nge-distract otaknya. Arkana juga sibuk dengan HP-nya, tiduran ke kiri. Jadi, mata mereka beberapa kali nggak sengaja ketemu di celah lemari.

Sunyi. Sampai tiba-tiba, suara notifikasi terdengar. Olivia buka aplikasinya—dan langsung kaget.

Komentar baru muncul di video promosi kampusnya.

ArkanaCaelric: Peniru.

Mata Olivia melebar. “APAAN INI?!”

Dia langsung nengok ke samping. Arka lagi asik main HP, pura-pura nggak tau apa-apa.

“LOOOO!” Olivia langsung bangun duduk, nunjuk ke arah Arka. “Apaan maksud lo komen gitu di video gue?!”

Arkana nyengir tipis tanpa noleh. “Ya emang bener. Jawaban lo mirip banget sama gue. Orang-orang juga pasti mikir lo nyontek.”

“ANJIR ARKA!” Olivia hampir meledak. “Video gue tuh lebih dulu tayang daripada lo! Jadi siapa yang niru siapa?!”

Arka baru noleh, ekspresi santai. “Ya siapa yang tau? Bisa aja lo udah tau duluan jawaban gue bakal kayak gitu, terus lo atur biar sama.”

Olivia berdiri, maju ke kasurnya Arka, terus nunjuk mukanya. “Lo tuh nyebelin banget tau nggak?! Gue nggak peduli orang lain mau mikir apa, tapi jangan lo tambahin bensin pake komen-komen lo itu.”

Arka ngakak kecil. “Salah sendiri jawaban lo sama persis.”

“Gue sumpah, kalau lo nggak hapus komentar itu, gue bakal—” Olivia terdiam, nyari ancaman. “Gue bakal bikin hidup lo sengsara di asrama ini!”

Arka nyandar santai. “Wuih, serem amat. Mau ngapain? Sembunyiin kaos kaki gue?”

“Bisa lebih parah dari itu!” Olivia balas melotot. “Pokoknya hapus sekarang juga.”

Arka diem sebentar, terus senyum tipis. “Kenapa gue harus nurut sama lo?”

Olivia hampir mau nangis saking kesel. “KARENA ITU BIKIN GUE MALU! Gue nggak mau orang kira gue peniru. Gue serius, Ka. Hapus.”

Arka akhirnya ketawa lagi, kali ini lebih lembut. “Lo serius banget sih, Liv. Gue cuma iseng.”

“ISENG PALALO!” Olivia udah ngos-ngosan marah. “Hapus, sekarang.”

Arka ngangkat bahu, akhirnya buka HP, terus hapus komentarnya. “Tuh, udah.”

Olivia masih berdiri dengan napas berat, lalu balik ke kasurnya sambil ngedumel. “Nyebelin banget sumpah. Orang kayak lo tuh bikin hidup orang lain jadi ribet.”

Arka cuma ketawa kecil. “Ya kalau ribet, kenapa lo masih peduliin komentar gue?”

“DIAM LO!” Olivia nutup kepala pake selimut, berusaha nggak denger lagi.

Beberapa menit kemudian, suasana kamar jadi hening lagi. Olivia masih pura-pura tidur, padahal matanya melek di balik selimut. Dia bisa ngerasain tatapan Arka beberapa kali nyelonong lewat celah lemari.

“Nyebelin banget sih, cowok itu…” Olivia bergumam pelan, tapi dalam hati ada sesuatu yang lain. Deg-degan aneh yang nggak bisa dia jelasin.

Akhirnya, capek sendiri, Olivia ketiduran dengan wajah masih kusut.

Sementara di kasurnya, Arka masih bangun, senyum tipis muncul lagi di bibirnya.

1
Sara la pulga
Gemesinnya minta ampun!
Nụ cười nhạt nhòa
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
°·`.Elliot.'·°
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!