NovelToon NovelToon
Lama-lama Jatuh Cinta

Lama-lama Jatuh Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Pengantin Pengganti Konglomerat
Popularitas:146
Nilai: 5
Nama Author: Nur Yani

Prolog :
Nama ku Anjani Tirtania Ganendra biasa di panggil Jani oleh keluarga dan teman-temanku. Sosok ku seperti tidak terlihat oleh orang lain, aku penyendiri dan pemalu. Merasa selalu membebani banyak orang dalam menjalani kehidupan ku selama ini.
Jangan tanya alasannya, semua terjadi begitu saja karena kehidupan nahas yang harus aku jalani sebagai takdir ku.
Bukan tidak berusaha keluar dari kubangan penuh penderitaan ini, segala cara yang aku lakukan rasanya tidak pernah menemukan titik terang untuk aku jadikan pijakan hidup yang lebih baik. Semua mengarah pada hal mengerikan lain yang sungguh aku tidak ingin menjalaninya.
Selamat menikmati perjalanan kisah ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Yani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Love Yourself

“Kau sakit?” Tanya Runi yang melihat Jani tidak bersemangat sejak tadi pagi. “Mau aku antar ke UKK tidak?” Jani menegakkan duduknya.

“Aku baik-baik saja Run, semalam aku bergadang karena suami ku demam.”

Aruni menatap Jani cukup dalam. Anjani sontak menyadari ucapanya yang kelepasan.

“Maksudku Mas Angga Run.”

Runi menghela nafasnya.

“Kau ini, buat aku jantungan saja Jan. Sakit apa Mas ganteng ku Jan?”

Jani mencoba tidak terlihat canggung. Hampir saja rahasia besarnya terbongkar karena mulut manisnya.

“Sepertinya kelelahan Run, dia bekerja tidak tahu waktu. Dia tidak mencintai tubuhnya sendiri padahal dia harus melindungi aku, Mbak Gina dan Quin.”

Runi mengusap punggung Jani dengan lembut.

“Apa salahnya dia mengurangi pekerjaan yang begitu melelahkan itu dan istirahat saat tubuhnya merasa kelelahan.”

“Are you ok Jan?” Runi tidak pernah melihat Jani semarah ini. Jani mengangguk, Runi hanya bisa memeluk sahabatnya yang sedang merasakan kesedihan yang begitu dalam.

Wajar Jani begitu ketakutan, selama ini dirinya tumbuh membersamai Kakak laki-lakinya yang juga harus berjuang keras untuk kehidupan layak adik satu-satunya.

“Mas Angga pasti baik-baik saja Jan, dia laki-laki yang sangat kuat dan hebat.”

“Terimakasih banyak Run, hanya kau yang selalu ada saat aku butuh ketenangan seperti ini. Terimakasih selalu ada di sisi ku Run.” Runi memeluk Jani dengan lebih erat.

“Kata Bunda, kita ini saling bergantung Jan. Aku juga selalu merasa tenang karena kau selalu ada di sisi ku, bukan hanya kamu yang beruntung. Aku juga beruntung punya sahabat sehebat dirimu ini.” Keduanya saling memuji.

“Apa kalian tidak bisa biasa saja? Aku geli mendengarnya.” Ejek teman lain menggoda Jani dan Runi yang sedang saling mengutarakan rasa sayang mereka.

Mereka jadi tertawa bersama melihat sekeliling kelas sedang memperhatikan keduanya yang memang sahabat paling intens dibanding yang lainnya.

Jani yang pendiam mampu bertahan karena Runi bisa membaur dan menutupi kekurangan Jani yang benar-benar enggan terbuka pada teman sekelasnya.

Axel sedikit lega mendengar Jani baik-baik saja meski ucapannya tadi masih berbekas jelas di ingatannya.

Axel yakin Jani tidak salah bicara, dia mengatakan yang sebenarnya. Terlihat sekali dari sorot mata cantiknya yang selalu bicara jujur dan apa adanya.

Apa benar dia sudah menikah? Jani memang sekarang sembunyi-sembunyi saat pulang. Aku tidak pernah melihatnya lagi berdiri di pinggir jalan menunggu ojek atau angkutan umum.

“Hey Bro….liatin apa sih?” Axel tersenyum, dirinya sampai tidak sadar memikirkan Jani begitu dalam.

Axel memang mengagumi gadis secantik Jani yang tidak banyak bertingkah meski bisa saja dia melakukannya agar unggul dari teman-temanya.

Jani memilih menjadi tidak terlihat, tidak mau menonjol sampai tidak ada yang menyadari kecantikan Jani yang terpancar begitu indah seperti bunga yang hidup di semak belukar yang tidak pernah terlihat keberadanya oleh lebah.

Axel kagum, dia sangat lembut dan tidak pernah bicara yang tidak perlu. Jani mampu menempatkan dirinya dimanapun sedang berpijak, dia sangat luar biasa indah di mata Axel. Jani adalah wanita impian yang selama ini Axel idam-idamkan.

Mendengar Jani mengucapkan kata-kata tadi seolah Axel sedang di pukul mundur dengan keras untuk tidak lagi melangkah mendekati keindahan yang dirinya idamkan. Axel patah hati sebelum benar-benar memperjuangan cintanya jika ucapan Jani benar adanya.

"Tidak mau bareng Jan?" Tawar Runi yang kasihan sekali sahabatnya pulang naik angkutan umum. Jani melambaikan tangannya.

"Cepat jalan, aku mau ke tempat lain Run." Runi akhirnya menutup kaca mobilnya perlahan. Runi tahu Jani tidak suka merepotkan orang lain meski itu sahabatnya sendiri.

Jani melambai pada mobil Runi yang perlahan semakin jauh.

"Menunggu seseorang?" Jani menengok ke belakang mencari sumber suara. "Menunggu siapa?" Jani tersenyum canggung.

"Gak Kak, Jani ini mau jalan." Jani buru-buru melangkah namun tangannya di cekal kuat oleh Axel.

"Kau tidak bisa membodohi semua orang Jan. Lebih baik jangan tutupi apapun, tidak semua orang bodoh seperti yang ada di pikiran mu." Jani berusaha melepaskan cengkeraman tangan Axel.

Jani ketakutan, Kak Axel bukan tipe laki-laki yang mudah marah seperti ini.

"Aku akan cari tau Jan."

Axel berlalu begitu saja meninggalkan Jani yang masih memegangi pergelangan tangannya dengan heran. Kenapa Axel tiba-tiba saja marah dan terlihat sangat kesal pada dirinya?. Padahal sebelumnya tidak ada masalah apapun di antara mereka.

Bugggghhhh....Bughhhhh.....Bughhhhhh

Tangan Axel sedikit memerah setelah memukul tembok yang tidak bersalah cukup kuat.

Akkkhhhh.....

Teriak Axel kesal pada dirinya sendiri. Menyesal sudah menyakiti Jani yang tidak layak mendapatkan perlakuan buruk karena emosinya yang tidak terkontrol.

Axel ingin berbalik untuk meminta maaf namun langkahnya begitu berat. Kakinya menahan tubuhnya yang sedang terperangkap perasaan cemburu yang amat dalam.

Axel mengusak rambutnya dengan kasar, perasaan bersalah membuat dirinya menyesali perbuatan bodohnya berulang kali. Axel menyalakan motornya, dirinya ingin kembali pada Jani dan membawanya pulang bersama sebagai permintaan maaf.

Axel menurunkan kecepatan laju motonya, berhenti dan menegakkan tubuhnya yang terasa tegang. Matanya fokus pada sosok laki-laki yang turun dari mobil dengan senyum manis sambil merentangkan kedua tangannya menyambut Jani yang terlihat bahagia dengan kedatangannya.

Ternyata ucapan Jani yang di sangkal siang tadi bukan lelucon. Jani benar-benar punya laki-laki yang mungkin benar saat ini adalah suaminya. Meski hanya melihat punggungnya, Axel yakin itu laki-laki yang memiliki Jani sekarang.

Hancur sudah harapan Axel untuk mendapatkan wanita idaman yang selama ini dirinya perhatikan dalam diam.

Ada senyum getir di ujung bibir Axel. Ternyata wanita sebaik Jani punya rahasia besar yang disembunyikan dengan apik. Tidak ada yang menyadarinya selain Axel, Jani pintar sekali bersandiwara.

Axel sangat kecewa, entah karena kehilangan cintanya atau karena rahasia yang Jani tutupi dari semua orang termasuk dirinya.

***

"Bagaimana hari ini Jan?" Wajah Calvin terlihat pucat meski dia berusaha keras menahan diri.

"Tidak jadi pulang malam Kak? Kenapa tiba-tiba ada di sini?" Tanya Jani yang tidak menjawab pertanyaan Calvin malah balik bertanya hal lain.

"Aku ingin menemanimu Jan, aku meluangkan waktu ku untukmu." Jani tidak menjawab. Dia tau Calvin tidak dalam kondisi sehat.

Dia tidak mungkin langsung sembuh begitu saja, dirinya saja butuh paling tidak istirahat seharian jika demam.

Jani mendekatkan duduknya, menempatkan punggung tangannya di kening Calvin yang masih terasa hangat.

"Aku sudah sembuh sayang. Aku bisa menemanimu mencari perlengkapan PKL sebelum kembali ke kantor." Jani menghela nafasnya.

Dia mampir sebentar ternyata, pasti besok dia ada skedul mendadak dan tidak mau di nilai tidak menepati janjinya dengan memaksakan diri di waktu luangnya ini.

"Ke rumah sakit Pak, Pak Calvin butuh di infus." Calvin menegakkan duduknya. Tatapannya tajam penuh amarah yang tidak Jani indahkan.

"Aku baik-baik saja Jan." Ucapnya lembut, Calvin tidak mau terpancing emosi saat menghadapi Jani yang memang masih kesal pada dirinya entah apa sebabnya.

"Apanya yang baik-baik saja, Kakak demam, semalaman mengigau tidak bisa tidur karena kelelahan. Tidak bisa istirahat hanya sehari saja? Tubuh Kakak juga butuh istirahat Kak. Jani ingin Kak Calvin perduli dengan diri sendiri sebelum melindungi orang lain.” Ucapnya dengan berurai air mata.

“Pak…menepi sebentar.” Supir segera menepi dan keluar dari mobil meninggalkan Calvin dan Jani yang harus menyelesaikan perselisihan mereka.

Calvin mengusap air mata yang terus membasahi pipi Jani dengan lembut. Calvin memberikan Jani kebebasan untuk menangis dan mengeluarkan semua unek-uneknya. Dia terdengar sangat kesal dan marah pada dirinya.

Bukan karena kesalahan yang Calvin lakukan, Jani marah karena Calvin tidak perduli pada dirinya sendiri. Jani mengutarakan perhatian dan rasa sayangnya lewat air mata yang tidak mungkin bisa Calvin pungkiri ketulusannya.

Tanpa bicara pun Calvin yakin jika Jani tidak main-main dengan perasannya. Dia sudah mulai membuka hatinya sedikit, Calvin merasa bahagia punya harapan yang nyata untuk dirinya perjuangkan.

Tangannya dengan lembut menarik tubuh Jani kepelukkannya, dia khawatir sekali dengan kesehatan suaminya.

“Maaf sayang. Kak Calvin lupa waktu dan tidak memperhatikan kesehatan Kak Calvin.” Jani mulai reda, Calvin sudah minta maaf dan menyadari kesalahannya yang ternyata dianggap fatal oleh Jani.

“Love yourself Kak, Jani ingin panjang umur bahagia dengan Kak Calvin.” Calvin mengangguk, tangannya kembali merengkuh tubuh Jani yang mulai tenang.

“Iya Sayang, maaf sayang. Terimakasih sudah mencintaiku begitu tulus.” Calvin membatalkan beberapa janjinya demi Jani.

Calvin harus menenangkan perasaan Jani yang sedang tidak baik-baik saja. Mungkin ini juga di sebabkan kondisinya yang sedang datang bulan, emosinya tidak stabil dan mudah sekali tersulut.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!