Pasukan Kharisma Jagat 2

Seharian ini Mada tidak bisa makan karena dia merindukan Malik dan Yasa, dia kesal sekali tidak bisa bertemu Malik dan anaknya, dia sangat ingin memiliki mereka.

Sore tiba, pintu rumahnya Mada diketuk, dia buru-buru berlari, dia yakin kalau itu Malik, Malik pasti sudah berhasil melarikan diri, maka Mada membuka pintu dan ….

“Malik aku merindukanmu.” Mada memeluk Malik, Malik diam saja, tidak mendorongnya atau memeluk kembali.

Mada menarik Malik untuk masuk.

“Kau tahu, mereka itu jahat, adik-adikmu itu bilang kalau aku harus pergi, mereka juga mengerjaiku dengan sihir, kalau warga desa tetangga tahu mereka main sihir, bisa habis mereka.” Mada masih bergelendotan di tubuh Malik.

Mada lanjut bicara lagi tanpa melihat ekspresi Malik yang dingin, “Kau menginap di sini ya, Yasa nanti juga ke sini, yang penting kau di sini.”

“Mada, aku akan pergi bersama adik-adikku dan Yasa, kau baik-baik ya, kami tidak bisa tinggal lama di sini, karena kami harus segera pindah, aku harus kembali pada istriku.” Malik berkata dengan wajah sedih.

Mada melihat Malik dengan wajah sedih dan tertawa, “Kau pasti bercanda kan, istrimu mana peduli dengan kalian, buktinya dia memilih jauh dari kalian, dia pasti bermaksud untuk meninggalkanmu, aku yakin kalau sebenarnya, istrimu itu sudah punya yang lain.” Mada berkata dengan mimik wajah yang genit dan menggoda.

“Sudahlah, kita juga baru kenal kan, jadi, lupakan aku ya.” Malik berkata dan hendak pergi, dia berdiri, tapi sedetik dia berdiri, Mada menjenggut rambutnya hingga Malik tertarik ke belakang, Mada masih terus menjambak rambutnya, perlahan Malik berubah menjadi Alka.

“Kau pikir aku tidak sadar? Perempuan bodoh!” Mada mendorong Alka yang telah menjadi dirinya hingga tersungkur.

“Kalian ini ya, benar-benar licik, kemana Malik!” Mada berkata dengan kesal.

“Kami memang akan pergi, aku mencoba memberikan perpisahan yang tenang padamu, berkesan juga, tapi sepertinya kau lebih suka perpisahan yang kasar ya!” Alka mengeluarkan cambuknya, karena dia yakin, meski tak ada energi yang dideteksi, Mada bukan orang sembarangan.

“Oh, sekarang kau mau menyiksa aku, ok baiklah, lihat itu, aku telah memasang CCTV di sana, semua yang kau lakukan terekam jelas dan aku sudah menghubungi saudaraku untuk mengakses CCTV jika satu 3 hari aku tanpa kabar dan menyebarkan semua rekaman CCTV ke khalayak ramai, kalian akan mati dikejar oleh kepolisian, bunuh saja aku, lihat, apalagi kau sudah menampakkan dirimu yang berubah dari Malik menjadi Alka, kau itu bukan hanya bisa sihir, tapi kau itu PENYIHIR! Kau akan diburu oleh banyak orang.” Mada tertawa mengatakan itu, dia sungguh senang karena berhasil menjebak Alka.

“Lalu apaka jika aku melepasmu, kami akan baik-baik saja? Lagi pula diburu itu sudah menjadi bagian dari hidup kami, aku pikir menghabisimu adalah cara terbaik untuk membuat pernikahan kakakku aman dari ganggung wanita semacammu.”

“Wanita semacamku? Lalu semacam apa wanita sepertimu? Bukankah kau juga bukan wanita yang baik? Bukankah kau juga dulu adalah musuh dari istinya Malik? Bukankah kau juga dulu adalah wanita busuk yang membunuh orang kepercayaan Ayi?”

Alka menatap Mada dengan ngeri, dia tahu Ayi, dia tahu kisahnya, sudah pasti dia adalah suruhan Bagaskara.

Alka tanpa banyak bicara lagi langsung menyerangnya, dia menyabet cambuknya pada tubuh Mada, tapi Mada mengelak, Alka melihat gerakan itu, dia seseorang yang menguasai ilmu beladiri rupanya, karena sampai sekarang, Alka tetap tak merasakan energi apapun yang kelaur dari tubuh Mada, sejak tadi Mada hanya mengandalkan kekuatan fisiknya, tapi orang biasa macam apa yang bisa menjambak Alka hingga berubah menjadi wujud Alka, bukan wujud Malik yang sedang dia samarkan fisiknya.

Alka kemabli menyabet cambuknya beberapa kali Mada terus menghindar, sepanjang Alka menyabet cambuk, barang Mada yang terkena cambuk hancur, ada vas bunga, ada meja, ada bangku, Alka tidak peduli, karena dia sungguh sudah geram, tak ada yang boleh menyakiti Ayi, dia akan menjaga apapun yang Ayi punya, Alka akan menepati janji untuk menjaga anak Ayi dan juga pernikahannya.

Alka mencabuk terus hingga kelelahan, Mada tertawa sembari terus menghindar hingga saat cambuk itu kena, hanya rasa pedih saja yang Mada rasakan, dia takkan terbakar, kan dia memang bukan jin, Alka lupa kalau cambuk itu tidak akan membinasakan manusia biasa, karena hanya mahkluk ghaib saja yang bisa langsung musnah oleh cambuk itu, atau minimal langsung melemahkan, tapi bagi Mada, tentu hanya pedih saja.

Mada menggunakan kesempatan di mana Alka baru sadar kalau cambuknya tidak bisa menjadi senjata mematikan untuk menyerang balik, Mada menonjok wajah Alka dan menendang perutnya, Alka tersungkur dan kesakitan, dia memegang perutnya, memar membiru, secepat itu.

“Hei penyihir cilik, aku ini pemburu penyihir, kau tahu itu, tapi aku bukan penyihir seperti kalian, tentu aku akan sangat terkesan jika bisa melakukan trik seperti kalian, tapi nyatanya, kekuatan fisikku jauh lebih unggul bukan?” Mada memasang kuda-kuda setelah menendang Alka, dia berdiri dengan lebih tegak tidak seperti sebelumnya seperti cacing kepanasan yang berlenggak-lenggok sok menggoda.

“Pemburu penyihir menggoda suami ratunya penyihir? Itu maksudmu? Apa kau pikir Ayi itu ratu Penyihir?” Alka makin geram, dia bangkit dan menyabet-nyabet cambuknya, bersiap untuk menyerang lagi.

“Mungkin, jadi benar, ayi kalian itu adalah penyihir?” Mada bertanya.

“Dia itu ratu yang menjaga dua dunia tetap seimbang, apa yang ada di ranah ghaib, tetap di sana dan apa yang ada di dunia manusia, tetap di sini, jangan bicara sembarangan brengsek!” Alka menyerang kembali dengan cambuknya beberapa kena tapi Mada bahkan tak bereaksi kesakitan, kali ini lawannya hanya manusia biasa, tapi tangguh, itu yang Alka pikirkan, dia ragu jadi ragu lagi tentang kemungkinan Mada adalah anak buah Bagaskara.

Mada berjongkok di lemari piring dapurnya karena menghindar dari cambuk Alka, rumanya sudah berantakan, tak ada satu pun barang tersisa yang masih utuh, semua barangnya hancur luluh lantah, Alka menyerang dengan mata kuda, tidak peduli yang lain, pokoknya ingin menghabisi Mada, karena dia sudah menghina Ayi.

Mada berdiri, lalu melompat menendang wajah Alka, Alka yang kelelahan terjatuh ke samping kiri karena tendangan itu, darah keluar dari bibir kanannya karena tendangan Mada yang cukup keras itu.

“Kau tahu, Ayimu itu bukanlah orang yang baik, dia itu orang jahat yang harusnya dimusnahkan, kalau memang dia adalah pelindung dua dunia agar tetap seimbang, lalu kenapa kalian bertarung di dunia manusia dengan kekuatan ghaib, dia bahkan mendirikan istana yang di dalamnya berisi orang-orang yang bahkan membawa kemampuan ghaib ke dunia manusia, munafik!” Mada kembali menendang Alka yang sudah terluka di perutnya karena serangan Mada itu.

“Ayi tidak pernah berlaku munafik, kaulah yang munafik karena mengganggu kehidupan rumah tangga orang lain! Ayi mengumpulkan para Kharisma Jagat untuk membantu mereka mengendalikan kemampuan, Ayi melakukan itu agar semua kharisma jagat bisa menjaga keseimbangan kekuatan mereka dengan kemanusiawian yang ada dalam diri yang sama, justru karena agar dunia seimbang, para kharisma jagat perlu untuk dilatih agar menjadi pasukan yang menjaga dua dunia seperti Ayi, semakin banyak orang menjaga dua dunia, maka semakin sedikit manusia yang dicelakakan oleh jin jahat atau manusia itu sendiri yang berbuat jahat melalui perpanjangan tangan iblis dan sejenisnya!” Alka kembali bangkit dan bersiap untuk menyerang, tapi tangannya diraih dengan paksa oleh seseorang.

“Oh, ini dia pasangan yang incest, bukankah kalian ini bilang kalau kalian adalah adik kakak, tapi gerak-gerik romantis kalian sungguh membuatku terpana, kalian bilang aku wanita kotor? Lalu kalian ini apa?!” Mada tertawa dengan kencang mencemooh Alka yang ditarik mundur oleh Aditia.

Saat mereka sudah di luar, pintu rumah Mada ditutup dengan cara dibanting.

Alka dipapah oleh Aditia kembali ke rumah.

“Kak!” Jarni buru-buru ikut memapah Alka yang kesakitan pada perutnya.

Jarni membuka kaus Alka dan emlihat memar kebiruan pada perut itu.

“Dia bukan manusia biasa, bisa jadi dia adalah benar suruhan Bagaskara bukan!” Alisha kesal sekali melihat Alka babak belur.

“Bukan, dia manusia biasa, bahkan saat aku bertarung dengannya, dia sangat kuat, dia pasti telah berlatih bertahun-tahun lamanya ilmu bela diri, makanya dia bisa mengalahkanku meski hanya manusia biasa, ingat, senjata kita itu tak mempan untuk manusia selain hanya melukai sesuai fungsinya, tidak bisa memusnahkan, mungkin pedangmu juga akan tumpul baginya Alisha. Kau tahu kan, senjata kita itu tumpul untuk manusia biasa dan tajam untuk makhluk ghaib. Bahkan cambukku saja hanya perih baginya, brengsek, dia bahkan menghina Ayi Munafik, aku sungguh ingin membuatnya mati, KITA HARUS MEMBUNUHNYA MALAM INI!” Alka seperti kesetanan, walau secara logika dia tidak bisa kerasukan karena dia adalah jin itu sendiri, ingat kan, dia setengah manusia setengah jin, tapi kali ini dia mungkin dikuasai oleh wujud jinnya yang penuh amarah.

“Kan sudah kubilang pada kalian, bunuh dia!” Alisha menyetujui apa yang Alka katakan.

“Tenang kalian semua!” Aditia marah melihat semua orang jadi berbicara dengan emosional tanpa berpikir panjang.

“Aku tahu ini bukan sesuatu yang biasa kita hadapi, kasus ini terlalu sepele dan juga membingungkan, tapi membunuh tanpa persiapan akan membuat kita menjadi kriminal dan Ayi pasti akan menghukum kita jika saja kita membunuh Mada, meskipun dia pelakor atas suaminya, ingat, Ayi itu selalu berpikir sangat rasional, dia tak pernah mempedulikan diri dan hatinya, buat dia yang terpenting adalah keselamatan semua manusia dan juga AKJ serta para Kharisma Jagat.” Aditia masih berusaha untuk mencegah semua orang melakukan tindakan kriminal, kalau pun harus dilakukan, mereka harus melakukannya dengan hati-hati.

“Dit, sungguh aku tidak peduli kali ini, dia sungguh sudah keterlaluan karena membuat kakakku babak belur, ditambah dia mengobrak-abrik hubungan kita dengan kak Malik, jika kak Malik bisa hilang akal karena wanita itu, kenapa kita tidak!” Ganding yang biasanya paling jenius, kali ini sungguh murka melihat Alka babak belur, ditambah soal hinaan pada Ayi itu.

“Manusia sampah itu harus mati!” Alisha terbakar amarah yang hebat.

“Aku sudah peringatkan dia soal kita akan menyerangnya, aku sudah memintanya untuk pergi, jadi seharusnya ketika dia tak pergi padahal sudah diperingatkan, itu artinya, dia siap dengan konsekuensinya, jadi membunuhnya bukan hal yang salah juga, aku sudah memperingatkannya.” Jarni tiba-tiba berkata dengan dingin, padahal sebelumnya dia masih kurang setuju untuk membunuh wanita itu, tapi sekarang dia tidak bisa menerima Alka yang babak belur dan hinaan pada ratu mereka.

“Kalian bisa sabar dulu nggak? Kita buat rencana dulu, ok!” Aditia tidak bisa menahan mereka, meski sering bertarung, tapi membunuh manusia biasa itu bukan hal yang benar, ada hukum di negara ini yang harus mereka taati, tapi kalau kawanan senior sudah yakin, siapa yang bisa menahan mereka selain ratunya?

_____________________________________

Catatan Penulis :

Yang jadi pertanyaannku soal pelakor, mumpung masih bahas soal ini ya, apalagi sekarang lagi rame ya dunia perani-anian, apakah amarah bisa membuat mereka kapok?

Karena pada dasarnya, mereka itu tidak takut bahkan pada Tuhan, merebut hak orang, baiklah jika hak itu soal istri sah bisa disingkirkan, bagaimana dengan hak anak?

Bukankah amarah hanya membuat segalanya jadi buruk.

Setiap kali ada yang bertanya padaku, jika saja mereka punya masalah dengan wanita lain dalam hubungan, aku selalu bilang padanya, pertama, kamu masih ingin dia jadi pasangan atau nggak? Karena keinginan tetap bersama itulah yang paling penting, meski mungkin hati rasanya sudah compang-camping.

Lalu yang kedua, jika masih ingin, maka apa yang terjadi antara pasanganmu dan juga pelakor/pebinor itu tidaklah penting, yang penting adalah, memberitahu pasanganmu apa yang kamu rasakan dan apa efeknya atas yang dia lakukan pada hubungan, pada dirimu yang mungkin jadi trauma.

Tapi jika sudah tak ingin lagi, kamu tidak perlu cari tahu siapa wanita/pria itu yang menjadi orang ketiga dalam hubungan, karena itu bukanlah menjadi urusanmu, ingat, yang diselingkuhi adalah korban, kaulah peran utamanya, jangan jadikan wanita/pria itu peran utama dalam hidupmu. Dia adalah pelaku kejahatan, yang perlu kau lakukan setelah memutuskan untuk stay atau leave adalah menyembuhkan hatimu, tidak perlu terlalu ingin tahu apa yang terjadi saat itu, itu hanya akan membuat lukamu makin dalam.

Meski aku tak memiliki pengalaman perpelakoran, tapi aku korban dari kejadian orang tuaku, bagaimana ibuku begitu kuatnya tetap hidup menjaga kami bertiga anaknya tetap hidup layak meski pelakornya adalah orang terdekat dan bisa saja dia berbuat jahat, tapi ibuku memilih fokus membesarkan kami, tidak lagi menghubungi ayahku secara personal.

Mengemis nafkah pada yang merasa tak bertanggung jawab itu sangat menyakitkan apalagi dialami oleh remaja, saat itu aku masih sangat kecil dan tak paham, bahwa dulu itu seharusnya dia yang menjaga kami, bukannya malah membuat kami jadi pengemis atas hak yang tidak mau dia tanggung karena wanita seperti Mada.

Aku berdoa untuk kalian yang sedang diuji rumah tangganya, segera bisa memilih jalan mana yang akan kalian ambil, terlepas kalian bertahan atau tinggal, aku yakin, kalian sudah berpikir dengan baik dan pasti mampu, PASTI! Karena dulu ibuku cuma tamatan SD, tidak punya skill, tidak punya harta, bisa membesarkan 3 anak dengan baik meski tanpa dukungan suami.

Bukan berarti aku ingin kalian bercerai, tapi aku mencoba memberitahu kalian, kalian itu korban, jangan merasa bersalah, ambil keputusan yang menurut kalian benar dan jalani dengan sabar, selalu ada tujuan dan maksud, selalu begitu, Allah SWT tidak pernah memberikan ujian melebihi batas kemampuan kan?

I love you all, media healingku adalah pembacaku, semoga tulisanku bisa jadi media healing kalian.

Jangan lupa like, coment dan follow akun Noveltoonku ya.

Novel akan up part setiap hari di jam 19:00 (semoga bisa selalu aku tepati)

Jangan lupa untuk follow aku juga di :

IG : @mukakanvas

Tiktok : mukakanvas_horor

Youtube : @mukakanvas