NovelToon NovelToon
Mengasuh Putra Pewaris Sang CEO

Mengasuh Putra Pewaris Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh / Menikah Karena Anak / Ibu susu
Popularitas:256.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Ghina

Dua minggu yang lalu, Rumi Nayara baru saja kehilangan bayi laki-lakinya setelah melahirkan. Lalu, seminggu kemudian suaminya meninggal karena kecelakaan. Musibah itu menjadi pukulan berat bagi Rumi. Hingga suatu ketika ia bertemu dengan bayi laki-laki yang alergi susu botol di rumah sakit, dan butuh ASI. Rumi pun menawarkan diri, dan entah mengapa ia langsung jatuh cinta dengan bayi itu, begitu juga dengan bayi yang bernama Kenzo itu, terlihat nyaman dengan ibu susunya.

Tapi, sayangnya, Rumi harus menghadapi Julian Aryasatya, Papa-nya baby Kenzo, yang begitu banyak aturan padanya dalam mengurus baby Kenzo. Apalagi rupanya Julian adalah CEO tempat almarhum suaminya bekerja. Dan ternyata selama ini almarhum suaminya telah korupsi, akhirnya Rumi kena dampaknya. Belum lagi, ketika Tisya— istri Julian siuman dari koma. Hari-hari Rumi semakin penuh masalah.

“Berani kamu keluar dari mansion, jangan salahkan aku mengurungmu! Ingat! Kenzo itu adalah anak—?”

Siapakah baby Kenzo?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6. Siapa Yang Ajak Ribut?

Suasana mendadak hening, Rumi yang sejak tadi memejamkan mata merasa sedikit takut untuk membuka matanya. Namun, ia merasa tubuhnya tidak sakit sama sekali, bahkan ia bisa merasakan degup jantung di telinganya.

“Loh, ini jantung siapa?” gumamnya pelan.

Suhu tubuhnya terasa hangat, sehangat pelukan almarhum suami. Pelukan yang sangat ia rindukan.  Refleks tangan Rumi meraba-raba.

“Kok, lantainya berasa empuk ya?” Lagi-lagi Rumi berkata tanpa ada pergerakan sama sekali untuk bangun. Masalahnya, Rumi memang tidak bisa bangun begitu saja, perut bagian bawahnya baru dioperasi, salah bergerak saja nyerinya minta ampun.

“Mau berapa lama kamu meraba-raba tubuh saya!” Akhirnya suara Julian terdengar.

“HAH!” Mata Rumi terbuka, dan langsung mendongak dengan menelan susah payah ludahnya. Jadi, ia terjatuh di atas tubuhnya Julian. Sementara, Julian yang jadi bantalannya.

“Saya nggak sengaja, nggak maksud meraba kok. Hanya memastikan saja jatuhnya di mana. Itu aja kok.”

“Terus, kenapa masih diam begini, bukannya bangun. Mau mencoba menggoda saya? Saya nggak bakal tergoda.”

“Lah, siapa juga yang mau goda Bapak! Saya juga nggak berminat sama Bapak walau kaya dan ganteng. Masalahnya, saya tuh nggak bisa bangun sendiri! Perut saya ini habis dioperasi, harus dibantu. Lagian siapa suruh tas saya diambil!” cerocos Rumi.

“Loh, kok jadi kamu yang marah sama saya.”

“Yang marah sama Bapak itu siapa? Saya cuma mau menjelaskan saja,” sahut Rumi tambah jengkel.

Julian menarik napasnya dalam-dalam, ia tidak percaya bisa-bisanya ia ribut sama wanita yang menindihnya. Tapi, bukannya ia mencoba bangkit terlebih dahulu, justru tanpa ia sadari menikmati moments tersebut dan merasakan dejavu.

“Ya udah sekarang kamu diam, jangan makin tambah cerewet. Badanmu aja terlihat mungil ternyata cukup berat.” Suara Julian terdengar ketus, dan perlahan-lahan tubuhnya bergerak miring, agar tubuh Rumi bisa direbahkan di sampingnya. Setelah itu, barulah Julian duduk, dan menyelipkan tangannya ke punggung untuk membantu Rumi duduk.

Sesaat, wajahnya mereka berdua bertemu, satu napas tanpa ada jarak. Julian menyadarinya langsung memalingkan wajahnya.

“Lain kali jangan ceroboh,” gumamnya pelan. “Cepetan pegang leher saya biar kamu bisa berdiri,” perintahnya.

“Mmm.” Dengan memalingkan wajahnya dan terpaksa karena keadaan, tangan kanan Rumi merangkul leher Papa-nya Kenzo, sementara Julian yang tampak dingin sebenarnya sedang menahan napasnya sampai akhirnya Rumi kembali berdiri.

“Terima kasih, Pak.”

Rumi menarik tangannya, lalu bergerak mundur.

“Mmm.” Sekarang gantian pria itu yang hanya berdeham, lalu bergegas keluar dari kamar baby Kenzo tanpa berkata-kata lagi.

“Huft ... akhirnya,” gumam Rumi bernapas lega.

***

Mama Liora tampak senang mendengar Rumi mau menginap dari mulut Julian. Segala kebutuhan Rumi ia siapkan, bahkan meminta pelayan menyiapkan cemilan di kamar baby Kenzo untuk antisipasi kalau pas tengah malam Rumi lapar usai menyusui baby Kenzo. Dan, tak lupa Nia—baby sitter juga turut tidur di sana bersama Rumi. Mau bagaimana pun Rumi masih dalam masalah pemulihan pasca melahirkan, Mama Liora tidak mau Rumi sampai jatuh sakit.

Baby Kenzo yang dengan baby yang lainnya, setiap dua jam sekali pasti merengek minta susu. Dan, ini perdana buat Rumi mengurus baby pada malam hari. Baru mau pules, baby Kenzo sudah terbangun karena haus.

“Minum air hangat dulu, Mbak Rumi, biar asi-nya  gampang keluar.” Nia menyodorkan segelas air hangat saat Rumi terbangun.

“Makasih ya, Mbak.”

Rumi meneguknya perlahan-lahan, setelah itu barulah ia menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang, siap menyusui baby Kenzo.

Selang tak lama kemudian, pintu kamar terketuk dan terbuka. Rumi dan Nia sama-sama menoleh ke arah pintu.

“Buat apa dia ke sini lagi?” Rumi bertanya-tanya.

Penampilan Julian tidak seformal saat pertemuan sebelumnya. Hanya kaos putih dan celana santai, ia duduk santai di sofa panjang. Nia pun mendekatinya.

“Ada yang bisa saya bantu, Tuan?” tanya Nia.

“Kamu bisa beristirahat di paviliun. Saya yang akan bantu Rumi di sini.”

Mata Nia membulat, seakan tidak percaya. “T-tapi Tuan.”

Tangan Julian terangkat ke atas. “Keluarlah, kamu lanjut beristirahat!” tegasnya.

Kalau sudah begini Nia harus mematuhinya, lalu berpamitan dengan Rumi sebelum keluar.

“Mbak Nia, beneran pindah kamar?” tanya Rumi penasaran.

“Iya, Mbak, diminta sama Tuan. Saya permisi dulu.”

Rumi menarik napas, ujung matanya melirik pria yang terlihat sibuk dengan ponselnya.

“Buat apa pula dia di sini, ck.”

Baby Kenzo sudah kembali tidur, hanya saja kali ini ia tidak pindahkan ke boksnya. Sengaja merebahkannya di sampingnya, untuk memudahkan jika baby itu menangis kembali.

“Mau ngemil dulu?” Tiba-tiba ada suara di dekatnya.

“Astagfirullah!” seru Rumi sangat terkejut melihat Julian sudah ada di tepi ranjang.

“Nggak usah terlihat kaget seperti itu,” sindir Julian sembari melirik putranya.

“Gimana nggak kaget, Pak. Barusan itu Bapak duduk di sana ... kok tiba-tiba Bapak ada di sini. Jangan-jangan Bapak ini jin, hanya pejamkan mata langsung pindah tempat,” sahutnya bete.

Gaya Julian masih terlihat cool, tapi tangannya sudah menyodorkan roti isi. “Makan dulu roti ini, biar perut kamu nggak kelaparan. Dan, jangan dibawa perasaan dengan perhatian ini. Ini hanya rasa peduli saya karena kamu habis nyusuin anak saya.”

Rumi tersenyum miring sembari meraih roti itu. “Siapa pula yang baper. Pede sekali bapak satu ini,” gumamnya pelan, tapi masih terdengar oleh Julian.

“Hhmmm, kalau mau ngomel-ngomel di depan orangnya langsung.”

Rumi yang sedang menikmati roti isinya mendongak, matanya yang terlihat mengantuk mengerjap berulang kali.

“Saya paling nggak suka sama orang yang gerutu di belakang. Sebaiknya langsung bicara saja di depan orangnya.”

Wanita itu menghela napas panjang, dan menjauhkan potongan rotinya dari mulutnya.

“Bapak tahu nggak ini jam berapa?”

“Jam 1.”

“Bisa nggak ... nggak usah ajak bertengkar dulu? Apa memang hobi Bapak ngajak ribut ya?” tanya Rumi dengan suara yang sedikit berbisik, takut baby Kenzo terbangun.

“Siapa yang ajak ribut. Saya—“

Saking udah kesalnya, Rumi menarik lengan pria itu hingga tubuh Julian condong ke depan dan hampir saja bibirnya mencium pipi Rumi.

“Papa-nya Kenzo, sekarang Kenzo lagi bobo, saya-nya juga udah ngantuk. Kalau mau berdebat atau ajak ribut, mending besok pagi aja ya. Papa-nya Kenzo juga pasti butuh istirahat, kan,” bisik Rumi, suaranya begitu mendayu-dayu dan lembut. Bikin tenggorokan Julian tercekat, bahkan diam-diam tubuh pria itu mendadak panas.

“Sekarang tidur ya, jangan marah-marah terus. Nanti cepat darah tinggi.” Napas hangat Rumi yang bisa dirasakan di telinga Julian, membuatnya semakin panas.

Ujung mata Julian melirik dengan perasaan yang semakin aneh. Pikiran itulah yang sejak tadi mengganggu tidurnya, sehingga ia memilih datang ke kamar Kenzo.

“Siapa kamu sebenarnya, Rumi?”

Bersambung .... ✍️

1
Oktaviani Agustina
Wah mkn seruuuu
Rida Arinda
nungguin Derry ngomong 😳😳😳
Yam Mato
semakin dag dig dug mom nunggu part selanjutnya
Engkar Sukarsih
ayo...dar der dor keluar kasi tau sama ci juli rahasia yang kamu sembunyikan.biar juli tau kelakuan berengsek ci tiysu 🤪🤪🤪
Kimo Miko
aku ikutan panik karena pagi itu julian akan membahas yang sangat penting dengan derri.? julian setelah tahu siapa mamaknya baby kenzo apa reaksinya ya. semakin penasaran
juwita
pada g sabar mom nunggu Dery cerita sm pak jul. tkt tisya keburu sadar
juwita
mom bongkar dl kebusukannya tisya. Julian hrs tau smuanya jgn smpe tisya plg ke rmh Julian msh blm tau kebusukannya tisya tktnya malah rumi yg di serang sm tisya dn keluarganya
Naufal Affiq
Alasan rumi,dia gak mau jauh darimu,maka nya pak julian,cepetan datang ke kantor,tanya derry masalah rumi,pasti bapak tetkejut
nonoyy
emang yaa pak julian ni susah bgt ditebak wkwk 😅
nonoyy
yaa baguslah kalau tisya sadar biar semua cepat terungkap, 😌
Ooh derry dimana k engkau...
Kimo Miko
semua akan terkuak satu persatu. siapa rumi, baby kenzo darah daging siapa, bahkan ada apa dengan tysa. semakin penasaran pemirsa.
Mulaini
Nggak sabar lihat Julian bertanya ke Derry dan Derry mengungkapkan kebenarannya.
Mulaini
Julian pernah hilang ingatan atau benar² lupa tentang masa lalu?
Farani Masykur
ibarat amplop dan prangko maunya nempel terus
Farani Masykur
dilema mendera jika julian tau tisya sdh sadar rasa antara tetap setia atau memilih pada siapa hati berlabuh
.
tolong ya der ntar lu harus ngomong jujur sejujur jujurnya
Rosvita Sari Sari
derry where are u 🤣
❀∂я ♍𝐦𝐨𝐨𝐧 three
deri kenapa belum juga cerita kejadian yang sebenarnya, keburu sadar tisya, nanti barang bukti bisa dilenyapkqn klo sampai tidak tahu
❀∂я ♍𝐦𝐨𝐨𝐧 three: aiss jadi typo maksudnya kalau sampai tisya tahu
total 1 replies
Bunda Aish
Derry where are you?! ayolah cepat muncul membawa berita heboh yg sudah ditunggu-tunggu
Bunda Aish
waduhhh jangan sampai karena Tisya sadar Jul jadi lupa tanya ke Derry ttg rahasia yg selama ini tersembunyi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!