Ketika membuka mata, Dani menemukan dirinya berada di sebuah kamar. Ia tak mengingat apapun tentang dirinya. Di sana dia bertemu dengan pria yang mengaku sebagai bosnya. Pria itu mengatakan kalau Dani merupakan personal trainer di gymnya yang diketahui juga melakukan pekerjaan p|us-p|us.
Namun semua itu tak berlangsung lama, karena ingatan Dani perlahan pulih setelah bertemu wanita yang mengetahui masa lalunya. Saat itulah Dani menggunakan keahlian hipnotisnya dan mengambil alih bisnis gym. Siapa yang menduga? Bisnis itu menjadi sukses besar saat dikelola oleh Dani.
"Layanan trainer-trainer di gym 24 luar biasa. Pokoknya bikin lemas dan banjir lendir. Eh, maksudnya lendir keringat. Hehe..." ucap salah satu tante langganan gym 24.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 17 - Melupakan Rencana Karena Dendam
Dani terbangun dari tidur dengan nafas yang ngos-ngosan. Dia baru saja bermimpi tentang keluarga Alamsyah. Saat itulah Dani teringat dengan kejahatan keluarga itu dan mengenai balas dendamnya.
Ingatan itu membuat amarah Dani meluap-luap. Dia bahkan tidak berpikir dua kali untuk bertindak. Sehingga Dani melupakan semua rencananya bersama trainer lain.
"Sialan! Kenapa aku lupa dengan dendamku?" gumamnya. Dia mengepalkan kedua tangannya sambil. memasang raut wajah penuh amarah.
Dani berjalan keluar kamar dan menemui Wandi yang kebetulan berada di ruang kerja.
"Sudah bangun? Kebetulan sekali aku ada klien baru," sapa Wandi sambil fokus dengan ponsel.
Dani tidak mengatakan apapun. Dia menepuk pundak Wandi dan membisikkan sesuatu ke telinga pria tersebut.
Wandi terdiam setelah mendapat bisikan dari Dani. Ia memasang tatapan kosong dan berjalan keluar ruangan.
"Bos? Kau tidak apa-apa?" salah satu anak buah Wandi bertanya karena cemas. Bagaimana tidak? Wandi bersikap tidak seperti biasanya. Padahal biasanya dia akan menyapa atau mengobrol sedikit dengan anak buahnya.
"Semua telah berakhir, setelah ini Dani akan mengambil alih," ucap Wandi datar.
"Hah?"
Para anak buah Wandi kian kebingungan. Namun Wandi tampak melangkah memasuki lift. Meskipun begitu, tidak ada siapapun yang merasa curiga dengan sikap aneh Wandi.
Sementara itu Dani, menyeringai puas. Harusnya dia bisa mengingat keahlian hipnotisnya lebih cepat dan harusnya dia langsung bertindak saja dari awal.
...***...
Deva baru saja selesai mandi. Ia merebahkan diri ke ranjang dalam keadaan pinggang yang terlilit handuk. Jujur saja, kedekatannya dengan Lexy baru-baru ini membuatnya kepikiran terus.
"Apa aku sudah melakukan yang seharusnya?" gumam Deva. "Arsya... Kau dimana?" lanjutnya sambil mengusap kasar wajah.
Pintu mendadak terbuka. Sosok Lexy muncul sambil membawa sebotol bir dan dua gelas kosong. Ia agak terkejut saat melihat Deva yang hanya mengenakan handuk di pinggang.
Deva tak kalah kaget. Dia buru-buru merubah posisi jadi duduk.
"Diam di sana!" perintah Lexy.
Deva menurut saja. Dia masih duduk di tepi ranjang dengan mimik wajah bengong.
"Kenapa?" tanya Deva.
Lexy meletakkan bir dan gelas ke meja. Dia lalu berjalan menghampiri Deva. Gadis itu berdiri di depan Deva. "Telentang lah!" suruhnya.
"Ka-kau mau apa?" tanya Deva tergagap.
"Sudahlah! Menurut saja." Lexy mendorong Deva hingga kembali telentang ke ranjang. Buru-buru dia menarik handuk lelaki tersebut.
"E-eh! Kau mau apa?! Jangan gila!" protes Deva sambil menahan handuknya. Sehingga asetnya belum sepenuhnya terekspos.
"Aku mau lihat. Penasaran!" ungkap Lexy yang memaksa melepas handuk Deva.
"Kalau penasaran, harusnya lihat saja di internet!" Deva masih berusaha bertahan.
"Bukan itu! Aku mau melihat keadaan icibosmu. Katanya icibos semua lelaki di sini dipotong. Aku mau melihat keadaan punyamu," kata Lexy.
"Kau tidak perlu melihat. Keadaannya buruk. Tidak pantas untuk kau lihat! Ayolah! Kau itu gadis SMA!" balas Deva.
"Aku memang gadis SMA. Tapi aku anak mafia! Aku bisa melakukan segalanya. Termasuk melihat icibos pengawalku!"
"Keinginanmu aneh!" timpal Deva. "Kau mau lihat? Nih!"
Deva membuang rasa malunya. Bukan Lexy yang melepas handuk, tapi dirinya sendiri. Sehingga icibos milik Deva terpampang nyata.
Mata Lexy melotot ke arah milik Deva. Memperhatikan bentuk icibos lelaki itu dengan serius.
Glek!
Deva menenggak salivanya satu kali. Dia tak pernah merasakan sensasi seperti ini sebelumnya. Sensasi tidak mengenakan pakaian saat di hadapan lawan jenis.
semoga nanti bisa bersatu dengan Dani .
bahagia bersama anak mereka
jangan-jangan nanti Lexy juga hamil...