NovelToon NovelToon
Bintang Untuk Angkasa

Bintang Untuk Angkasa

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Balas dendam pengganti
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Intro_12

Malam itu menghancurkan segalanya bagi Talita —keluarga, masa depan, dan harga dirinya. Tragedi kelam itu menumbuhkan bara dendam yang ia simpan rapat-rapat, menunggu waktu untuk membalas lelaki keji yang telah merenggut segalanya.

Namun takdir mempermainkannya. Sebuah kecelakaan hampir merenggut nyawanya dan putranya— Bintang, jika saja Langit tak datang menyelamatkan mereka.

Pertolongan itu membawa Talita pada sebuah pertemuan tak terduga dengan Angkasa, lelaki dari masa lalunya yang menjadi sumber luka terdalamnya.Talita pun menyiapkan jaring balas dendam, namun langkahnya selalu terhenti oleh campur tangan takdir… dan oleh Bintang. Namun siapa sangka, hati Talita telah tertambat pada Langit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Intro_12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesepakatan dengan El Mariachi

Pagi itu, meja makan utama di ruang makan mansion tampak mewah. Taplak putih bersulam emas terhampar, tujuh pelayan berbaris rapi di sisi ruangan, siap bergerak kapan pun ketika Angkasa memberi isyarat. Satu demi satu hidangan mahal tersaji, roti panggang, steak medium rare, buah impor yang dipotong sempurna.

Angkasa duduk di kursi ujung, posturnya tegak seperti tuan muda yang berkuasa. Tangannya santai memegang garpu, tetapi sorot matanya dingin. Sesekali ia menoleh ke arah jendela kaca besar yang memperlihatkan taman belakang.

Di sana, Talita tengah menemani Bintang sarapan sederhana, nasi dan telor ceplok. Tidak ada pelayan, tidak ada sendok garpu perak, mereka duduk di bangku kayu panjang. Namun, Bintang kecil itu dengan tenang menyuapkan makanannya sendiri, rapi tanpa berantakan.

Angkasa mendengus. Bukan karena iba, tapi karena jengkel.

Ia masih kesal dengan aturan baru dari Kamila, setiap pagi, ia harus mengantar Bintang ke PAUD. Baginya, itu hanya membuang waktu. Jadwalnya sudah tersusun rapi sejak dini hari, rapat, coding, hingga presentasi investor. Harus mampir ke PAUD? Itu gangguan besar.

“Dasar merepotkan,” gumamnya dingin, meneguk kopi hitamnya.

^^^

Tidak seperti biasanya, pagi ini Angkasa tidak memilih sedan sport atau mobil mewahnya. Ia justru mengeluarkan motor sport lawas, tunggangan kesayangannya sejak SMA. Cat merahnya masih mengkilap, mesin meraung nyaring ketika dinyalakan.

Talita sempat tertegun melihatnya, tapi tidak berkata apa-apa. Ia hanya membantu Bintang naik ke jok tinggi motor itu. Bintang kecil dengan wajah dingin, duduk tegak di belakang Angkasa, tangannya yang mungil berpegang erat pada pinggang pria itu.

“Pegangan yang kuat,” ucap Angkasa datar, tanpa menoleh. Mesin meraung, motor melesat keluar gerbang.

Talita memandang mereka pergi dengan tatapan tajam. Bibirnya berbisik pelan, “Hari ini aku akan mulai…”

^^^^

Sejak awal, Talita sudah menyiapkan rencana. Ia menyewa tukang ojek online dan menyuruhnya membuntuti Angkasa dari jarak jauh. Setiap kali lampu merah, ia memastikan Bintang benar-benar diturunkan di gerbang PAUD sebelum ia melancarkan aksinya.

Suasana jalan raya ramai oleh mobil dan motor yang berdesakan, suara klakson bersahutan. Namun, begitu memasuki jalan yang lebih sepi, Talita meraih batu bata dari dalam tasnya. Tangannya telah siap melempar, matanya memicing penuh dendam.

Dalam imajinasinya, ia bisa melihat batu itu menghantam helm Angkasa, membuatnya terjatuh, darah mengalir deras di aspal. Ia bahkan membayangkan dirinya berdiri sebagai orang tak bersalah, pura-pura tidak tahu apa-apa.

“Sekarang…” desisnya. Batu bata itu melayang keras ke arah motor Angkasa.

Namun takdir berkata lain. Angkasa tiba-tiba membelok, dan batu itu justru menghantam helm seorang pengendara motor lain.

BRAAK! Pengendara itu oleng, hampir jatuh.

Mata Talita membelalak. “Sial!” Ia panik, menepuk-nepuk bahu tukang ojek.

“Cepat! Gas! Cepat kabur!”

^^^^

Wanita yang kena batu itu berhasil menguasai motornya, lalu langsung mengejar Talita. Suara umpatan dan gestur tangannya begitu kasar, membuat orang-orang di jalan ikut menoleh. Tukang ojek online yang membawa Talita mulai kewalahan.

“Mbak, saya ojek, bukan pembalap! Saya nggak mau terlibat masalah!” teriaknya. Kemudian ia menepi dan menurunkan Talita di pinggir jalan, lalu kabur meninggalkan asap knalpot.

Talita menoleh, dan tepat saat itu, pengendara motor yang kena batu sudah sampai di hadapannya. Helmnya ditarik lepas, memperlihatkan wajah seorang wanita dengan rambut pendek sebahu dan sorot mata penuh amarah.

“Kamu gila, ya?! Mau bunuh orang?! Lima juta ganti rugi sekarang juga!” hardiknya lantang.

Talita mundur setengah langkah, mencoba menenangkan situasi. “Maaf..Saya mau lempar anjing gila dijalan tadi, tapi malah salah sasaran. Ini… sepuluh ribu dulu. Sisanya saya cicil. Tolong kasih nomor rekening.”

Wanita itu melotot tak percaya. “Sepuluh ribu? Untuk helm retak dan bahu saya memar?!”

Wanita itu melipat tangannya di dada, menatap tajam, dan berkata lantang, “Tahu nggak kamu, siapa saya? Saya El Mariachi, jurnalis top! Lima juta itu terlalu kecil. Kalau saya tulis berita tentang kamu, hidupmu hancur dalam semalam.”

Talita terdiam. Nama itu bukan nama asing. El Mariachi, jurnalis dengan ratusan ribu pembaca, selalu haus akan berita sensasional. Seketika, pikiran Talita berputar cepat. Jika El Mariachi ada di sini, membuntuti Angkasa, pasti ada hubungannya.

“Kenapa kamu mengikuti Angkasa?” Talita langsung menusuk dengan pertanyaan.

El Mariachi sempat terperanjat, seperti ketahuan rahasianya. Tapi bibirnya akhirnya menyeringai. “Beritanya laris. Semua orang tergila-gila pada Angkasa. Fans-nya lahir begitu saja. Satu foto dia di kafe bisa jadi trending. Bayangkan kalau aku dapat berita eksklusifnya.”

Talita tersenyum samar. Pikirannya mulai menyusun siasat baru. “Kalau begitu, kita bisa saling membantu. Aku Talita, perawat di rumah Angkasa. Aku bisa memberimu informasi… dengan syarat, kita berdamai dan kau tidak menulis tentang aku diberitamu.”

Wanita itu, El Mariachi mendengus tak percaya saat Talita menyebut dirinya perawat.

“Perawat?” suaranya meninggi. Mata elangnya menyapu tubuh Talita dari ujung kepala hingga kaki. “Jangan bercanda. Dengan wajah seperti itu… kulit putih mulus, tubuh semampai, tatapan mata yang tajam sekaligus manis… Kau lebih mirip simpanan rahasia, atau bahkan istri sirinya.”

Talita tidak terkejut. Ia sudah menduga komentar semacam itu akan keluar. Ia malah menegakkan dagu, suaranya datar tapi tegas, “Aku tidak butuh pengakuanmu. Kau boleh percaya atau tidak, tapi aku ada di rumah Angkasa setiap hari, bukan untuk memanaskn ranjangnya, melainkan menjaga saudaranya.”

Jawaban itu membuat El Mariachi terdiam sejenak. Ada keberanian dan ketenangan yang tidak ia duga. Talita tidak sekadar cantik, ia juga berani menatap balik tanpa gentar.

“Menarik,” gumam El Mariachi sambil melipat tangan di dada. Senyumnya condong ke sinis, tapi matanya berbinar. “Kalau begitu, kau benar-benar punya akses yang selama ini tak bisa ditembus jurnalis mana pun.”

Talita menahan senyum tipis. Ia tahu dirinya baru saja membalik situasi.

El Mariachi lalu melanjutkan dengan nada penuh gairah, “Kau tahu, setiap tulisan tentang Angkasa selalu meledak. Karena pria itu… hmm? Tampan tentu saja, tapi bukan tampan biasa. Dia punya wajah yang simetris sempurna, rahang tegas, hidung mancung, mata dingin yang nyaris tak pernah menunjukkan emosi. Posturnya tinggi, atletis, dada bidang, tubuh berotot seperti patung yang dipahat. Dan jangan lupakan… dia punya otak brilian. IT, bisnis, strategi, semua dikuasai. Fans-nya menyebut dia oppa Korea versi nyata. Dia kombinasi sempurna, kekayaan, kecerdasan, dan aura dingin yang justru bikin wanita-wanita berdesir ingin menaklukkannya.”

Nada suara El Mariachi terdengar seperti orang yang sedang menceritakan obsesi.

Talita mendengarkan dengan tenang. Dalam hati ia merasakan ironi pahit—ia tahu betul pria sempurna yang diagung-agungkan itu dimatanya seperti opet yang telah merenggut hidupnya. Tapi di depan El Mariachi, ia hanya menampilkan senyum samar, seolah ikut mengagumi Angkasa.

“Aku bisa berikan sesuatu yang lebih dari sekadar foto candid,” ujar Talita pelan namun penuh keyakinan. “Aku bisa memberi tahu apa yang ia lakukan di rumahnya. Apa yang tidak pernah dilihat kamera. Itu jauh lebih berharga daripada gosip di jalanan.”

El Mariachi menatapnya lama, lalu tersenyum miring. “Kau berani juga, ya? Baiklah. Aku terima tawaranmu. Tapi ingat, sekali kau tipu aku… aku pastikan hidupmu tamat.”

Talita tak bergeming. “Aku tidak takut. Aku lebih suka bermain api… asal aku yang memegang korek apinya.”

Mata El Mariachi menyipit, lalu ia tertawa kecil. “Kau benar-benar bukan wanita biasa.”

Mereka akhirnya berjabat tangan, mengikat kesepakatan rahasia.

Dua perempuan yang berbeda tujuan, kini terhubung oleh satu nama: Angkasa.

Dan tanpa mereka sadari, permainan berbahaya baru saja dimulai.

1
Asih S Yekti
lanjut , cerotanya bagus aku suka
Asih S Yekti
penulis baru tp bagus kok g banyak tipo penyusunan bahasanya juga bagus
Intro: Trimakasiih.. /Smile/
total 1 replies
Ceyra Heelshire
kasian banget /Whimper/
Intro
Hai, ini karya pertama ku..
makasih sudah mampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!