"Jika kamu tidak mau menikah dengan Louis secara suka rela, anggap saja ini sebagai tanda balas budimu karena aku telah membiayai seluruh pengobatan ibumu."
Perkataan Fradella membuat dunia Irene runtuh. Baru saja dia bahagia melihat ibunya bisa berjalan kembali, tapi kini Irene harus ditimpa cobaan lagi.
Menikah bukanlah sesuatu yang mudah. Menyatukan dua insan yang berbeda, dua kepribadian menjadi satu dan saling melengkapi kekurangan masing-masing itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Bagaimana dengan nasib Irene setelah pernikahannya dengan Louis. Pernikahan antara pelayan dan sang presdir, akankah berjalan layaknya pernikahan pada umumnya?
Lalu akankah Louis membukakan hatinya untuk Irene setelah mereka menikah? Ikuti kisah Irene dan Louis disini ya🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon risna afrianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dimana Irene
Irene tidak sadarkan diri dan terjatuh ke lantai. Irene memiliki pobia terhadap ruangan gelap, dia tidak bisa bernafas saat berada dalam gelap. Saat Irene berada dalam kegelapan, dia akan merasakan sesak dalam dadanya hingga akhirnya dia tidak bisa bernafas dan jatuh pingsan.
Louis merasa ada yang aneh dengan Irene. Sudah lebih dari setengah jam Irene tak kunjung kembali dari toilet. Louis hendak mencari Irene namun dia dicegah oleh Scarlet, wanita itu mengajak Louis untuk menemaninya makan.
“Maaf Scarlet, tapi aku sudah sangat kenyang. Dan aku juga harus mencari Irene.” Penolakan yang Louis lakukan terhadap Scarlet membuatnya sangat murka. Mengingat bagaimana dulu Louis sangatlah tergila-gila padanya.
Namun dulu Scarlet memilih untuk meninggalkan Louis karena dia menemukan laki – laki yang jauh lebih kaya dan lebih tampan dari penampilan cupu Louis. Sekarang Scarlet kembali ingin mendapatkan Louis karena laki-lakinya dulu telah bangkrut, dan sekarang Louis juga sudah menjadi laki-laki yang sangat tampan.
Louis pergi untuk mencari Irene setelah Scarlet menyita waktunya sedari tadi. Dia cukup panik sambil berteriak memanggil-manggil nama sang istri.
"Irene.. Irene," panggil Louis.
"Bukankah hanya ini toilet di ballroom, tapi dimana dia." Dengan panik Louis berjalan kesana kemari mencari Irene.
"Pak, apakah ada toilet lain di sekitar sini?" tanya Louis kepada ob yang baru saja bertemu dengannya.
"Maaf Tuan, tapi hanya toilet ini yang tersedia di ballroom," jawab laki - laki itu.
"Loh ko lampunya mati," guman laki - laki itu mendekati sklar lampu lalu menyalankannya.
Office boy itu masuk ke dalam toilet, sejenak Louis hanya memperhatikannya. Tapi tiba - tiba ada sebuah dorongan dalam dirinya untuk ikut masuk kesana.
"Hallo apakah ada orang?" ucap office boy tersebut.
"Tunggu Pak, toilet yang ini tertutup." Louis menunjuk ke salah satu toilet yang pintunya terkunci.
"Hallo, apakah ada orang didalam?" teriak office boy itu.
"Biar saya buka saja." Office boy itu mengeluarkan kunci toilet dan membukanya.
Kreekk..
Louis dibuat terkejut saat pintu terbuka, tubuh Irene yang dingin terbujur di lantai toilet.
"Irene." teriak Louis.
"Tuan mengenalnya?" tanya office boy tadi.
"Dia istri saya," jawab Louis singkat.
Louis mengankat tubuh Irene, dia buru - buru membawa Irene ke kamar hotel. Karena hotel ini adalah salah satu aset milik Chen Company jadi Louis tidak perlu memboking terlebih dulu. Dia sudah punya kamar president suite tersendiri disana.
Perlahan Louis membaringkan tubuh Irene ke atas tempat tidur. Wajahnya pucat dan tubuhnya sangat dingin karena bajunya yang basah. Mungkin Irene panik hingga lupa mematikan kran air hingga membasahi tubuhnya yang terjatuh di lantai.
Louis memberanikan diri untuk mengganti pakaian Irene yang basah. Perlahan dia membuka gaun yang Irene kenakan. Saat Louis melihat tubuh istrinya yang sudah tidak berbusana, rasanya dia tidak lagi bisa mengendalikan diri.
Perlahan Louis juga mulai melucuti pakaiannya, tanpa menyisahkannya satupun. Tangan Louis menyusuri wajah cantik Irene, tapi tiba - tiba wanita itu terbangun.
"Dimana aku?" tanya Irene saat matanya terbuka.
"Apa yang akan kamu lakukan?" Irene terkejut melihat dirinya dan juga suaminya sudah tanpa busana.
"Tenanglah, tadi aku berniat ingin mengganti pakaianmu yang basah. Tapi setelah melihatmu seperti ini aku tak lagi bisa menahannya." Bisik Louis ditelinganya.
Sejenak Irene hanya terdiam, bukankah ini yang dia harapkan. Disentuh oleh suaminya, dan dicintai oleh suaminya.
Louis mulai menciumi wajah Irene, dan tangannya bergerilya kemana - mana. Irene hanya diam menikmati perlakuan Louis. Bagaimanapun Louis adalah suaminya, dan dia akan salah jika menolak permintaan Louis.
Louis mengarahkan miliknya yang sudah siap bertempur ke arah Irene. Mata Irene terpejam merasakan sakit yang sangat dibagaian bawah tubuhnya.
Louis membaringkan tubuhnya disamping Irene setelah pergulatan panjang mereka. Keringat masih membasahi tubuh kekar Louis.
"Tidurlah, aku akan memelukmu." Louis memeluk Irene dari belakang.
Dia sejenak lupa apa yang baru saja menimpa Irene di toilet. Kesenangan yang baru saja ia rasakan bersama Irene sangat menghipnotisnya. Ini baru pertama bagi Louis dan juga bagi Irene.
Seorang wanita masuk ke dalam toilet, dia membuka satu persatu bilik itu tapi tidak menemukan apa yang dicarinya.
"Sial, siapa yang menolongnya," guman wanita itu.
suka dg kisahnya yg tdk memperdulikan kasta