NovelToon NovelToon
Tertawan Diantara 2 Takdir

Tertawan Diantara 2 Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Lama menghilang bak tertelan bumi, rupanya Jesica, janda dari Bastian itu, kini dipersunting oleh pengusaha matang bernama Rasyid Faturahman.

Sama-sama bertemu dalam keadaan terpuruk di Madinah, Jesica mau menerima tunangan dari Rasyid. Hingga, tak ingin menunggu lama. Hanya berselisih 1 minggu, Rasyid mengitbah Jesica dipelataran Masjidil Haram.

Namun, siapa sangka jika Jesica hanya dijadikan Rasyid sebagai yang kedua.

Rasyid berhasil merobohkan dinding kepercayaan Jesica, dengan pemalsuan jatidiri yang sesungguhnya.

"Aku terpaksa menikahi Jesica, supaya dia dapat memberikan kita putra, Andini!" tekan Rasyid Faturahman.

"Aku tidak rela kamu madu, Mas!" Andini Maysaroh.

*

*

Lagi-lagi, Jesica kembali ketanah Surabaya. Tanah yang tak pernah ingin ia injak semenjak kejadian masa lalunya. Namun, takdir kembali membawanya kesana.

Pergi dalam keadaan berbadan dua, takdir malah mempertemukanya dengan seorang putra Kiyai. Pria yang pernah mengaguminya waktu lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Mbok Minah tersentak kuat. Pergi? Apa yang membuat Nona Mudanya itu pergi dari rumah? Lalu ... Bagaimana kondisi kehamilannya? Tubuh Mbok Minah ikut melemah seketika.

"Aden, sebentar! Apa Aden tahu, jika tadi malam Non Jesica datang ke rumah orang tua Anda? Soalnya Nona tadi malam pamit pada saya, katanya mau menemui Aden!" jabar Mbok Minah dengan netra berkaca.

"Datang kerumah?" Rasyid benar-benar tidak tahu. 'Apa Jesica malam itu mendengar semuanya? Apa Jesica juga sempat bertemu Andini?'

Tangan Rasyid terkepal kuat. Dadanya bergemuruh, dengan langkah lebar itu ia berniat menemui Andini.

*

*

Jesica sudah hampir lelah. Dari pintu ke pintu ia bertanya, namun kontrakan maupun kos itu sudah penuh.

Dan hal itu, tidak luput dari pandangan pria yang hampir menabraknya tadi. "Wanita itu ngapain? Apa dia sales? Tapi nggak deh. Sepertinya dia sedang cari kontrakan." Karena ditepi jalan itu terdapat plang dengan tulisan.

 'Menerima Kontrakan serta Kos'

"Ah bodo amat deh! Kenal saja nggak," Pria bernama Yusuf itu segera mengenakan kembali helmnya, dan langsung menyalakan motornya. Dengan sekali tarikan gas, motor besar itu melaju.

Namun, apa yang bibirnya ucapakan, rupanya bertolak belakang dengan hati kecilnya. Yusuf segera membelokan motornya dengan cepat.

"Ya Allah, begini rasanya hidup sendiri tanpa punya kerabat yang dekat!" Jesica saat ini duduk ditepi jalan didepan rumah seseorang, karena tubuhnya merasa lelah sekali. Pandangan Jesica jatuh pada perut ratanya, "Sayang ... Kamu sehat-sehat ya Nak! Mamah pasti akan memberikan yang terbaik untukmu! Untuk sementara, kita berjuang dulu ya!"

Dinttt!!!!

Jesica tersentak, dan seketika berdiri. "Anda? Anda ngapain ngikutin saya? Jngan-jangan Anda ini orang nggak bener ya?"

Yusuf segera turun. "Enak saja kalau ngomong! Saya juga terpaksa kesini. Lagian ... Kamu ngapain disini?" dahi Yusuf mengernyit menatap Jesica.

"Bukan urusanmu! Mending kamu pergi saja dari sini. Lagian, kita nggak pernah kenal sebelumnya. Jadi jangan sok akrab!" Jesica bangkit, ia lalu melanjutkan jalanya sambil menyeret kembali koper itu.

Sejujurnya ia lelah, namun apa boleh buat. Keadaan memaksanya seperti ini. Bisa saja ia memilih menginap dihotel. Namun, hal itu akan lebih mudah ditemukan oleh mertuanya.

"Bisa-bisanya dia mengabaikanku." gerutu Yusuf. Ia kembali melajukan motornya. Namun kali ini cukup pelan, karena ia masih terus mengikuti jalan Jesica.

Namun, Jesica malah spontan membalikan badan. Hingga Yusuf kembali mengerem motornya mendadak.

"jika Anda memang ingin membantu saya, tolong carikan perumahan yang nyaman. Saya akan membelinya!" ucap Jesica dengan wajah seriusnya.

Yusuf terdiam cukup berpikir keras. Ia baru sadar, jika orang tuanya memiliki pesantren. "Begini saja, sebagai penebus maaf saya ... Kamu ikut saya ke pesantren, karena kebetulan saya juga tinggal disana!"

'Pesantren? Apa dengan itu aku dapat menenangkan pikiranku terlebih dahulu.' Jesica mengangguk. "Baik, saya mau! Saya ingin belajar agama juga."

Yusuf mengernyit, kala tangan Jesica kembali mengusap perutnya. "Kamu belum sarapan? Kita sarapan saja dulu didepan, sambil kamu nunggu taxi pesanan kamu." Tawar Yusuf merasa kasian.

Ingin menolak karena terlalu segan, namun ia tidak mungkin mengabaikan tumbuh kembang janinnya. "Boleh, saya juga sudah lapar!" Jesica kembali mengusap perutnya. 'Sayang, kita makan dulu ya! Sebentar lagi kita akan dapat tempat tinggal!'

'Apa yang sebenarnya terjadi pada wanita itu?' Yusuf agak berpikir cukup keras.

Begitu Jesica masuk kedalam rumah makan, disebrang jalan, mobil yang dibawa Rasyid baru saja lewat.

"Ya Allah, lindungilah istri hamba! Sayang ... Kamu dimana? Maafkan aku! Maaf jika aku salah! Padahal, aku sudah akan mendaftarkan pernikahan kita. Jesica ... Pulanglah!" sambil menyetir dan mengedarkan pandang pada jalan, Rasyid kembali menangis.

Rasyid benar-benar merasa kehilangan separuh jiwanya. Biasanya, Jesica selalu memberikan senyum setiap paginya. Memberikan kalimat-kalimat sebagai penyejuk hatinya. Namun kini, hati Rasyid benar-benar hampa.

Mobil mewah yang ia bawa, kini berhasil memasuki gerbang rumah pribadinya dengan Andini.

"Andini ... Andini ... Dimana kamu?" Rasyid berteriak didalam rumahnya, menampakan wajah bengis.

Andini baru saja turun dari tangga. Bibirnya melekuk indah, namun wajahnya agak cemas. "Mas, kamu pulang? Ada apa teriak-teriak-"

"APA YANG SUDAH KAMU UCAPKAN PADA ISTRIKU? JAWAB?!" Bentak Rasyid hingga suaranya menggelegar kuat.

Dada Andini bergemuruh. Ia yang baru saja bangun tidur, karena masih memakai piyama, kini tampak panik seakan nyawanya berada diujung tanduk.

"Kamu ini ngomong apa sih, Mas? Siapa yang bilang pada Jesica?! Aku aja nggak pernah ketemu sama istri mudamu itu?" dalih Andini memalingkan wajah kesal.

Wajah Rasyid semakin memerah. Rahangnya menggeretak kuat, sambil memajukan langkahnya. "Jangan kamu sangka aku tidak tahu, Andini! Berdalih seperti apapun, bagiku ucapanmu sekarang adalah SAMPAH!" sentak Rasyid sambil menuding wajah istrinya. "Dan satu lagi ... Aku sudah mendaftarkan perceraian kita! Tunggu saja, sebentar lagi gugatan itu akan sampai padamu!" tekannya.

Rasyid langsung bergegas kembali.

Entah kemana lagi tujuanya, Rasyid hanya dapat melajukan mobil itu tanpa tujuan yang jelas. Jika saja Jesica memiliki kerabat atau teman, maka Rasyid akan lebih gampang bertanya. Namun kenyataanya ... Jesica hanya sebatang kara.

Tidak mungkin pula, ia bertanya kepada mertuanya di Singapore. Semuanya terasa ambigu, tanpa mendapat jawaban yang jelas.

"BODOH! KAMU BODOH RASYID!" Teriak Rasyid sambil memukul setir mobilnya.

Drtt?!!!

Rasyid tersadar, saat gawainya bergetar. Dan rupanya sang Ayah yang menelfonya kembali.

"Hallo Yah, bagaimana?"

📞 "Jangan melupakan kesehatanmu! Kamu pasti belum makan 'kan?" tanya Tuan Gio merasa cemas.

"Nggak, Yah! Bagaimana aku dapat makan kenyang, sementara istriku sekarang entah dimana!" jawab Rasyid dengan suara bergetar.

📞 "Ini semua pasti gara-gara ucapan Ibumu! Ingat Rasyid, setelah ini ... Kamu harus memiliki pendirian yang kuat! Jangan dengarkan ucapan Ibumu, jika itu merusak rumah tanggamu!"

Rasyid hanya mampu menjawab dengan desahan lelah. Ia baru tersadar, jika ucapan Ibunya selama ini, itulah yang menjerumuskannya kedalam neraka perkawinan.

Sementara dilain tempat, kini Tuan Gio merasa geram dengan istri pertamanya itu. Ia melemparkan gawainya diatas ranjang, sambil memijat pangkal hidungnya.

"Apa yang terjadi dengan Rasyid, Mas?" Bu Fatiya memekik, kala mendengar suara putranya yang begitu lemah.

"Jesica pergi dari rumah, Sayang! Mungkin Jesica mendengar percakapan Rasyid dengan Hilma. Dan sekarang, putra kita merasa bersalah." Tuan Gio memegang kedua pundak istrinya. "Padahal, sebentar lagi Rasyid akan meresmikan hubunganya. Tapi Jesica malah pergi!"

"Hilma benar-benar keterlaluan! Aku tahu apa yang ada diisi otaknya. Rasyid hanya dijadikan umpan untuk membalaskan dendamnya padaku! Dia tidak bersungguh-sungguh menyayangi putraku!" kali ini Bu Fatiya benar-benar menggeram. Sudah cukup dia saja yang dibuat menderita. Fatiya tidak akan membiarkan, Hilma juga merusak kebahagiaan putranya.

*

*

Tepat pukul setengah 9 pagi,

Taxi yang Jesica tumpangi, berhasil tiba di Pondok Pesantren Al-Hikmah.

"Terimakasih, Pak!" ucap Yusuf begitu menerima koper Jesica.

Kedua mata Jesica membola lebar, disaat ia tahu jika pondok itu milik Kiyai Ismail. Tatapan Jesica jatuh pada Yusuf, "Kamu tinggal disini? Bagaimana bisa?"

Berjalan lebih dulu sambil menyeret koper milik Jesica. Ia menjawab, "Siapa yang tak kenal dengan seorang Yusuf Ahmad Yahya, putra tertampan dari Kiyai Ismail bin Yahya!"

Jesica sampai menganga. "Apa? Kamu putranya Umi Khadijah dan Kiyai Ismail? Nggak, nggak mungkin!" sanggah Jesica merasa tidak percaya. Mana mungkin pria tengil didepanya itu putra seorang Kiyai?

"Kau tidak percaya? Tentu tidak masalah! Lagi pula, hidupku tidak perlu validasi apapun." jawab Yusuf dengan wajah tengilnya.

Hingga, mereka berdua kini berhenti didepan rumah megah satu lantai. Begitu pintu terbuka, Umi Khadijah terkejut, saat melihat Jesica datang bersama putranya.

"Ya Allah ... Ini benar Nak Jesica?! Ya Allah ... Nak Jesica apa kabar? Bagaimana bisa bareng sama putra Umi?" Umi Khadijah menatap penuh haru, hingga langsung merengkuh pundak ibu hamil itu.

Yusuf mendesah dalam. "Lha Umi, ini yang anaknya siapa, yang di sambut siapa?!" gerutunya menahan kesal. "Emangnya Umi sudah kenal sebelumnya, apa?" kini Yusuf agak mengernyit menatap kedua wanita didepanya.

"Umi kenal sudah lama, Yusuf! Ayo Nak Jesica masuk! Nanti ceritain semuanya sama Umi, kok bisa ketemu putra Umi." Umi Khadijah mengajak Jesica masuk kedalam.

1
evi carolin
hadeh keliatannya berat sebelah ni rasyid trlalu mengutamakan keluarga kasian kamu jesica walau gemana pun kamu pst banyak mengalah dan dikalahkan
Septi.sari: iya kak kasian 🤧🤧🤧
total 1 replies
Khoirun Nisa
lanjut ka
Septi.sari: syukron bintangnya kak🙏❤❤❤❤
total 1 replies
Nisa_Flour01
aku mampir nihh, jangan lupa di back ya Thor
Nisa_Flour01
aku bingung gimana jelasinnya. intinya semangat Thor. update lagi yaww

jangan lupa mampir dan react balik yaaa. thank you
Septi.sari: syukron kak nisa.🙏🙏🙏❤❤❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!