"A-apa ini?" lirih An Yue menatap sendu sosok pria di depannya.
Demi membuat kekasihnya menjadi seorang Kaisar An Yue, Ratu lblis di Dunia bawah dengan suka rela turun dari tahtanya lalu memberikannya pada kekasihnya.
Namun, apa yang dia dapatkan setelah
melakukan banyaknya pengorbanan untuk pria itu?Hanya sebuah pengkhianatan yang tak pernah An Yue duga dan tak akan pernah An Yue lupa.
Di hari pernikahannya bukannya mendapatkan sebuah kehidupan yang indah An Yue harus merenggang nyawa di tangan calon suaminya sendiri.
"Di kehidupan ini aku kalah tapi di kehidupan
selanjutnya aku akan menjadi Dewi Kehancuran untuk kalian semua!"
************
"Aku kembali, tunggu akan kedatanganku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CancerGirls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Mencari Perkara
Pangeran Kedua berjalan sendirian menuju ke arah kamar An Yue yang berada tak jauh dari sana, sampai di kamar An Yue ia bisa melihat akan keberadaan Jingmi selaku pelayan pribadi dari An Yue.
sedangkan Jingmi yang melihat akan keberadaan dari Pangeran Kedua segera
memberikan penghormatan pada Pangeran Kedua.
" Salam Pangeran," Jingmi membungkukkan badannya terhadap Pangeran Kedua yang
membuat Pangeran Kedua menoleh ke arahnya.
" Dimana Meimeiku?" tanya Pangeran Kedua dengan datar.
" Tuan Putri Saat Ini Sedang Berada Di Dalam Kamar Pangeran, Jika Masih Waktu Seperti Ini Tuan Putri Memang Belum Bangun Dan Tak Suka Di Bangunkan," kata Jingmi dengan tenang.
mendengar akan hal itu Pangeran Kedua mengangguk-anggukan kepalanya dengan
segera ia berjalan mendekat ke arah pintu tapi di hentikan oleh Jingmi.
" Yang Mulia ..."
" Tidak Apa Jingmi, Aku Tidak Akan Membangunkannya, Aku Hanya Ingin Melihat Meimei Kecil Yang Telah Aku Tinggalkan
Selama Ini," kata Pangeran Kedua yang membuat Jingmi kembali membungkukkan badannya.
" Maafkan Saya Pangeran," ucap Jingmi yang hanya di balas akan deheman saja.
dengan langkah tegasnya Pangeran Kedua masuk ke dalam kamar An Yue dengan langkah pelan agar tidak membuat sang adik terbangun.
Pangeran Kedua mendekati ranjang hingga
akhirnya ia melihat akan wajah cantik sang adik yang begitu nyenyak dan damai di waktu
tidurnya membuat dada Pangeran Kedua juga ikut lapang melihat adik kecilnya itu baik-baik saja.
" Kamu Hampir Membuat Gege Mati Berdiri Dengan Aksi Kamu Kemarin Malam Meimei, Aku Tak Menyangka Kepergianku Selama 2 Tahun Juga Akan Sangat Berdampak Padamu Maafkan Gege Yang Pergi Meninggalkan Kamu Waktu Itu, Andaikan Gege Tidak
Meninggalkan Kamu Mungkin Saat Itu Kamu Tidak Akan Di Ganggu Oleh Mereka Dan Kamu Tidak Akan Kelaparan," lirih Pangeran Kedua.
dia menyesal karena waktu itu dia tak sempat
berpamitan pada adik kecilnya itu bahkan waktu itu uang sakunya tak dia beri pada Jingmi untuk kebutuhan sang adik.
Pangeran Kedua merapikan rambut dari An Yue yang terlihat berantakan tanpa
membangunkan gadis kecil itu bangun.
setelah beberapa saat terlihat An Yue yang
mengerjabkan matanya, saat membuka mata pemandangan pertama yang dia lihat adalah
kakak laki-lakinya yaitu Pangeran Kedua.
" Gege!" seru An Yue yang langsung bangun dan melompat ke dalam gendongan Pangeran Kedua.
tentu saja Pangeran Kedua dengan sigap langsung menangkap akan tubuh kecil dari An Yue agar tidak sampai jatuh di lantai.
" Yue-Yue Merindukan Gege Hui," kata An Yue dengan suara pelan memeluk pria yang
menjadi kakaknya itu dengan erat.
" Yue-Yue? Siapa Yue-Yue?" tanya Pangeran Kedua dengan menjauhkan wajahnya dari tubuh sang adik.
Pangeran Kedua tidak tahu siapa itu Yue-Yue kenapa An Yue menyebut nama itu.
" Yue-Yue Adalah Nama Panggilan An Yue Untuk Diri Sendiri Dan Gege Hui Bisa
Memanggil An Yue Dengan Sebutan Nama Yue-Yue, Biar Terdengar Lucu Dan Imut," kata
An Yue dengan senyum lebarnya menunjukan giginya yang rapi.
" Ah Baiklah Jika Itu Kemauan Meimei Cantikku Ini, Sekarang Cuci Muka Dan Setelah Itu Kita Makan, Gege Sudah Menyiapkan Makan Enak Untuk Meimei Tercinta," ungkap
Pangeran Kedua dengan menurunkan An Yue di lantai.
" Makan Apa Kita Hari Ini?" tanya An Yue dengan semangat empat lima.
" Ah Ada Bebek Panggang, Bakpao Rasa Daging, Sup Ikan, Ada Juga Daging Rusa Yang Di Bakar Dengan Di Kasih Tambahan Bubuk Cabai Sedikit Lalu Di Tambah Dengan Sedikit Gula, Jangan Lupakan Kalau Ada Juga Daging Kelinci Yang Di Bakar Utuh-utuh, Dagingnya Pasti..." ucapan Pangeran Kedua terhenti tat kala An Yue sudah lebih dulu berlari ke arah pemandian.
" Aku Akan Mandi Dengan Cepat, Yue-Yue Berjanji!" teriak An Yue dari pemandian.
Pangeran Kedua yang mendengar akan apa yang dikatakan oleh An Yue hanya bisa menghela nafas.
nyatanya adiknya tak berubah sama sekali, ia tetap menyukai makanan bedanya hanya kepribadian saja dimana An Yue lebih kejam dari 2 tahun yang lalu.
" Anak Itu...Jika Sudah Menyangkut Makanan Maka Semua Hal Akan Dia Lupakan," kata Pangeran Kedua yang terkekeh lucu.
tak berapa lama An Yue keluar dnegan menggunakan pakaian seadanya dan juga
rambutnya yang masih setengah basah dan acak-acakan membuat Pangeran Kedua
menggelengkan kepala miris.
" Ayo Kita Cari Makanannya," kata An Yue yang langsung menyeret akan Pangeran Kedua tanpa memperdulikan penampilannya yang sudah seperti hantu.
Kriieeettt...
" ASTAGA NONA...! APA YANG ANDA LAKUKAN? KENAPA KELUAR SEPERTI INI?" pekik Jingmi yang benar-benar kaget dengan apa yang dia lihat itu.
bagaimana tidak, penampilan Nonanya saat ini benar-benar seperti gembel.
" Apanya Yang Bagaimana?Memangnya Apa Yang Salah Dengan Penampilan Aku?" kesal
An Yue yang berkacak pinggang menatap garang kepada Jingmi.
sayangnya di mata Jingmi tatapan garang An Yue justru terlihat seperti anak kucing yang sedang merajuk saja.
" Anda Bertanya Apa Yang Salah? Nona, Lihat Penampilan Anda, Penampilan Anda Sudah
Seperti Gembel Alias Pengemis Di Luar Sana Yang Tidak Mandi Selama 1 Minggu," cicit Jingmi dengan pelan.
" Sembarangan! Aku Habis Mandi Yak," kesal An Yue.
enak sekali dirinya dikatakan sebagai gembel.
" Nona Anda Benar-benar Terlihat Seperti Gembel, Kemari Biar Hamba Rapikan Anda Dulu," dengan entengnya Jingmi langsung menggendong An Yue membawanya amsuk kembali ke dalam kamar.
" Hei Lepaskan Aku! Aku Mau Makan," kesal An Yue yang memberontak di pelukan Jingmi yang jelas tenaganya jauh berbeda dengan Jingmi yang usianya sudah 19 tahun
sedangkan dirinya baru 7 tahun.
" Diamlah Nona, Anda Tidak Akan Bisa Lepas." kata Jingmi dengan santai berjalan masuk ke
dalam kamar meninggalkan Pangeran Kedua yang mematung.
" Dia Patuh? " gumam Pangeran Kedua yang melihat An Yue tidak marah saat orang lain
menghalanginya.
padahal selama ini An Yue sangat tidak suka di sentuh dan di atur namun, Jingmi adik kecilnya itu langsung tak berkutik.
sedangkan di dalam kamar An Yue hanya bisa melipat tangan di dada dengan memasang ekspresi kesal sekaligus cemberut kala dirinya tak bisa lepas dari Jingmi.
" Cih Gelar Ratu Iblisku Bahkan Tak Berguna Disini, Jadi Anak Kecil Itu Merepotkan, Andaikan Aku Sudah Besar Pasti Sekali Tendang Juga Jingmi Langsung Terbang, Sial Kenapa Aku Harus Menjadi Bayi? Coba Saja Aku Langsung Menjadi Putri Dewasa Atau Tidak Menjadi Ratu Itu Pasti Tambah Seru, Bukan Menjadi Anak Kecil Yang Di Gendong Sana Sini," gerutu An Yue dalam hati.
Jingmi mendudukan An Yue di kursi depan meja rias lalu mulai merapikan rambut kusut sang Nona, Jingmi dengan telanten menyisir lalu mengikat setengah rambut An Yue lalu di berikan sebuah pita bulan sabit di kepala An Yue.
Jingmi tidak menambahkan aksesoris lain
karena ia tahu An Yue tidak suka kepalanya berat di tambah gadis kecil itu tak suka
berlebihan.
padahal perhiasan gadis kecil itu lumayan banyak juga karena para pelayan dan kesatrianya akan membelikannya hadiah berupa perhiasan selesai melakukan misi di luar atau habis gajian.
walau harga perhiasan itu jelas tidak mahal namun mereka senang bisa membelikan hadiah untuk An Yue.
sedangkan An Yue, gadis kecil itu tidak melihat seberapa mahal dan seberapa murah
barang yang mereka berikan akan tetap dia ambil dan akan tetap dia pakai walau memang tidak setiap hari.
" Apakah Sudah?" tannya An Yue dengan suara ketusnya.
" Sudah Nona, Apa Mau Saya Gendong Lagi?" tanya Jingmi yang di balas dengan decakan
sinis oleh An Yue.
" Tidak Perlu," ketus An Yue yang turun dari kursinya lalu berjalan cepat menuju pintu
kamarnya meninggalkan Jingmi yang hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan
Nonanya itu yang sangar arogan sama dengan Kaisar Zhu.
" Temperamen Mereka Sama Persis Bahkan Sama-sama Arogan, Sayang Sekali Yang
Mulia Kaisar Tidak Melihat Akan Bagaimana Menggemaskannya Nona An Yue," lirih Jingmi.
" Gege Ayo Makan!" ajak An Yue dengan semangat empat lima.
" Hm, Kemari Biar Aku Gendong." tanpa mendengar akan jawaban dari An Yue
Pangeran Kedua langsung saja menggendongnya begitu saja membuat An Yue lagi lagi hanya bisa mendengus kesal.
" Sial, Aku Ingin Cepat Besaarrrr...." teriak An Yue daam hati.
setelah beberapa saat berjalan akhirnya mereka sampai di ruang makan dengan lembut Pangeran Kedua mendudukan An Yue di sebuah kursi lalu duduk di samping gadis kecil itu.
" Ayo Makan," Pangeran Kedua memberikan paha bebek di mangkuk An Yue yang jelas saja langsung di sambut dengan senang hati oleh An Yue.
sayangnya baru saja makan sesuap tiba-tiba saja pintu ruangan itu di buka secara paksa
dari luar.
" KAU ANAK KECIL CEPAT IKUT AKU" bentak pengawal yang baru saja masuk dan langsung membentak An Yue.
" Aku?" beo An Yue yang masih memegang paha bebek di tangannya.
" TENTU SAJA KAMU, MEMANGNYA SIAPA LAGI CEPAT YANG MULIA KAISAR MENUNGGU KAMU." pengawal itu langsung menarik An Yue dengan kasar membuat tubuh An Yue yang memang kecil langsung terangkat dan terayun tidak beraturan karena tarikan pengawal itu.
" BRENGSEK, APA YANG KAU LAKUKAN PADA NONAKU, SIALAN!" murka Tang San yang langsung menerjang pengawal itu dengan mengayunkan pedangnya ke arah tangan yang menyentuh tangan kecil An Yue.
Classhhh...
" AAAAARGH TANGANKU!" pria itu langsung berteriak kesakitan.
bagaimana tidak tangannya sudah terputus saat Tang San menganyunkan pedangnya hingga memotong tangannya.
" PERGI KATAKAN PADA JUNJUNGANMU! JIKA DIA MEMBUTUHKAN PUTRI AN YUE MAKA DATANG DAN JEMPUT DIA DENGAN BAIK-BAIK JIKA TIDAK MAKA AKU SENDIRI YANG AKAN MEMBUNUH SIAPA SAJA YANG
DATANG MEMAKSA PUTRI AN YUE."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...