Di suatu kampung yang masih asri disana jauh dari hiruk pikuk nya keramaian.
Di sana sangat Damai tidak ada yang namanya keberisikan yang di timbulkan oleh kendaraan dan lainnya
Namun kedamaian itu hilang tergantikan oleh teror mengerikan suasana Damai itu hilang bak terlelan alam.. Akan kan orang-orang yang ada di sana bertahan untuk melewati teror itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
abab-17. Kasian Pak Sudirman
"Aaaaaahhhhh.... " Terdengar suara pak Sudirman yang berteriak di tengah rumah nya, dia kaget sekaligus marah melihat p pemandangan yang sangat-sangat wah di dalam rumah nya. (bentar Mak ngakak dulu🤣🤣🤣🤣🤣) rumah pak Sudirman bagai kapal pecah terbawa angin puting beliung, lemari kaca pecah hingga hancur, meja-meja kaca pun hancur berkeping-keping bagai di lindas tronton. Dan yang membuat heran nya rumah itu hanya di tinggalkan malam tadi, tapi keadaannya seperti sudah lama tak di singgahi dan yang lebih membuat pak Sudirman marah di sana terdapat bangkai tikus yang berserakan menciptakan bau yang begitu menyengat hingga membuat isi perut Pak Sudirman keluar.
"MAHLUK KURANG AJAR, TUNGGULAH PEMBALASAN KU AKAN KU PASTIKAN KALIAN BERLUTUT KEPADAKU" Ujar pak Sudirman, dia sangat merasa marah dan tak terima keadaan rumah nya hancur berantakan. Kemudian dia menelpon jasa pembersih rumah karna tak mungkin dia membersihkan rumah itu sendirian, dan kebetulan ini bukan rumah utama nya.. ini hanya rumah sementara untuk dia singgahi selagi dia menjalankan pembangunan di kampung legok.
"Dengan kekacauan seperti ini, mana bisa aku tidur di rumah ini.. sebaiknya aku kembali ke hotel, aku harus bisa tidur agar tubuh ku mendapatkan tenaga" ujar pak Sudirman bergumam sendiri.
.
.
.
Di waktu yang sama di tempat yang berbeda, terlihat seorang pria baru baya yang masih gagah dan tampan turun dari mobil nya. Setelah dia resmi membatalkan semua bisnis yang dia kerjakan dia bergegas kembali ke rumah sakit tempat anak nya di rawat.. dia ingin cepat-cepat melihat keadaan anaknya, dan ingin membuktikan kata-kata dari seorang Kyai bahwa anak nya akan sembuh kembali bila dia membatalkan bisnis yang sedang dia jalankan.
"Kreeettt.... " Terdengar suara pintu terbuka.
"Assalamu'alaikum.. Sayang, bagaimana keadaan Shila sekarang apakah dia baik-baik saja!? " ujar pak Hamdan bertanya kepada sang istri.
"Waalaikumsalam, alhamdulillah Shila dari dua jam tadi udah baik-baik aja Pah. Dan kata dokter Shila udah bisa kita bawa pulang, " ujar istri pak Hamdan.
"Alhamdulillah... Untung saja Papah ikutin saran pak Kiyai, kalo enggak... gak tau deh nanti keadaan Shila akan seperti apa. " Ujar pak Hamdan.
"Iya Pah, alhamdulillah sekarang Shila udah kembali seperti semula.. jujur, Mamah takut melihat keadaan Shila kaya semalam Mamah gak bisa bayangin kalo terjadi sesuatu sama Shila, bisa-bisa Mamah jadi gila Pah, " ujar istri pak Hamdan.
"Huss, Mamah tuh jangan mikir yang aneh-aneh deh, lagian Papah juga mana mungkin diem aja liat anak kita seperti itu. Dan Papah janji mulai sekarang Papah akan lebih pilih-pilih lagi untuk mencari rekan bisnis. " Ujar Pak Hamdan.
"Iya Pah, Mamah minta mulai sekarang Papah jangan main jalanin bisnis aja, kita kan gak tau mereka orang seperti apa dan jalan apa yang mereka ambil.. untung kita masih di lindungi sama yang maha Kuasa, dan alhamdulillah kita di temukan dengan orang seperti pak Kyai berkat beliau kita bisa tau anak kita seperti ini karna apa, " ujar istri pak Hamdan.
'Iya Mah. "Ujar Pak Hamdan.
(Maaf ya kemaren Mak gak up soalnya si kecil rewel dan gak mau lepas dari gendongan, jadi Mak gak bisa up.. ini aja Mak up karna dia ada bapak nya😅 dan Mak up dua bab biar sekalian nambal sama yang hari kemaren 🤗).
BERSAMBUNG...
dasar Lurah gebleg/Hammer/
manehna ngadat imahna aya nu ngacak², tapi manehna teu sadar, manehna nage gs ngacak² leuweung tempang cicing sagala makhluk..
kop tah ririwa, demit leuweung, jurig jarian coba pangnakolkn Pak Lurah. kira² teu bisaeun hudang weh menang saminggu mah/Hammer/
masa sesama setan takut/Tongue/
coba salah sahiji nu jadi tumbal teh jalma diluhurna atuh, ulah nu kuli wae. asa sedih nujadi anak pamajikan na..