NovelToon NovelToon
Pesona Aurelia

Pesona Aurelia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Bad Boy
Popularitas:998
Nilai: 5
Nama Author: Na_1411

Aurelia... seorang wanita cantik yang selalu hidup dengan penuh kesederhanaan, dia hidup bersama ibu dan juga neneknya di dalam kesederhanaan.
walaupun banyak cobaan yang datang, aurelia tidak patah semangat dalam menapaki kehidupan yang penuh liku. sampai pada akhirnya dia bertemu dengan seorang laki laki tampan yang membuat hatinya terpatri akan nama dan wajah tampan laki laki tersebut, akankah kisah aurelia akan berakhir bahagia...? jika penasaran dengan cerita ini...? ikuti ceritanya dari awal sampai akhir yaa... selamat membaca…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permintaan Andini dan Saputra.

Angga menatap gelas yang berisi es jeruk di depan mejanya, dia menggaduk pelan sambil sesekali memainkan gadget miliknya, terdengar suara sepatu beradu di lantai dekat tempat duduk angga.

Angga yang tahu siapa yang tengah mendekatinya menoleh ke arah belakang dimana aurel berjalan sambil mengerucutkan bibirmya, angga penasaran dengan apa yang baru saja terjadi dengan aurel tadi.

Angga tahu jika aurel tengah kesal ti entah dengan siapa, setelah melihat aurel duduk di depan angga dengan segera aurel meneguk kasar jus buah naga pesanannya.

“Sehaus itu rel, sampai tersisa separuh minuman milikmu.”

“Ck.. nggak usah banyak omong deh, aku kesel, gue kesel, saya kesel.” Ucap aurel dengan nada sewot nya.

“Perlu aku tahu apa yang terjadi tadi, sampai buat kamu sekesal ini.” Angga penasaran dan sangat penasaran dengan yang di alami aurel tadi.

“Aku tadi ketemu orang gila di kamar mandi, sekarang orangnya udah pergi.” Jawab aurel masih dengan nada kesal.

“Apa perlu kuta lapor pihak mall, agar segera do tindak lanjuti.”

“Nggak perlu, orangnya juga udah pergi. Mending kita makan, tuh sepertinya pesanan kita udah datang.” Aurel menunjuk ke arah pelayan yang membawakan makanan pesanan mereka.

“Oke kita makan, kebetulan aku juga udah laper banget.”

Meraka menikmati makanan yang terlah tersedia di depan meja mereka dengan di selingi tawa renyah dari angga dan aurel, angga yang berhasil membuat aurel melupakan kekesalannya, membuat aurel selalu tersenyum dan tertawa karena guyonan yang di berikan angga.

Sedangkan di tempat lain, Yudistira yang baru saja sampai di rumahnya segera masuk kedalam setelah memarkirkan motornya di dalam garasi, dia segera masuk ke dalam rumah.

Terlihat bik siti pembantu rumah tangga di rumah tersebut menghampiri Yudistira, dia akan berniat membantu anak majikannya membawakan tas milik Yudistira.

“Nggak usah bik, biar aku bawa sendiri, bibik lanjut kerja aja.” Dengan ramah Yudistira menolak niat baik bik siti.

“Baik den, nyonya dan tuan sudah nunggu den yudis di rumah kerja bapak.” Ucap siti menyampaikan pesan dari majikannya.

“Kak tama pulang ke sini bik…?” Tanya Yudistira yang tadi sempat melihat mobil tama Kaka pertama Yudistira.

“Iya den, sepertinya den tama juga ada di dalam bersama tuan dan nyonya.”

Yudistira segera pergi melewati siti yang masih berdiri, sebelum masuk ke ruang kerja papanya. Yudistira berniat akan membersihkan diri terlebih dahulu, dia merasa sangat gerah hari ini.

Setelah sampai di kamarnya, yudis langsung memilih membersihkan diri setelah meletakkan tas miliknya.

Setengah jam pun berlalu, yudis yang sudah terlihat segar segera turun ke bawah, dia ingin segera menemui mama dan papa nya serta kakanya tama.

Yudistira yang sudah sampai di depan pintu tuang kerja papanya segera mengetuk pintu tersebut sebelum masuk kedalam, terdengar suara menyuruhnya masuk kedalam.

“Waaahhhh…. Anak ganteng papa akhirnya pulang juga, sini sini biar papa peluk dulu. Jangan sampai ke duluan sama mama kamu.”

Papa Yudistira yang bernama Anggara Saputra segera memeluk erat tubuh kekar putra ke tiganya, sedangkan Andini yang melihat tingkah suaminya mencibir kesal.

“Liat tuh papa kamu tam, selalu memperlakukan yudis seperti anak kecil.” Bisik Andini ke putra pertamanya.

“Sudah nggak kaget lagi ma, dulu aku juga di perlakukan papa seperti itu waktu pulang dari sekolah.” Balas tama berbisik ke Andini.

“Papa baik baik saja kan, kenapa suruh yudistria pulang.”

Ucapan Yudistira membuat kesedihan di wajah Saputra, sedangkan Andini menggelengkan kepalanya pelan, dia sudah tak heran lagi dengan ucapan putra ketiganya ini.

“Apa perlu nunggu mama suruh kamu pulang, baru kamu ingat pulang ke rumah. Atau kalau perlu papa jual aja apartemen kamu, agar kamu bisa sering sering di rumah.” Ketus Saputra tidak suka akan ucapan Yudistira.

“Bukan begitu pa, tidak biasanya mama nyuruh aku pulang. Atau jangan jangan ada sesuatu yang akan kalian sampaikan ke aku, sampai kak tama pulang ke rumah.”

Yudistria yang sudah melepaskan pelukkan dari Saputra segera berjalan ke arah Andini, dia segera mencium pipi kiri dan kanan Andini dan memeluknya erat.

Setelahnya Yudistira memeluk kakak pertamanya yang tak kalah tampan dari Yudistira.

“Sehat kak…” tanya Yudistira memeluk tama erat.

“Wuih… makin keker aja nih badan, sering nge Jim kamu ya.” Tama menepuk pundak Yudistira keras, dia baru saja menyadari tubuh adiknya terlihat sangat berisi.

“Nggak tiap hari sih kak, bisa di bilang seminggu empat sampai lima kali lah kali lagi Boring aja gitu.”

Yudistira menarik tama duduk di sofa, sedangkan Andini dan Saputra mengikuti putra mereka duduk di sofa.

“Kakak sudha jarang nge Jim, banyak kerjaan yang membutuhkan perhatian ekstra dari kakak.”

“Ck… pa, kenapa papa nggak bantuin kakak kerja di perusahaan cabang. Kasian kak tama jadi tidak ada waktu buat nyari pacar.”

Tiba tiba Saputra melempar bantal ke arah yudistria, dengan cepat yudistria menangkapnya sebelum mengenai wajah tampannya.

“Seharusnya kamu bantu kakak kamu, toh sebentar lagi kamu kam skripsi. Jadi papa harap setelah skripsimu selesai, kamu langsung terjun ke dunia bisnis meneruskan perusahaan milik keluarga.”

“Masih beberapa bulan lagi pa, nanti aja ya… yudis masih mau menikmati masa muda yudis dulu sebelum yudis bertemu tumpukan berkas seperti kak tama.”

Tama dan Andini yang mendengar penolakan dari yudis tertawa seketika, mereka tahu jika Yudistira akan menolak permintaan sang papa seperti biasanya.

“Dengan selalu bersenang senang di klub tiap malam, dan bermain wanita. Begitu mau kamu…” nada bicara Saputra terlihat meninggi, Andini yang berada di samping suaminya segera menyentuh tangan Saputra pelan, dia ingin menenangkan emosi suaminya yang tengah naik saat ini.

“Mumpung masih muda pa, aku akan berhenti ketika ketemu sama wanita yang bisa buat hati aku jatuh cinta karena pesonanya.” Yudistira menatap langit langit di ruang kerja papanya, tapi entah kenapa yang ada di bayangan Yudistira saat ini wajah cantik Aurelia.

“Shit…” ucap yudistria setelah sadar akan lamunannya.

“Apa katamu…!!?” Tanya Saputra semakin kesal dengan kelakuan putra ketiganya.

“Nggak cuma teringat aja sama seseorang.”

“Yudis…” ucap Andini pelan dan terdengar sangat lembut di telinga Yudistira.

“Iya mama sayang.” Yudis menatap wajah yang masih terlihat cantik di usianya, yang menjadi cinta pertama Yudistira dulu sampai sekarang.

“Mama dan papa akan ke rumah oma kamu, jadi mama mohon kamu bisa membantu kakak kamu. Kemarin mama di beri kabar jika oma sakit, jadi …” belum juga Andini meneruskan ucapannya, Yudistira memotong ucapan Andini.

“Apa… oma sakit, sejak kapan ma…”

“Kemarin mama di hubungi tante kamu, oma jatuh dari kamar mandi dan kondisinya sekarang ada di rumah sakit. Jadi mama harap, kamu bisa membantu kakak kamu. Soal kuliah kamu, kamu bisa tetap kuliah dna setelah pulang kuliah kamu langsung ke perusahaan. Bagaimana, apa kamu bisa memenuhi keinginan kami.”

Yudistira terdiam, dia memikirkan apa yang harus dia lakukan kali ini. Sedangkan tama menepuk pelan bahu kekar sang adik, tama tahu jika kali ini Yudistira tidak bisa menolak keringanan kedua orang tuanya.

“Kakak mohon bantu kakak yud, hanya kamu harapan kakak dan juga papa.”

Helaan nafas panjang terdengar, kali ini Yudistira tidak bisa mengelak lagi. Dia harus menuruti keinginan papa dan mamanya, Yudistira menatap tama dna setelah itu dia melihat papa dna mamanya yang juga menatapnya.

“Huh… baiklah, tapi jangan besok ya. Ada suatu hal yang aku urus sebelum aku melihat tumpukan berkas di meja.”

Andini, Saputra dan juga tama tersenyum senang, mereka tahu jika yudis akan menerimanya. Yudistria menyugar rambutnya, dia memang harus bersiap menghadapi dunia kerja entah itu saat ini atau untuk beberapa bulan atau tahun ke depan.

“Kamu sudah makan sayang…?” Tanya Andini melihat ke arah Yudistira.

“Sudah ma, tadi sama teman teman waktu di mall.”

“Oh… ya sudah kalau begitu kita makan sekarang aja, sepertinya bik siti sudah menyiapkan semuanya.” Andini berdiri dari tempat duduknya, dia berjalan meninggalkan ketiga pria tersebut.

Sednagkan Saputra segera menyusul langkah istrinya, tapi sebelum keluar dia menepuk pundak kekar milik yudistria.

“Semangat nak, papa yakin kamu bisa seperti kakak kamu.” Saputra melanjutkan langkahnya menjauhi kedua anaknya.

“Kakak makan dulu ya yud, lapar dari tadi nih perut nunggu kedatangan kamu.” Tama segera pergi, sedangkan Yudistira mengikutinya keluar dari tempat kerja papanya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!