Seorang gadis mafia yang harus merenggangkan nyawanya usai di tembak mati oleh ayah angkatnya. Perkara ia mengetahui kejahatan ayah angkatnya yang melampaui batas. Meskipun ia hidup di dalam kehidupan keras, berbahaya dan penuh kejahatan, ia masih memiliki hati nurani.
Pasalnya ia tidak setuju dengan kejahatan ayah angkatnya yang memperdagangkan anak-anak kecil. Bukan hanya menjualnya, mereka juga menyiksa anak-anak itu dan beberapa anak-anak tewas.
Pada akhirnya ia pun mati di tembak saat ia ingin menyelamatkan anak-anak itu dari cengkraman ayah angkatnya itu.
"Papa, jika ada kehidupan lain dan bertemu denganmu lagi, aku tetap melakukan hal yang sama, yaitu menyelamatkan anak-anak kecil itu. Aku juga tidak akan membiarkan Papa berhasil atas kejahatan Papa yang melampaui batas ini! Jika ada kehidupan selanjutnya, aku akan balas dendam atas semua kejahatan yang Papa lakukan!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7
...☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️☘️❤🩹☘️❤🩹...
...Happy Reading...
...❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹❤🩹☘️❤🩹...
Tentu saja Greland tidak berhenti sampai di sini. Ia menendang Yanto hingga terpental di bawah meja makan.
Brukk!
"Akhhhhhh!" Teriak Yanto kesakitan.
Greland membuka tudung saji dan melihat ada beberapa makanan yang tersisa. Ia duduk di atas kursi dan kakinya menginjak tubuh Yanto sebagai pijakan untuk dia santai. Greland menikmati makanan yang lezat sambil menatap Yanto dengan mata yang penuh dengan kebencian.
Ranti dan Gemini terkejut melihat kejadian itu. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena Greland terlalu kuat.
"Greland, hentikan ini!" teriak Ranti, tapi Greland tidak peduli.
Greland terus menikmati makanannya sambil menginjak tubuh Yanto. Ia merasa puas dan berkuasa.
"Hentikan? Selama ini kalian menyiksa ku, di saat aku minta berhenti apa kalian menghentikannya? Kalian terus memukul ku, dan sekarang baru aku pukul sedikit saja minta berhenti, apa kalian selemah ini? Mana mulut besar kalian?" tanya Greland tersenyum licik.
"Kau... kau tidak boleh melakukan itu! Dia adalah paman mu, dia orang tua mu!" teriak Ranti.
"Orang tua?" tanya Greland terkekeh. "Orang tua macam apa dia menyiksa keponakannya, kalian itu numpang tinggal di rumah ku, tapi berlagak raja dan menjadikan aku pembantu, kalau kalian ingin tinggal di sini, bagaimana kalau kalian yang jadi pembantu?" tanya Greland tersenyum miring.
Yanto yang masih terbaring di bawah meja makan, merasa marah dan malu. Ia tidak bisa berbuat apa-apa karena Greland terlalu kuat. "Kau... kau tidak akan bisa mengalahkan kami!" teriak Yanto, tapi Greland hanya tertawa.
Greland menikmati momen ini, merasa bahwa ia telah membalas dendam pada Yanto dan Ranti. Ia memutuskan untuk membuat mereka menuruti perintahnya. "Baiklah, kalian akan menjadi pembantu di rumah ini, dan aku akan menjadi tuan rumah," kata Greland dengan nada yang tegas.
Ranti dan Yanto terkejut, tidak percaya bahwa mereka harus menuruti perintah Greland.
Ranti meminta Gemini untuk segera menghubungi Paman Hendra, berharap pria itu bisa membantu mereka mengatasi Greland yang semakin tidak terkendali. Gemini dengan cepat mengambil ponsel dan menekan nomor Paman Hendra, berharap dia bisa menjawab.
Setelah beberapa dering, Paman Hendra akhirnya menjawab. "Halo, Gemini? Apa yang terjadi?" tanya Paman Hendra dengan nada yang tenang.
"Greland menjadi sangat agresif, Paman! Dia menyakiti Papa dan Mama," jawab Gemini dengan suara yang bergetar.
Paman Hendra langsung waspada. "Jangan khawatir, aku akan segera ke sana. Coba untuk tetap tenang dan jangan melakukan apa-apa yang bisa memprovokasi Greland lebih lanjut," katanya.
Gemini mengangguk, meskipun Paman Hendra tidak bisa melihatnya. "Baik, Paman. Kami akan mencoba," jawabnya.
Setelah panggilan selesai, Ranti melihat Greland yang masih menginjak Yanto dengan kaki kanannya. "Greland, tolong hentikan ini. Kau tidak perlu melakukan hal-hal seperti ini," kata Ranti dengan suara yang lembut.
Tapi Greland hanya tersenyum sinis. "Kalian tidak perlu khawatir, aku hanya ingin menunjukkan siapa yang berkuasa di sini," katanya dengan nada yang dingin.
Yanto yang masih terbaring di bawah kaki Greland mencoba untuk berbicara, tapi Greland membungkam mulutnya lagi. "Diam!" katanya dengan keras.
...❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹...
semangat up banyak"ceritanya bagus