Kesempatan Kedua: Balas Dendam Anak Tak Di Anggap

"Maaf Nyonya Lastri dan Nona Elen di luar ada Tuan Kevin dan orang tuanya." Ucap pelayan.

Keduanya terkejut karena tidak biasanya orang tua Kevin datang tanpa memberi tahu lebih dulu. Pasti sudah terjadi sesuatu yang membuat mereka datang.

"Dimana Ana?" Tanya Kevin.

Belum sempat keduanya menyambut tamu tapi Kevin dan orang tuanya sudah lebih dulu masuk dan langsung bertanya tentang keberadaan Ana.

"Vin kenapa kamu tiba-tiba datang ke sini tanpa kasih tahu aku dulu?" Tanya Elen dengan suara di buat selembut mungkin.

"Memangnya kamu siapa? Sehingga putra ku harus laporan dulu sama kamu jika ingin menemui calon istrinya." Bentak Airin.

Elen langsung tersentak kaget dan berkaca-kaca. Elen langsung berdiri di belakang Lastri untuk berlindung.

"Tante dimana Ana?" Tanya Kevin sekali lagi.

"Ana tidak ada di sini Vin." Jawab Lastri.

"Bukannya kemarin kalian sudah ketemu dengan Ana? Dan kenapa Ana tidak ada di sini?" Cecar Airin.

"Ia memang kami kemarin ketemu dengan Ana, namun seperti yang kalian ketahui Ana tidak pulang bersama kami." Jawab Lastri.

"Vin kemarin aku di hajar habis-habisan sama Ana dan kamu lihat wajah aku lebam karena di tendang sama Ana." Adu Elen sambil menangis.

"Kami tidak bertanya tentang kamu perempuan bodoh! yang kami tanya adalah Ana. Sudah bagus Ana menghajar kamu dari pada kamu di bunuh sama dia." Ketus Airin membuat Elen sakit hati.

"Katakan sekarang di mana Ana tinggal. Aku yakin kalian pasti tahu?" Tanya Bayu.

"Kami tidak tahu di mana Ana tinggal karena kemarin kami bertemu di jalan dengan Ana. Untuk mengejar Ana saja kami sudah tidak sanggup karena di hajar oleh Ana." Jelas Lastri.

"Katakan sama Hendra untuk segera mengembalikan uang mahar yang sudah dia terima. Paling lambat besok jika tidak, jangan salahkan aku kalau melaporkan dia ke polisi." Tegas Bayu.

Kemudian Kevin dan Orang tuanya pergi dari kediaman Hutama. Sedangkan Elen masih terdiam karena kata-kata Ibu Kevin sangat menyakiti hatinya, Dia tidak terima di katakan bodoh oleh ibu pujaan hatinya.

Kevin sama sekali tidak melihat ke arahnya dan dia hanya fokus bertanya tentang keberadaan Ana. Apa mungkin Kevin sudah tidak mencintai dirinya lagi? Begitu pikir Elen.

Sementara di dalam mobil Airin dan Bayu terlihat gusar karena ternyata Ana tidak ada di sana. Kevin semakin pusing karena tendernya terancam batal.

"Bagaimana caranya kita mendapatkan Ana lagi Pa?" Tanya Airin.

"Aku tidak tahu Ma. Papa juga bingung sekarang." Jawab Bayu.

"Kita harus secepatnya menemukan Ana Pa karena Ana adalah jimat keberuntungan keluarga kita. Kata peramal itu selama Ana menjadi menanti kita, maka keluarga Prayoga akan semakin sukses." Desak Airin.

"Apa Mama benar-benar mempercayai perkataan peramal itu?" Tanya Kevin yang tidak habis pikir dengan sang Mama.

"Dia bukan peramal sembarangan Vin! Ramalan dia sudah banyak terbukti. Jadi, tentu saja Mama percaya pada ramalan itu." Jawab Airin.

"Tapi kalau ramalan itu meleset dan tidak terbukti, bagaimana Ma?" Tanya Kevin.

"Berdasarkan dengan kemampuan dan kecerdasan Ana, Mama sangat yakin kalau Ana benar-benar mampu untuk memajukan perusahaan kita." Airin berdecak kesal mendengar respon sang anak.

"Kamu jangan lupa Vin! Perusahaan AB Crop sudah setuju berinvestasi dengan perusahaan kita setelah kalian resmi bertunangan. Kamu harusnya sudah tahu betapa sulitnya bekerja sama dengan perusahaan raksasa itu, kalau Ana menjadi menantu keluarga Prayoga itu akan memudahkan semuanya. Papa Ana siap berinvestasi sebanyak 2,5 triliun kalau kamu dan Ana sudah resmi bertunangan." Jelas Airin membuat Kevin terkejut.

"Kenapa Mama selalu memaksa kamu untuk bertunangan dengan Ana, ia karena Ana itu adalah anak kandung dari Antonio Bagaskara pemilik perusahaan raksasa itu. Lebih baik sekarang kami fokus mencari Ana dan kamu tinggalkan saja perempuan bodoh itu." Lanjut Airin.

"Aku sangat mencintai Elen Ma dan Aku sama dia sudah lama berpacaran." Jawab Kevin.

"Apa yang kamu harapkan dari Elen Vin! Dia berasal dari keluarga biasa-biasa saja dan Hendra Papanya itu punya perusahaan kecil malah di bawah kita. Dan Elen tidak akan membantu perusahaan kita untuk maju, sementara dengan Ana kita akan mendapatkan investasi yang sangat besar dan di bantu dengan kecerdasan Ana." Jawab Airin.

"Baik Ma aku akan fokus mencari Ana dan akan bertunangan dengan dia, tapi tolong jangan paksa aku untuk putus dengan Elen." Ucap Kevin.

"Bagus Vin! Kamu harus bertunangan dengan Ana terlebih dulu, kalau Ana sudah ada di genggaman kita maka akan sangat gampang memanfaatkan dia. Mama tidak masalah kalau kamu masih mau melanjutkan hubungan kamu dengan Elen tapi kamu harus bermain cantik. Jangan sampai Ana dan Papa Ana tahu bisa-bisa perusahaan kita tinggal nama." Jelas Airin.

Alasan terbesar kenapa kedua orang tua Kevin sangat menikahkan putranya dengan Ana karena mereka baru mengetahui kalau Ana adalah putri kandung dari Antonio Bagaskara. Pemilik perusahaan raksasa dan orang yang sangat kaya.

Sudah sejak lima tahun yang lalu Bayu mengajak kerjasama dengan perusahaan AB Crop, tapi sulit sekali untuk bisa masuk kesana. Perusahaan raksasa itu sangat sulit di jangkau oleh perusahaan kelas menengah seperti milik keluarga Kevin.

Akhirnya kesempatan itu datang saat mereka tahu kalau Ana adalah putri kandung dari pemilik perusahaan raksasa itu. Mereka merencanakan pertunangan Kevin dengan Ana karena mereka tidak ingin kehilangan kesempatan dan tambang emas dengan menjodohkan Kevin dan Ana maka jalan itu akan terbuka dengan lebar. Antonio mau berinvestasi setelah sang putri telah resmi menjadi menantu keluarga Prayoga.

Namun semua itu hancur saat Ana membatalkan pertunangan itu dan malah membongkar hubungan Kevin dengan kakak tirinya. Bayu dan Airin sangat murka ketika mereka mengetahui Bahwa Kevin tengah menjalin asmara dengan Elen.

****

Sedangkan di lain tempat Ana kini sedang berada di warnet untuk belajar hacker dengan teman onlinenya. Kemampuan Ana semakin bertambah dan sekarang dia sedang mencari keberadaan Papa kandungnya.

Saat Ana mengetahui kalau sang Papa ternyata ada di luar negeri, pupus sudah harapannya untuk bertemu dengan sang Papa. Apalagi Ana terkendala biaya untuk menyusul sang Papa ke tempat tinggalnya.

"Ternyata Papa tidak ada di negara ini! Bagaimana caranya aku meminta perlindungan sama Papa kalau dia saja tidak ada di sini. Terpaksa aku harus berjuang sendiri untuk melawan mereka semua. Aku harus memantau pergerakan Papa siapa tahu Papa akan kembali ke negara ini, walau aku gak tau kapan pastinya. Tapi tidak ada salahnya memantau Papa." Batin Ana.

Jari-jari Ana bergerak dengan lincah di atas keyboard, dia mengetik kode-kode dengan sangat cepat. Setelah berjam-jam di dalam warnet Ana memutuskan untuk membeli laptop biar memudahkan pekerjaan nya memantau sang Papa.

Ana memesan taxi online dan menuju ke toko eletronik untuk membeli laptop dan alat penyadap yang dia butuh kan. Tak lupa Ana juga membeli CCTV mini yang sangat sulit di jangkau oleh orang-orang yang tidak berpengalaman.

Setelah selesai Ana langsung pulang ke kontrakannya dan segera membereskan belanjaannya.