Last Punishment : DEATH

Sejak saat itu, Gaurav di asuh oleh Sunil. Sunil memperlakukan Gaurav seperti putra nya sendiri. Kebetulan Sunil belum menikah karena profesinya yang begitu sibuk. Di sisi lain Sunil terus meminta Prasad untuk melakukan pencarian pada Bhairav yang sampai sekarang tidak di temukan.

"Prasad. Simpan ini... Aku mau Abu tuan Satya dan istrinya dibenamkan langsung oleh kedua putranya, "

"Entah kapan itu terjadi. Akan ada masanya Gaurav dan Bhairav bersatu kembali, " sambung Sunil.

Singkat cerita, Gaurav tumbuh menjadi anak yang sangat pintar dan baik hati. Dia bahkan di kulihkan oleh Sunil di London. Karena ini Gaurav sangat menekuni diri untuk terus belajar membanggakan ayahnya Sunil.

Chaturvedi sendiri berhasil menjadi kepala menteri dengan permainan kotornya itu. Sunil mulai curiga kepada Chaturvedi sejak masa jabatannya sudah habis. Kepala Menteri hanya mempunyai masa jabatan selama 5 tahun. Setiap kali di adakannya kampanye pemilihan calon kepala menteri baru, selalu saja para calon berakhir tragis. Karena inilah, Chaturvedi kembali di angkat menjadi kepala menteri sampai menemukan calon kepala menteri baru. Sunil mulai melakukan penyelidikan rahasia terhadap Chaturvedi. Dan di sinilah dia menemukan adanya permainan Kotor Chaturvedi dan para anggota dewan. Selain itu juga, Sunil mendengar perbincangan Chaturvedi dengan Aashun mengenai kematian Satya. Setelah mengetahui kebenaran itu, Sunil bergegas pergi untuk membicarakannya dengan Prasad. Sayangnya papan nama Sunil terjatuh tanpa sepengetahuan Sunil itu sendiri.

Gaurav yang baru pulang dari London berniat memberi kejutan, namun tidak sengaja mendengar semua percakapan antara Sunil dan Prasad. Gaurav mengetahui kebenaran dirinya yang sebenarnya. Sunil bukanlah ayah kandungnya, dan ayah kandungnya sudah meninggal dunia sejak Gaurav masih kecil. Gaurav sendiri mengalami hilang ingatan yang membuatnya tidak mengetahui semua masa lalunya. Dia juga mengetahui bahwa ayah dan juga ibu kandungnya meninggal dunia karena di bunuh.

"Kenapa ayah menyembunyikan semua ini dari ku?"

"Gaurav. Kapan kau tiba nak?"

"JAWAB PERTANYAAN KU AYAH!"

"Nak ayah terpaksa menyembunyikan semua ini, karena jika kau tau... Ayah takut kau akan bersedih." Mendengar itu Gaurav langsung terduduk lemas di lantai. Air mata mulai mengalir. Yang ia tangisi, ia tidak bisa mengingat bagaimana wajah asli orang tua kandungnya. Dia sama sekali tidak mengingat apa-apa, namun kenyataan itu membuatnya begitu sakit hati. Sunil menghampiri Gaurav dan memeluknya dengan sangat erat. "Maafkan ayah nak. Ayah tau ayah salah karena sudah menyembunyikan hal sebesar ini padamu, " ucap Sunil menenangkan Gaurav. Tiba-tiba mereka di kejutkan dengan adanya penyerangan di rumah. Karena ini, Sunil, Prasad, dan juga Gaurav langsung bersembunyi untuk menyelamatkan diri.

"Biar aku panggil bantuan kak, " ucap Prasad. Sayangnya di rumah itu sudah di pasangi jammer signal.

"Kak, tidak ada sinyal, "

"SH!T, "

"Gaurav. Kau tetap di sini. KAU MENGERTI?"

"TIDAK AYAH. AKU TIDAK AKAN MEMBIARKAN MU PERGI, "

"Percaya pada ayah. Ayah baik-baik saja." Sunil langsung bergerak bersama dengan Prasad untuk melawan mereka semua. Gaurav yang belum bisa apa-apa saat itu, hanya bisa diam bersembunyi sambil menutup kedua telinganya. Saling tembak menembak dua lawan puluhan terus berlangsung. Skill menembak Prasad dan Sunil juga lumayan bagus. Mereka sempat terpojok dan di kepung. Sejanta lawan mereka jauh lebih besar dari mereka. Prasad dan Sunil mengangkat kedua tangan sebagai tanda menyerah. Saat anak buah Chaturvedi mendekati Prasad dan Sunil, secara mengejutkan keduanya melakukan penyerangan dan mengambil pistol mereka. Kini keduanya kembali bangkit dan melakukan perlawanan. Namun tetap saja, walau sudah membantai sebagian anak buah Chaturvedi, keduanya tetap gugur. Tangan Prasad tertembak ketika dia berusaha melindungi Sunil. Karena ini Sunil lalu menarik Prasad untuk bersembunyi.

"Kak. Sebaiknya kau dan Gaurav segera pergi. Aku akan mengalihkan perhatian mereka, " ucap Prasad.

"Tidak. Aku tidak bisa membiarkan mu kenapa-kenapa. Bagaimana dengan istrimu nanti, "

"Jika kau terbunuh kak. Bagaimana dengan Gaurav?"

"Masih ada kau. Aku percayakan keamanan Gaurav padamu, "

"Kak?"

"Percayalah padaku Prasad. Jika aku selamat, mereka pasti akan terus mengincar ku, dan bisa membahayakan nyawa Gaurav juga, "

"Kemari ikut lah dengan ku." Sunil mengajak Prasad untuk pergi menyusul Gaurav secara diam-diam. Mereka pun menemukan keberadaan Gaurav, yang bersembunyi di bawah meja.

"Gaurav, " panggil Sunil pelan. "Kemari." Gaurav langsung perlahan-lahan mendekati Sunil dan Prasad. Gaurav sampai pada Sunil tanpa ketahuan sama sekali.

"Ayah, " ucap Gaurav yang menangis sambil memeluk Sunil. "Gaurav, dengarkan ayah. Apapun yang terjadi kamu harus tetap menjadi anak baik. Kamu harus patuh pada semua perkataan paman Prasad. Apa kau mengerti?"

"Tapi kenapa paman Prasad. Bukan cuma paman, aku juga kan patuh kepada ayah, "

"Gaurav, situasi ini tidak memungkinkan kita untuk bersama. Jika kita selamat sekarang, mungkin mereka akan terus memburu kita di mana pun kita berada. Ayah tidak mau kau kenapa-kenapa, "

"Dan Prasad. Setelah ini, pergilah kalian ke kota Jaipur. Dan... Selama ini aku selalu mendidiknya dalam materi sampai lupa mengajarkan nya bela diri. Jadi tolong kau ajarkan dia menjadi pejuang yang tangguh, "

"Dan... Balaskan rasa sakit ayah mu.. Rasa sakit kedua ayah mu. Kau mengerti?" ucap Sunil sambil memegang granat di tangannya. Melihat itu, Gaurav dan Prasad langsung terkejut. Sunil melepas pelukan Gaurav dan langsung berlari untuk mengalihkan perhatian.

"AY-" mulut Gaurav langsung di tutup oleh Prasad. Dengan kuat Prasad memeluk Gaurav yang saat itu memberontak ingin menyelamatkan Sunil.

Sementara Sunil dengan satu senjata di tangannya berusaha mengalihkan perhatian. Sunil menembaki mereka semua satu persatu sambil berlari ke suatu ruangan. Semua anak buah Chaturvedi mengejar Sunil dan masuk ke ruangan yang isinya penuh dengan senjata api.

"Ayo Gaurav. Kita harus pergi dari sini, " ajak Prasad. Mereka berdua lalu pergi bersembunyi di gudang samping rumah. Prasad melihat adanya kulkas bekas di sana, dan memabukkan Gaurav ke dalam kulkas tersebut. Sementara Prasad bersembunyi di balik kulkas itu. Tak berselang lama, sebuah ledakan pun terjadi. Ledakan itu berhasil menghancurkan sebagian rumah Sunil dan menghanguskan seluruh anak buah Chaturvedi.

Setelah beberapa menit, Prasad keluar dari persembunyiannya, dan mengeluarkan Gaurav. Kesedihan tergambar di wajah Gaurav, yang langsung memeluk Prasad.

"Kenapa mereka membunuh ayah ku paman? Kenapa?" Prasad yang sudah begitu kesal langsung menceritakan alasan mereka membunuh ayah kandung dan ayah angkat Gaurav. Selain itu Prasad juga menyebutkan nama Chaturvedi sebagai otak dari pembunuh ayah kandung nya.